Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kalau Jokowi Merestui Prabowo, KIB Plus PKB Merapat

        Kalau Jokowi Merestui Prabowo, KIB Plus PKB Merapat Kredit Foto: Andi Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga memberi tanggapan atas rencana Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (cak Imin) yang akan menemui Ketua Umum Golkar untuk mengajak bergabung ke Koalisi Gerindra-PKB.

        Dia menilai keinginan cak Imin ingin mengajak Golkar bergabung ke Koalisi Gerindra- PKB tentu hal yang wajar. Sebab, hingga saat ini koalisi yang terbentuk pada umumnya masih cair.

        Jamil menyebut kalau saat ini justru masing-masing koalisi dalam situasi rentan. Sebab, setiap koalisi sudah mulai membicarakan pasangan capres yang akan diusung. 

        Tarik menarik sesama partai politik di masing-masing koalisi akan menguat. Hal ini berpeluang menimbulkan ketidakpuasan diantara partai politik yang berkoalisi.

        Saat kondisi demikian, membuka ruang partai politik akan keluar atau masuk ke koalisi tertentu. Hal itu tampaknya yang ingin dimanfaatkan cak Imin untuk menarik Golkar ke Koalisi Gerindra-PKB.

        "Masalahnya, apakah cak Imin akan berhasil menarik Golkar ke koalisinya? Ada dua kemungkinan terkait hal itu.

        Pertama, kalau KIB bentukan Istana, maka peluang Golkar pindah ke koalisi Gerindra-PKB sangat besar. Bahkan tidak menutup kemungkinan PAN dan PPP ikut bergabung," kata Jamil.

        "Tentu hal itu terjadi bila ada restu dari Istana. Namun restu itu diberikan bila Istana memang menginginkan Prabowo Subiakto yang menjadi capres," pungkasnya.

        Dengan bergabungnya KIB ke Koalisi Gerindea-PKB, maka akan berpeluang Prabowo dipasangkan dengan Ganjar Pranowo atau Ridwan Kamil. Dengan begitu, pasangan capres yang diusung berpeluang menang.

        "Dua, bila KIB bukan bentukan Istana maka Golkar akan menolak tawaran Cak Imin. Golkar akan merasa lebih nyaman tetap bergabung di KIB," tegasnya.

        Golkar sebagai "pemimpin" di KIB, tentu akan sulit meninggal koalisinya. Golkar akan berupaya menciptakan KIB menjadi lebih kompetitif agar dapat menang pada Pilpres 2024.

        "Untuk itu, Golkar justru akan berupaya menarik cak Imin (PKB) untuk bergabung ke KIB. Dengan begitu, KIB akan semakin kuat.

        Namun peluang Golkar menarik PKB juga tidak mudah. Sebab, PKB tampaknya sudah nyaman bersama Gerindra," jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: