Biomassa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) merupakan salah satu limbah padat hasil samping dari proses produksi minyak kelapa sawit. Keberadaan biomassa TKKS sangat melimpah, yakni hampir 23 persen dari produksi crude palm oil (CPO).
Dengan potensi ini, Dosen Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPIMA) IPB University, Dr. Siti Nikmatin, melakukan riset pengolahan TKKS menjadi produk bernilai ekonomi.
Baca Juga: Senin Pertama Februari 2023, Harga Sawit Tercatat Naik
"Pemanfaatannya sudah dilakukan, namun diperlukan adanya diversifikasi produk untuk menaikkan nilai tambah. Produk limbah kelapa sawit ini selalu ada dan berkelanjutan, oleh sebab itu jika ini dimanfaatkan menjadi produk yang memiliki daya saing, maka itu tepat," kata Dr. Siti Nikmatin, dilansir dari laman resmi IPB University.
Dari hasil risetnya, Dr. Siti Nikmatin menemukan TKKS berpotensi dijadikan sebagai alternatif bahan baku tekstil yang biasanya didapatkan dari selulosa terbaik yang ada pada kapas. Perlu diketahui, pemenuhan kapas di Indonesia selama ini didominasi impor.
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Siti Nikmatin ini didanai oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
"Pasar industri tekstil mencari alternatif, misalnya dari eucalyptus, akasia, bambu, dan limbah polimer sintetis. Inovasi yang telah dibuktikan adalah dengan menjadikan limbah TKKS menjadi rayon viskosa sebagai bahan baku benang dan kain untuk tekstil," jelasnya.
Dijelaskan Dr. Siti Nikmatin, keterlibatan masyarakat desa dan mitra UMKM dapat mengubah TKKS menjadi benang pilin, kain tenun yang menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), dan produk fashion (tas, sepatu, topi dan lain-lain).
Baca Juga: Amankan Pasokan, Pemerintah Naikkan Batas DMO Minyak Kelapa Sawit
Sementara itu, kerja sama dengan mitra riset dapat mengolah TKKS menjadi stapel rayon viskosa (kapas buatan) dengan metode wet spinning.
Selain itu, Dr. Siti Nikmatin menjelaskan potensi limbah TKKS ini juga dapat digunakan untuk kebutuhan yang lebih luas, yaitu filler biokomposit, co-firing, bio briket, hingga accessory building.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: