Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tanda Kiamat Semakin Dekat, Bos ChatGPT Persiapkan Diri dengan Senjata Canggih!

        Tanda Kiamat Semakin Dekat, Bos ChatGPT Persiapkan Diri dengan Senjata Canggih! Kredit Foto: Twitter/Dripped Out Technology Brothers
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        CEO OpenAI, Sam Altman, perusahaan di balik alat canggih ChatGPT mengungkap bahwa ia telah mempersiapkan diri akan terjadinya hari kiamat. Dalam artikel di The New Yorker, Sam mengungkapkan bagaimana ia bersiap untuk bertahan hidup jika dunia berakhir.

        "Saya bersiap untuk bertahan hidup. Masalah saya adalah ketika teman-teman saya mabuk, mereka berbicara tentang bagaimana dunia akan berakhir," ujarnya.

        Sam menyinggung bagaimana laboratorium Belanda memodifikasi virus flu burung H5N1 lima tahun lalu sehingga membuatnya sangat menular. Sam khawatir kemungkinan virus sintetis yang mematikan dilepaskan dalam dua puluh tahun ke depan menjadi skenario buruk.

        "Skenario paling populer lainnya adalah AI yang menyerang kita dan negara-negara yang berperang dengan nuklir karena sumber daya yang langka," lanjutnya yang justru khawatir dengan kehadiran AI.

        Baca Juga: Mengenal Sosok Sam Altman, CEO OpenAI, Si Jenius di Balik Alat ChatGPT yang Pernah Kerja Bareng Elon Musk

        Mengutip India Today di Jakarta, Kamis (23/2/23) Sam melanjutkan bahwa ia sebenarnya tidak ingin terlalu memikirkan soal kiamat. Tetapi, ia telah mempersiapkan diri.

        "Saya mencoba untuk tidak terlalu memikirkannya. Tapi saya punya senjata, emas, potasium iodida, antibiotik, baterai, air, masker gas dari Angkatan Pertahanan Israel, dan sebidang tanah besar di Big Sur yang bisa saya kunjungi," ujarnya.

        Ibu Sam juga berbicara tentang kepercayaan putranya pada kiamat dan mengatakan bahwa dia adalah seorang optimis namun bertahan hidup, dengan perasaan bahwa segala sesuatu selalu salah dan tidak ada satu tempat pun di dunia yang aman.

        "Sam memang menyimpan banyak hal yang terikat di dalam. Dia akan menelepon dan mengatakan bahwa dia sakit kepala, dan dia akan mencarinya di Google, jadi ada beberapa cyber-chondria di sana juga. Saya harus meyakinkan dia bahwa dia tidak menderita meningitis atau limfoma, itu hanya stres," papar ibunya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: