Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        HPN 2023: Pers Mainkan Peran Besar Bangun Image Positif Industri Sawit Nasional

        HPN 2023: Pers Mainkan Peran Besar Bangun Image Positif Industri Sawit Nasional Kredit Foto: Ellisa Agri Elfadina
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pers memainkan peran besar dalam mendukung kemajuan industri sawit di Indonesia. Oleh karena itu, sinergi antara insan pers dengan para pemangku kepentingan dalam industri sawit harus terus diperkuat.

        Penegasan ini disampaikan oleh Tofan Mahdi, Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), dalam satu sesi seminar pada rangkaian acara puncak Hari Pers Nasional (HPN) di Medan, Rabu (8/2/2023).

        Baca Juga: IPB Berinovasi, Limbah Kelapa Sawit Sukses Diubah Jadi Produk Ekonomi Kreatif!

        "Melalui publikasi berita sawit yang objektif dan positif, image industri sawit semakin membaik. Ini akan memperkuat keberlanjutan industri sawit Indonesia," kata Tofan.

        Berbicara di depan lebih dari seratus peserta HPN dan mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi di Sumatra Utara, Tofan mengungkapkan peran strategis sawit dalam perekonomian.

        Baca Juga: Biodiesel B35, Harapan Jaga Stabilitas Harga TBS Petani Sawit

        "Lihatlah saat pandemi tahun 2020 lalu, kontraksi pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah yang paling rendah dibandingkan negara-negara lain, bahkan lebih baik dari negara maju," kata Tofan. 

        Tofan mengatakan, tahun 2022, sumbangan devisa ekspor minyak sawit mencapai rekor tertinggi dalam sejarah. Nilai devisa ekspor mencapai USD39 miliar atau hampir Rp600 triliun. Devisa ekspor yang tinggi inilah yang menopang stabilitas nilai tukar rupiah terhadap valuta asing khususnya dolar AS. 

        "Rasanya berat membayangkan ekonomi Indonesia tanpa industri sawit," kata peneliti pada Paramadina Public Policy Institute ini. 

        Ditanya tentang prospek industri sawit ke depan, Tofan optimistis tetap positif. "Dari sisi demand, permintaan minyak sawit di pasar global akan tetap tinggi. Tetapi apakah Indonesia akan tetap menjadi produsen dan eksportir minyak sawit terbesar dunia hingga 10-30 tahun mendatang, Wallahualam," katanya.

        Baca Juga: Isu Emisi Karbon Minyak Sawit Paling Tinggi Sangat Keliru, Ini Buktinya!

        Untuk menjaga keberlangsungan industri minyak sawit Indonesia, kata Tofan, ada satu aspek terpenting yang perlu diperhatikan, yaitu aspek kebijakan.

        "Bukan harga CPO yang rendah yang bisa menghancurkan industri sawit. Kalau pun bisa, perlu waktu lama. Karena harga selalu fluktuatif, tidak mungkin turun terus, pasti ada titik untuk naik. Tetapi kebijakan yang keliru dalam menata industri minyak sawit, bisa menghancurkan industri strategis ini dalam waktu sekejap," kata Tofan.

        Baca Juga: Hilangnya MinyaKita di Pasaran Jadi Bukti Industri Sawit Dimonopoli

        Dalam kaitannya dengan HPN, Tofan berharap dukungan yang terus menerus dari pers Indonesia terhadap industri sawit.

        "Terus bantu kami dalam melawan diskriminasi dan kampanye negatif sawit. Teman-teman pers juga harus ikut mengawal setiap proses perumusan kebijakan dan regulasi terkait sawit," kata Tofan. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: