Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Efek Dibangun Buru-buru Sama Anies Baswedan, JIS Berakhir Hujan Kecaman: Apakah Ini Cerminan dari...

        Efek Dibangun Buru-buru Sama Anies Baswedan, JIS Berakhir Hujan Kecaman: Apakah Ini Cerminan dari... Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengusaha Mardigu Mowiek menyorot tajam polemik serta borok yang dimiliki oleh Jakarta International Stadium atau JIS.

        Dirinya memberikan kritikan pedas terhadap stadion yang dinilainnya seperti dibangun terburu-buru di era Anies Baswedan.

        Baca Juga: Anies Punya Nilai Jual Tinggi Tapi Tiba-tiba Kena Isu Utang Piutang, Rocky Gerung Sebut Moralitasnya Terancam Runtuh, Waduh!

        Menurutnya, kekurangan dari stadion tersebut telah membuat puluhan ribu penonton sengsara saat menonton konser Dewa 19 pada Sabtu Malam (4/2/2023).

        Dirinya mengatakan tidak buru-burunya pembangunan stadion ini hanya untuk memperlihatkan citra mewah, makanya tak ada gunanya.

        "Kalau seonggok bangunan mewah, semua orang bisa bangun, namun kalau tidak melihat dan membangun secara keseluruhan, ya nggak ada gunanya," tutur Bossman dalam narasinya di tayangan video bertajuk 'Bossman Kapok Nonton Konser di JIS Stadium' di akun YouTube Bossman Mardigu yang diunggah Selasa (7/2/2023).

        Pria yang akrab disapa Bossman ini menilai pembangunan JIS di era Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu terkesan terburu-buru,  Sehingga, kesan pamer yang disuguhkan. "Apakah ini cermin era membangun di zaman populism ini ya," tanya Bossman.

        Baca Juga: Kubu Lawan Mohon Siap-siap, Relawan Sebut Anies Baswedan Sudah Menang di Indonesia Timur!

        Menurut Bossman, pembangunan JIS sepertinya mementingkan bentuk fisiknya dulu, namun untuk urusan orang berkunjung ke JIS dikesampingkan.

        "Sarana penunjang lainnya nggak ada, ya nggak apa-apa. Toh yang merasakan hanya yang ke stadion atau yang pakai infrastrukturnya saja, yang 100.000 orang yang hadi ke sana yang tahu masalahnya, sementara yang 100 juta orang yang enggak pernah ke sana hanya lihat berita dan gambar saja," ungkap dia.

        Selain itu, kata Bossman, untuk berita juga bisa diarahkan dan gambar bisa diedit dan diperindah.

        Baca Juga: Buka-bukaan Hersubeno Arief Ngaku Pernah Lihat Dokumen Perjanjian Utang Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Ternyata Isinya...

        Bagi yang mengeluhkan sarana JIS, menurut Bossman, paling cuma 50 ribuan orang atau bagi mereka yang mengerti sering nonton konser atau nonton bola di luar negeri. Sedangkan sisanya tidak tahu.

        Bossman membandingkan JIS dengan stadion berstandar bagus di luar negeri di mana orang-orang bisa meninggalkan stadion dalam waktu 30 menit, meskipun jumlahnya hingga 100 ribu orang.

        "Kecil kok antara yang tahu dan tidak tahu. Rakyat yang tahu hanya ada gedung megah, ada jalanan dibangun, keren lewat media," kata Bossman. 

        Dia juga menilai pembangunan JIS sudah parah, apalagi jika tidak segera dibuatkan prasarana penunjang lainnya.

        Baca Juga: KPK Galau Teruskan Penyelidikan Formula E Gegara Tuduhan Jegal Anies Baswedan, Ahli Hukum Jujur: Benar Kata Pak Mahfud...

        "Waduh, parah ya begini cara bertindaknya. Ke depan kita harus stop budaya populerism dan narcissistic begini," tandas Bossman.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: