Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Anggota NATO Ini Sampai Bilang Swedia Bodoh Gara-gara Pembakaran Al-Qur'an

        Anggota NATO Ini Sampai Bilang Swedia Bodoh Gara-gara Pembakaran Al-Qur'an Kredit Foto: Reuters/Ritzau Scanpix/Mads Claus Rasmussen
        Warta Ekonomi, Budapest -

        Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto menyebut Swedia melakukan kebodohan karena mengizinkan aksi pembakaran Al-Qur'an oleh politisi sayap kanan Rasmus Paludan di negaranya.

        Menurut Szijjarto, pembiaran atas aksi Paludan menyebabkan Turki menangguhkan pembicaraan tentang aksesi Stockholm ke Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

        Baca Juga: Turki Enggak Bercanda Kasih Perlakuan Spesial ke Finlandia, Swedia Mohon Maaf Jangan Iri

        Szijjarto mengatakan, aksi pembakaran kitab suci agama lain adalah hal yang tak dapat diterima.

        "Sebagai seorang Kristen dan sebagai seorang Katolik, saya harus mengatakan bahwa pembakaran kitab suci agama lain adalah tindakan yang tidak dapat diterima," ucapnya dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu di Budapest, Selasa (31/1/2023), dikutip laman Daily Sabah.

        Dia kemudian menyinggung komentar Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson yang menilai aksi Rasmus Paludan sebagai bentuk kebebasan berekspresi dan berbicara.

        "Menyatakan bahwa pembakaran kitab suci adalah bagian dari kebebasan berbicara merupakan kebodohan," ujar Szijjarto.  

        Ia menyarankan Swedia untuk mengambil tindakan berbeda atas aksi pembakaran Al-Qur'an jika ingin memperoleh dukungan Turki untuk menjadi anggota NATO.

        “Jika suatu negara ingin bergabung dengan NATO dan berusaha untuk mendapatkan dukungan Turki, mungkin negara itu harus bersikap sedikit lebih hati-hati,” kata Szijjarto

        Dia mengungkapkan, parlemen Hungaria akan memutuskan apakah bakal menyetujui aksesi Swedia dan Finlandia ke NATO pada Februari tanpa menyebut tanggal spesifik.

        “Kami memiliki pendirian yang jelas. Kami mendukung perluasan NATO,” ujarnya.

        Turki dan Hungaria adalah dua negara anggota NATO yang masih menolak permohonan aksesi Swedia dan Finlandia ke organisasi pertahanan multilateral tersebut. Seperti disinggung Szijjarto, parlemen Hungaria diperkirakan akan menyetujui permohonan aksesi Helsinki dan Stockholm pada Februari.

        Sementara itu, Turki tampaknya masih akan mempertahankan penolakannya, khususnya terhadap Swedia.

        Dalam pertemuan dengan para pendukung mudanya pada Ahad (29/1/2023) lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kembali menyeru Swedia untuk mengekstradisi orang-orang yang tengah diburu Turki dari negaranya.

        Menurut Erdogan, orang-orang tersebut adalah para aktor yang terlibat upaya kudeta terhadap pemerintahannya pada 2016 dan tersangka teror dari kelompok milisi Kurdi.

        Baca Juga: Presiden Bilang Rakyatnya Mencintai Erdogan: Berjiwa Besar dan Murah Hati

        “Jika Anda (Swedia, Red) benar-benar ingin bergabung dengan NATO, Anda akan mengembalikan para teroris ini kepada kami. Anda akan mengirimkan para teroris ini kepada kami sehingga (Swedia) dapat bergabung dengan NATO,” kata Erdogan.

        Penolakan Turki terhadap aksesi Swedia ke NATO telah diwarnai aksi pembakaran Al-Qur'an oleh politisi sayap kanan berkebangsaan Swedia-Denmark, Rasmus Paludan.

        Pada Jumat (27/1/2023) lalu, Paludan untuk kedua kalinya dalam sepekan membakar Al-Qur'an di depan sebuah masjid serta Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen, Denmark. Aksinya mendapatkan pengawalan kepolisian Denmark. Sebelumnya, pada 21 Januari, dia telah melakukan aksi serupa di dekat Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia.

        Paludan telah berjanji akan terus membakar Al-Qur'an hingga Swedia dan Finlandia memperoleh keanggotaan NATO.

        “Begitu dia (Erdogan) membiarkan Swedia bergabung dengan NATO, saya berjanji tidak akan membakar Al-Qur'an di luar kedutaan besar Turki. Jika tidak, saya akan melakukannya setiap Jumat pukul dua siang,” ujar Paludan setelah melakukan pembakaran Al-Qur'an di Kopenhagen.

        Aksi pembakaran Al-Qur'an oleh Paludan telah memicu protes dan kecaman dari negara-negara Muslim, termasuk Indonesia.

        Pekan lalu, Turki telah menangguhkan pembicaraan aksesi Swedia dan Finlandia ke dalam NATO. Itu merupakan salah satu reaksi Ankara atas aksi pembakaran Al-Qur'an oleh Rasmus Paludan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: