Tumbuh Signifikan, Silverlake Axis Optimis Pada Potensi di Pasar Indonesia
Chief Technology Officer perusahaan penyedia layanan perangkat lunak inti perbankan (core banking) di ASEAN, Silverlake Axis, Philip Law menyampaikan bahwa perusahaan telah melayani lebih dari 40% dari 20 bank terbesar di wilayah Asia Pasifik dan telah tumbuh secara signifikan pada tahun 2022.
Diketahui pertumbuhan Silverlake Axis secara revenue mencapai 18% senilai RM736,5 juta atau setara dengan sekitar US$185 juta YoY pada tahun 2022.
Dengan kehadirannya di Indonesia, Philip menerangkan bahwa Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi unik, sangat luas, dan terus tumbuh. Selaras dengan ini, Arief Kusuma selaku Country Director Indonesia Silverlake Axis menyebut bahwa Indonesia dengan potensi ekonomi digital yang besar dan yang bertumbuh dengan sangat cepat merupakan salah satu pasar prioritas bagi Silverlake Axis dalam pertumbuhannya.
Baca Juga: Daftar Pekerjaan TI dan Gajinya yang Paling Banyak Diminati di Darknet
"Kita adalah negara dengan nilai ekonomi digital yang terbesar sejauh ini sampai 2045 sekitar Rp22.500 triliun. Tentunya yang terjadi dua tahun terakhir terutama selama Covid-19 itu kan dua hal, perubahan dari customer behavior dan terjadinya akselerasi digitalisasi. Jadi kalau kita lihat tren perbankan itu sekarang mereka melakukan yang namanya digital transformation journey, not necessarily mengganti core banking tetapi banyak hal sekarang baik produk dan layanan itu sudah berbasis digita. Nah di sinilah kami One Silverlake, kita hadir di Indonesia ini bukan sebagai core banking saja tapi juga kita ada banyak produk," tutur Arief kepada media pada Selasa (31/1/2023).
Sebagai perusahaan yang memimpin pasar perangkat lunak inti perbankan di wilayah ASEAN, melalui produk dan layanannya Silverlake Axis memungkinkan pemanfaatan teknologi untuk mengubah dan memodernisasi bisnis sehingga dapat mendukung transformasi sistem perbankan dan keuangan, di mana hal ini merupakan salah satu fokus dari transformasi digital di Indonesia.
Terkait dengan operasional bisnis perusahaan sejauh ini terutama di wilayah Indonesia, Arief mengklaim bahwa Silverlake Axis senantiasa berhasil dan tidak pernah gagal dalam mengoperasionalkan produk dan layanan yang ditawarkan. Hal ini didukung dengan visi misi perusahaan untuk menyediakan solusi transformasi digital bagi industri perbankan di Indonesia.
"Dalam implementasi kita tidak pernah fail, jadi 100% implementasi dilakukan secara sukses oleh Silverlake. Kami sendiri di Indonesia, ada sekitar 80 orang, secara regional ada 2500 [...] Jadi kami mempunyai 3E, pertama adalah experience (pengalaman), kedua adalah expertise (keahlian), dan ketiga adalah execution (pelaksanaan) [...] Pada saat kita melakukan implementasi, kita sudah tahu seperti apa requirement di Indonesia, juga tim-tim yang kami turunkan juga orang yang memang berpengalaman dan berkemampuan," ujar Arief.
Melihat potensi industri di masa mendatang, Arief menyampaikan bahwa Silverlake Axis senantiasa optimis pada pertumbuhannya ke depan. Hal ini didukung dengan dorongan transformasi sistem perbankan dan keuangan di Indonesia yang telah berubah menyeseuaikan perkembangan zaman di mana kini bank mulai menerapkan model bisnis, struktur, dan teknologi terbaru untuk dapat memenuhi permintaan pelanggannya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: