Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kontroversial! Cak Nun Ibaratkan Presiden Jokowi Bagai Firaun, Luhut Panjaitan Bagai Haman

        Kontroversial! Cak Nun Ibaratkan Presiden Jokowi Bagai Firaun, Luhut Panjaitan Bagai Haman Kredit Foto: Instagram/Cak Nun
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Tokoh intelektual muslim Indonesia, Muhammad Ainun Nadjib atau biasa dikenal Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun membuat geger masyarakat setelah potongan video ceramahnya yang menyebut Presiden Jokowi sebagai Firaun viral di media sosial.

        “Karena Indonesia dikuasai oleh Firaun yang namanya Jokowi, oleh Qarun yang namanya Anthony Salim dan 10 naga, nggak 9, 10 saya kira. Terus ada Haman yang namanya Luhut,” ungkap Cak Nun dalam cuplikan video tersebut. 

        Sontak pernyataan Cak Nun ini dikritik oleh politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sekaligus pegiat media sosial, Guntur Romli.

        Baca Juga: Anies Baswedan Sengaja Selalu Berseberangan dengan Presiden Jokowi, Dinilai Supaya Bisa Tarik Para Pembenci Jokowi ke Kubunya

        “Ini penamaan yang menurut saya tidak tepat dan bahkan cenderung penghinaan. Karena bagaimanapun juga Jokowi adalah presiden kita yang tidak mungkin bisa disamakan dengan Firaun,” kata Guntur melansir dari Cokro TV, Selasa (17/01/23).

        Menurut Guntur, meskipun ada kekurangan di Presiden Jokowi, dan tentu saja pasti ada kekurangan karena Presiden Jokowi adalah manusia biasa. Tetapi tidak sampai layak dihina dan dituduh seperti Firaun. 

        “Karena Firaun yang diceritakan ini kan versi dalam kisah agama Islam sosok yang menjadi musuh dari Nabi Musa Alaihissalam yang juga disebutkan yang sampai mengaku-ngaku seperti Tuhan,” jelas dia.

        Cak Nun mengibaratkan atau menyamakan presiden kita presiden Indonesia Bapak Joko Widodo yang juga presidennya Cak Nun sendiri seperti Firaun.

        Kemudian juga menyebut nama-nama lain yang di mirip-miripkan yang digotak-gatok kan seperti kisah Firaun. Ada Qorun itu katanya seperti Anthony Salim, kemudian ada Haman yang merupakan penasehat Firaun itu seperti Luhut Panjaitan.

        “Saya melihat ada unsur kesombongan ketakaburan dari ucapan Cak Nun itu sendiri. Ketika dia merasa bisa menghakimi seseorang, mengadili seseorang, memvonis seseorang seperti Firaun misalnya, berarti dia sudah merasa paling benar,” jelas Guntur.


        Baca Juga: Jadi Urusan Jokowi, Anak Buah Surya Paloh Ogah Pusing Soal Isu Reshuffle: Saya Kerja Saja!

        Saya tidak yakin kalau misalnya itu ada kisah Firaun yang dikutip oleh Cak Nun

        terus Nabi Musa nya siapa? Apakah Cak Nun merasa sebagai nabi Musa? Yang waktu itu datang kepada Firaun untuk memberikan teguran dan pelajaran?” tanyanya.

        “Kalau sampai ini perasaan itu ada mengaku lawannya yang dia sebut seperti Firaun, kemudian merasa dirinya seperti Nabi Musa ini kan sudah kesombongan dan ketakaburan yang sangat nyata,” tutup Guntur.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: