Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Senin Pertama Februari 2023, Harga Sawit Tercatat Naik

Senin Pertama Februari 2023, Harga Sawit Tercatat Naik Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) tercatat naik menjadi Rp11.695/kg pada Senin (6/2/2023). Dengan demikian, terdapat kenaikan sekitar Rp5/kg, jika dibandingkan harga CPO pada Senin pekan lalu (30/1/2023) yang mencapai Rp11.690/kg (WD).

Melansir laman InfoSAWIT pada Selasa (7/2/2023), untuk Franco wilayah Dumai, harga CPO ditetapkan Rp11.695/kg. Sementara harga CPO wilayah Talang Duku dibuka Rp11.545/kg, namun terjadi Withdraw (WD) dengan penawaran harga tertinggi Rp11.350/kg serta harga CPO di Teluk Bayur ditetapkan Rp11.565/kg. Kenaikan harga ini sudah mulai terjadi semenjak awal perdagangan CPO di Februari 2023.

Baca Juga: Pekan Pertama Februari 2023, Harga Rataan CPO Tercatat Naik, Kira-kira Jadi Berapa Ya?

Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan Pungutan Ekspor dan patokan Bea Keluar (BK) dua minggu sekali guna menghabiskan stok minyak sawit yang sebelumnya penuh.

Harga referensi CPO untuk penetapan BK dan tarif BLU BPDPKS atau PE periode 1–15 Februari 2023 adalah USD879,31/MT. Nilai ini turun sebesar USD41,26 atau 4,48% dari periode 16-31 Januari 2023, yaitu sebesar USD920,57/MT.

Baca Juga: Mengawali Februari, Harga CPO Domestik Turun Lagi Nih, Kok Bisa?!

"Saat ini harga referensi CPO mengalami penurunan yang mendekati ambang batas sebesar USD680/MT. Untuk itu, merujuk pada PMK yang berlaku saat ini maka pemerintah mengenakan BK CPO sebesar USD52/MT dan PE CPO sebesar USD90/MT untuk periode 1–15 Februari 2023," kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Budi Santoso, dilansir dari laman resmi Kementerian Perdagangan RI.

Penurunan harga referensi CPO dipengaruhi beberapa faktor di antaranya penurunan permintaan dari India dan Tiongkok, penguatan kurs Ringgit terhadap USD, dan peningkatan harga minyak nabati lainnya karena penurunan produksi di Amerika Serikat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: