Kesempatan Buat Ganjar Pranowo? Survei Sebut PDIP Kurang 'Nyeruduk' Kalau Mengusung Puan Maharani Jadi Calon Presiden
Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) kembali melakukan hitung-hitungan peluang terkait pemilu 2024 lewat survei yang dilakukan. Kali ini SMRC melakukan survei siapa sosok yang bisa menaikkan elektbailitas PDIP jika dimajukan sebagai Capres.
SMRC melakukan survei eksperimental. Dalam survei ini ada treatment dan kontrol. Dalam treatment, dimasukkan sejumlah nama tokoh untuk dilihat mana yang lebih berpengaruh menaikkan suara partai.
“Dalam pertanyaan kontrol ini, yang menyatakan akan memilih PDIP sekitar 20 persen. Saiful menjelaskan bahwa sample untuk pertanyaan kontrol ini hanya 244 dengan margin of error sekitar 6 persen,” demikian bunyi keterangan resmi yang diterima wartaekonomi.co.id, Kamis (19/1/23).
Dalam pertanyaan treatment pertama, dimasukkan nama Puan Maharani. Pertanyaannya adalah bila PDIP mencalonkan Puan Maharani untuk menjadi presiden, partai atau calon dari partai mana yang akan Ibu atau Bapak pilih di antara partai-partai berikut ini bila pemilihan umum dilakukan sekarang?
Maka ditemukan ada 27 persen suara yang akan memilih PDIP jika Puan Maharani diusung.
“Walaupun suara PDIP naik dibanding pertanyaan kontrol, tapi kenaikan ini memiliki tingkat signifikansi yang kurang meyakinkan,” ujar pendiri SMRC, Saiful Mujani dalam keterangan tersebut.
Hal yang tak jauh berbeda dengan Puan Maharani tadi adalah Jika PDIP mencalonkan Prabowo Subianto (treatment ketiga), yang mana suara PDIP menjadi 26 persen.
Bila yang dicalonkan PDIP adalah Ganjar (treatment kedua), suara PDIP menjadi 36 persen, naik 16 persen. Ini menunjukkan pengaruh Ganjar jauh lebih kuat. Secara keseluruhan, menurut Saiful, yang signifikan menaikkan suara PDIP adalah Ganjar.
“Dilihat dari eksperiment ini, yang akan memperkuat PDIP dari sisi calon presidennya adalah Ganjar Pranowo,” jelasnya.
Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 3-11 Desember 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1220 responden.
Response rate sebesar 1029 atau 84 persen. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling). Metode eksperimental untuk menguji efek pencalonan presiden terhadap elektabilitas partai dilakukan dengan membagi responden secara acak ke dalam empat kelompok (kontrol, treatmen 1, treatment 2 dan treatmen 3), dan setiap responden mendapat satu pertanyaan sesuai kelompoknya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto