Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pidato Megawati Disebut Tidak Menyerang Jokowi, Pengamat Curiga Sengaja Dibenturkan: Terbuka Seperti Keluarga!

        Pidato Megawati Disebut Tidak Menyerang Jokowi, Pengamat Curiga Sengaja Dibenturkan: Terbuka Seperti Keluarga! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Megawati Soekarnoputri mencuri perhatian dalam acara HUT PDIP ke-50 dengan pidatonya yang ceplas-ceplos dan dinilai menyindir telak seorang Jokowi.

        Mengenai hal ini, Pakar politik Haryadi menilai pidato Ketua Umum PDIP dalam HUT partai konteksnya internal dan bersifat kekeluargaan. Namun, dia menduga ada pihak ingin memanipulasi politik dengan melakukan falsifikasi.

        Staf Pengajar Departemen Politik di FISIP Unair itu mengatakan pascaperayaan HUT ke-50 PDIP, banyak potongan video dan kalimat pidato Megawati beredar di media sosial.

        Baca Juga: Sudah Dua Kali Megawati Buat Jokowi Tak Berkutik di Hadapannya, Omongan Rocky Gerung Tajam: Dia Anggap Jokowi Itu...

        Potongan video dan kalimat itu cenderung mengarah pada upaya membenturkan Megawati dan PDI Perjuangan dengan Presiden Jokowi.

        “Semua dilakukan lewat narasi di media massa partisan. Seakan PDI Perjuangan pamer kuasa di hadapan Presiden Jokowi. Bahkan beberapa pengamat di media partisan itu menyatakan bahwa Presiden Jokowi merupakan subordinat PDI Perjuangan,” kata Haryadi, Jumat (13/1).

        Haryadi menyatakan ada pihak yang mengambil kemanfaatan pidato Megawati untuk falsifikasi makna politik.

        Hasilnya mencerminkan manipulasi politik dipandang sebagai sarana pengaruh ideologis, spiritual, dan psikologis pada kesadaran massa untuk memaksakan ide dan nilai tertentu.

        Selain itu, mencoba memengaruhi opini publik dan perilaku politik untuk mengarahkan mereka dengan cara tertentu.

        Haryadi mengatakan Megawati pada peristiwa itu memberikan pesan kekeluargaan yang akrab, seperti layaknya ibu kepada anak-anaknya.

        Baca Juga: Ganjar Pranowo Fix Capres PDIP? Relawan Singgung Sinyal 'Menyerah' Puan Maharani: Sudah Ada di Kantong Megawati!

        Namun, peristiwa dibelokkan maknanya sebagai subordinasi PDIP terhadap Jokowi. Menurut dia, acara itu dimaksudkan sebagai perayaan di dalam keluarga besar dan masyarakat biasa. Sejak awal acara didesain merupakan acara internal partai, yanf mengundang akar rumput, yaitu pengurus ranting dan Satgas Cakra Buana.

        “Laiknya dalam keluarga, bisa lebih terbuka dalam berbicara. Pesan sebagai keluarga besar adalah ciri khas Bu Mega untuk membangun internal political market dan militansi para kader. PDIP termasuk salah satu partai yang dengan political ID atau identitas politik yang paling kuat. Itu berkat kekuatan mesin politik internal yang dibangun Bu Mega selama bertahun-tahun,” urai Haryadi.

        Cara berpolitik demikian sudah terbukti membuahkan hasil. Haryadi menjelaskan faktor yang membuat PDIP berhasil di Pemilu 1999.

        Selanjutnya Pemilu 2004 dan 2009, PDIP gagal bahkan terlempar keluar dari kekuasaan. Berikutnya lagi, pada Pemilu 2014 dan 2019, PDIP merebut kembali kekuasaan.

        Kemenangan Pileg dan sekaligus Pilpres pada 2014 dan 2019 itu, merupakan rekor baru dalam politik kepemiluan di Indonesia.

        Baca Juga: Telak! Jokowi 'Dihajar' Habis-habisan oleh Megawati saat Pidato HUT PDIP, Rocky Gerung Soroti Wajah Jokowi: Saya Lihat Dia Menunggu...

        Faktor penentu kemenangan dua kali berturutan itu adalah karena PDIP beruntung memiliki dua figur role model sekaligus, yaitu Megawati dan Jokowi.

        “Kekuatan dua figur ini menjadi perekat identitas partai yang begitu kuat. Sekaligus menjadi penentu kemenangan PDI Perjuangan secara berturutan. Betapa potensi kekuatannya secara kelembagaan diperlemah oleh pemberlakuan sistem Pemilu proporsional terbuka,” urai Haryadi.

        Haryadi mengajak semua pihak menelaah lebih dalam bahwa pidato Megawati menguatkan penting posisi Jokowi dalam point of view.

        Menurut Haryadi, hal itu terbukti dalam isi pidato Megawati di HUT lalu. Dia menyebut bagian pidato yang dimaksud adalah begini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: