Gandeng Tanoto Foundation, Menteri PPPA Luncurkan Buku Bantu Perkembangan Emosi Anak
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPPA) bersama Tanoto Foundation, organisasi filantropi independen di bidang pendidikan, meluncurkan Seri Buku Cerita Anak SIGAP yang berjudul Saat Noni Datang pada hari ini, Rabu (22/2/2023). Buku ini disusun bersama-sama melalui program SIGAP (Siapkan Generasi Anak Berprestasi) dari Tanoto Foundation dengan dibantu Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).
Menteri PPPA, Bintang Puspayoga, menyampaikan bahwa Kemen-PPPA mendukung kegiatan launching buku Saat Noni Datang sebagai upaya pemenuhan salah satu hak dasar anak berdasarkan Konvensi Hak Anak (KHA) dan Undang-Undang tentang Perlindungan Anak, yaitu hak untuk tumbuh dan berkembang, khususnya dalam perkembangan sosial emosional.
Baca Juga: Bejat! Guru di Minahasa Selatan Cabuli 19 Siswa Laki-laki, KemenPPPA Buka Suara
"Mengenal emosi adalah salah satu dari komponen penting yang harus dimiliki oleh anak sebelum akhirnya dapat menguasai kemampuan kecerdasan emosi yang lebih kompleks. Pengenalan terhadap emosi harus dimulai dan dibiasakan sejak dini. Makin anak mengenali emosi yang ia rasakan, makin ia bisa mengendalikan dirinya," kata Menteri PPPA.
"Salah satu cara orang tua mengenalkan emosi pada anak adalah melalui buku bacaan. Kehadiran buku bergambar dengan warna warni yang menarik, didukung dengan cerita yang apik, sehingga anak menjadi lebih tertarik," lanjut Menteri PPPA dalam keterangannya, Rabu (22/2/2023).
Buku ini bertemakan mengenal jenis-jenis emosi anak. Selain untuk membantu anak mengenali beragam jenis emosi, buku ini juga menjadi media bantu bagi orang tua dan pendidik dalam mengajarkan anak cara mengelola berbagai emosi yang mereka rasakan, serta mendukung pengembangan kemampuan bahasa dan pra-literasi.
Untuk diketahui, anak-anak mengalami perkembangan pesat pada tiga tahun pertama kehidupannya, meliputi perkembangan fisik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional. Perkembangan sosial emosional pada anak usia dini meliputi kemampuan untuk mengenali emosi diri dan orang lain, mengelola dan mengekspresikan emosi dengan cara yang positif, dan mengembangkan empati terhadap kondisi dan perasaan orang lain.
Di jangka panjang, kemampuan sosial emosional ini akan berdampak positif bagi kesehatan mental, capaian pendidikan, dan interaksi sosial. Namun, perkembangan sosial emosional ini sering kali terabaikan oleh orang tua atau pengasuh anak karena cenderung memprioritaskan kecerdasan intelektual (IQ).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Puri Mei Setyaningrum