Cara Cermat Berinvestasi di Reksadana, Mudah dan Murah Bisa Dimulai dari Rp10 Ribu Saja!
CEO ZAP Finance Prita Ghozie menuturkan bahwa investasi reksadana adalah investasi yang ramah bagi seluruh kalangan. Mulai dari gaji UMR hingga gaji ratusan juta. Investasi reksadana juga mudah dibeli dengan harga terjangkau mulai dari Rp10 ribu.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana-dana dari investor untuk diinvestasikan ke bursa efek. Dana dari berbagai investor akan dibelikan berbagai instrumen keuangan seperti saham, obligasi, pasar uang yang akan dikelola oleh manajer investasi. Itulah mengapa investor pemula sangat direkomendasikan untuk berinvestasi di reksadana karena mudah, murah dan dikelola oleh profesional.
Baca Juga: Makin Mudah Investasi Saham dan Reksadana dengan SFAST Smart App
Jenis Reksadana
1. Reksadana pasar uang
Reksadana pasar uang hampir pasti memberikan keuntungan meski dengan return yang kecil.
2. Reksadana pendapatan tetap
Sementara itu, reksadana pendapatan tetap sudah pasti memberikan return tiap bulan tetapi tidak banyak.
3. Reksadana campuran
Reksadana campuran adalah gabungan antara saham dengan obligasi sehingga risikonya mulai agak tinggi.
4. Reksadana saham
Kemudian, reksadana saham memberikan hasil yang paling tinggi, tetapi dengan risiko yang juga sama tingginya.
Tidak ada salah dan benar dalam mengelola reksadana. Semua itu tergantung dengan 'selera' dan kebutuhan serta tujuan keuangannya. Ini karena reksadana tetap memiliki keuntungan yang berbeda-beda.
Sebelum memutuskan untuk membeli reksadana, kamu harus tahu dulu hal-hal ini:
1. Tujuan investasi
Kenapa kita mau beli reksadana? Jangan sampai hanya iseng membeli tanpa tujuan yang jelas. Misalnya ingin liburan ke Jepang 2 tahun lagi, itu berarti simpan uangnya ke reksadana pasar uang.
Atau berinvestasi untuk dana sekolah anak 4 tahun lagi, itu berarti simpan uang ke reksadana pendapatan tetap. Sementara untuk dana kuliah anak yang lebih dari 10 tahun lagi, simpan investasinya di reksadana saham. Jika ingin berinvestasi dalam 5 tahun ke depan, bisa ke reksadana campuran.
Oleh karena itu, pastikan tujuan investasi ini untuk apa.
2. Strategi investasi
Adapun startegi pertama adalah dengan membeli reksadana secara berkala setiap bulannya. Ini karena adanya sistem autodebet dari rekening tabungan kita untuk membeli sebuah produk reksadana yang sudah kita pilih sebelumnya.
Kemudian, strategi kedua adalah membeli sekaligus untuk didiamkan dan dicairkan saat waktunya tiba.
Tidak ada salah dan benar dalam strategi ini, semua tergantung kebutuhan dan pekerjaan kita. Jika kamu seorang karyawan dengan gaji bulanan, maka akan lebih baik memakai strategi yang pertama. Sementara jika kamu seorang freelance atau profesional tertentu, kamu bisa mengambil strategi yang kedua.
Prita juga memberikan strategi buatannya yaitu HAPSARI = Hanya Perlu Selembar Sehari atau cukup dengan Rp10 ribu sehari sehingga di akhir bulan akan terkumpul Rp300 ribu bisa dibelikan reksadana.
Perlu diingat hal yang tak kalah penting adalah memilih manajer investasi untuk 'meracik' reksadana kamu yaitu mereka yang memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta bekerja di perusahaan investasi yang juga terdaftar di OJK.
Selain itu, mulailah dari nominal kecil terlebih dahulu untuk sekalian belajar dan memantau perkembangan dari masing-masing reksadana tersebut. Agar kita memiliki investasi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Terakhir, membeli reksadana harus di tempat yang memiliki lisensi agen penjual efek reksadana (APERD), bisa ke bank, sekuritas hingga platform digital yang saat ini sudah banyak berkembang. Perbedaannya terdapat di fasilitas, biaya, kemudahan akses dan lain sebagainya. Namun, perlu diingat bahwa pada akhirnya kitalah yang menanggung semua risiko ataupun keuntungan. Jadi, harus cermat ya!
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: