Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Optimalisasi Teknologi Pangan Gula, ID FOOD Sinergi dengan BRIN

        Optimalisasi Teknologi Pangan Gula, ID FOOD Sinergi dengan BRIN Kredit Foto: ID FOOD
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Komisaris Independen PT RNI (Persero)/ID FOOD sekaligus Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Marsudi Wahyu Kisworo, mengatakan komoditas gula yang dikelola ID FOOD berpotensi dapat dioptimalkan dengan inovasi teknologi pangan.

        Hal ini dikatakannya saat berkunjung ke beberapa kebun tebu dan pabrik gula yang dikelola ID FOOD Group bersama jajaran Komisaris dan Direksi ID FOOD serta Tim Riset BRIN.

        Baca Juga: Jelang Ramadhan, Kementan Pastikan Stok Kebutuhan Pangan Pokok di Sumatera Selatan Aman

        "Setelah berkunjung ke lahan tebu dan pabrik gula yang dikelola ID FOOD Group, banyak inovasi teknologi pangan yang dapat diterapkan untuk perbaikan hulu pangan, misalnya pengembangan bibit unggul tebu yang dapat dilakukan uji coba di lahan tebu sekitar 3-7 hektare," terang Marsudi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (14/2/2023).

        Menurutnya, dalam rencana revitalisasi pabrik gula ID FOOD Group, salah satunya di wilayah Jawa Barat, pihak riset BRIN akan membantu desain hingga audit teknologinya sehingga diharapkan dapat mendukung performa mesin-mesin di pabrik gula untuk mendapatkan efisiensi dan kualitas produksi yang terbaik.

        "Teknologi inovasi BRIN dapat mendukung minimalisasi impor dan dukung swasembada gula sebagai fokus utama, saatnya kita perbaiki di hulu pangan untuk optimalisasi produksi gula," urainya.

        Lanjutnya, tahun 2023 ini dapat dioptimalkan dan diharapkan tahun 2024 hasil inovasi teknologi untuk kontribusi produksi gula dapat meningkat. "Target hingga 300 ribu ton gula dan dapat meningkat 2 kali lipatnya saja sudah mampu mengurangi impor gula," katanya.

        Harapannya, tahun 2024 hasil inovasi produksi gula dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dari hasil tanam tebu dengan metode baru yang dilakukan pertengahan semester 2023. Hal ini pun akan membuktikan apakah Indonesia nanti dapat memproduksi lebih dari 80 ton per hektarenya.

        Ia menyebut, uji coba bibit unggul tebu diprediksi mampu memproduksi kisaran hingga 130 ton per hektarenya. Selain itu, melalui bibit unggul dan teknologi memadai, juga diharapkan perbaikan rendemen di atas 7 persen, bahkan diharapkan di atas 9 persen.

        "Jika hasil panen uji coba ini berhasil dan sukses di tahun 2024, bibit-bibit unggul tebu akan ditanam di kebun-kebun tebu area lainnya yang dikelola ID FOOD," pungkasnya.

        Kerja sama ID FOOD dengan Pusat Riset Teknologi BRIN dilakukan mulai dari perbaikan varietas tebu yang bertujuan memperbaiki varietas PSJK 922 agar mempunyai sistem perakaran yang kokoh sekaligus mempunyai ketahanan terhadap kekeringan.

        Selain itu, kolaborasi ID FOOD dengan BRIN juga dilaksanakan melalui pengembangan biofertilizer (pupuk hayati) majemuk dan biostimulan atau bioagen untuk tanaman tebu berbasis limbah industri gula. Hal ini bertujuan untuk memperoleh produk biofertilizer dan biostimulan dengan memanfaatkan limbah industri gula guna meningkatkan kesuburan tanah, efektivitas dan efisiensi penggunaan pupuk, dan meningkatkan ketahanan tanaman tebu terhadap kondisi lingkungan ekstrem terutama kekeringan.

        Sebelumnya, Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD Frans Marganda Tambunan mengatakan, sesuai yang diamanahkan Menteri BUMN Erick Thohir soal BUMN menjadi bagian untuk mewujudkan swasembada gula konsumsi, ID FOOD berkomitmen untuk meningkatkan produksi gula konsumsi hingga sebesar 400 ribu ton di tahun 2025 mendatang.

        Baca Juga: RUPS Dijalankan, Sejumlah Jurus Segera Dilakukan ID FOOD Group

        Frans memerinci dari 2,3 juta ton gula produksi nasional yang dihasilkan BUMN, sekitar 1,04 juta ton merupakan kontribusi ID FOOD dan PTPN Holding. ID FOOD memproduksi sekitar 250 ribu ton per tahun. Artinya, kontribusi kepada produksi nasional sekitar 11 persen yang dihasilkan dari tiga anak perusahaan, yaitu PT PG Rajawali I, PT PG Rajawali II, dan PT PG Candi Baru, serta enam pabrik gula yang saat ini aktif beroperasi.

        Pihaknya pun berkomitmen terus menggenjot produksi gula dengan membuka peluang sinergi untuk meningkatkan kontribusi produksi gula nasional dan diharapkan tahun 2025 dapat menyumbang hingga 400 ribu ton, sebagian lagi akan dilakukan sinergi dengan PTPN Holding agar defisit gula konsumsi nasional sekitar 850 ton dapat tercukupi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: