Angkatan Udara Amerika Depak 2 Perwira Pangkalan Nuklir dan Anak Buahnya: Enggak Kapabel!
Angkatan Udara Amerika Serikat telah memberhentikan enam anggota militer yang ditempatkan di pangkalan nuklir utama, termasuk dua komandan. Mereka dipecat karena "kehilangan kepercayaan" pada kemampuan mereka untuk melakukan tugas yang diberikan.
Pemecatan tersebut terjadi di Pangkalan Angkatan Udara Minot di Ward County, North Dakota, yang merupakan satu-satunya pangkalan militer AS yang menjadi tuan rumah bagi dua kaki dari tiga serangkai nuklir.
Baca Juga: Diplomat Top Amerika Gak Segan-segan Tebar Ancaman ke China: Kalian Pikir Kami Ragu?
Minot adalah rumah bagi 28 pesawat pengebom berkemampuan nuklir B-52H Stratofortress dan 165 rudal balistik antarbenua Minuteman III, serta peralatan terkait.
Kolonel Gregory Mayer, kepala Grup Dukungan Misi ke-5, dan Mayor Jonathan Welch, komandan Skuadron Kesiapan Logistik ke-5, adalah dua perwira senior yang pemecatannya diumumkan pada hari Senin oleh Komando Serangan Global Angkatan Udara.
"Tindakan personel ini diperlukan untuk mempertahankan standar yang sangat tinggi yang kami tuntut dari unit-unit yang dipercayakan untuk mendukung misi nuklir Negara kita," jelas Mayor Jenderal Andrew J. Gebara, komandan Angkatan Udara ke-8.
Empat bawahan dari kedua komandan itu juga dipecat. Mereka memegang posisi kepemimpinan tetapi tidak diidentifikasi dengan nama atau pangkat dalam siaran pers tersebut.
Angkatan Udara menolak untuk menjelaskan apa yang sebenarnya menyebabkan keputusan tersebut, tetapi Gebara meyakinkan publik bahwa militer tetap "berkomitmen untuk menyukseskan misi penangkalan strategis yang tidak pernah gagal".
Menurut Air Force Times, Mayer memiliki karier selama 25 tahun, dengan pengalaman di bidang teknik sipil. Dia tiba di Minot pada Juni lalu dan bertanggung jawab atas 1.900 penerbang dan aset militer senilai 4,3 miliar dolar AS.
Ada beberapa pemecatan tingkat tinggi di pangkalan tersebut selama dua dekade terakhir, kata media tersebut. Fasilitas itu juga menghadapi pengawasan atas pelanggaran, termasuk "kecurangan yang meluas dalam tes kecakapan bulanan untuk para pilot rudal, kesalahan penanganan senjata nuklir, perilaku yang tidak profesional, dan penggunaan narkoba," tambah laporan itu.
Pada tahun 2013, Associated Press melaporkan bahwa sebuah inspeksi di pangkalan itu menemukan apa yang digambarkan oleh seorang komandan sebagai "kebusukan," termasuk pelanggaran aturan keamanan senjata, kemungkinan kompromi kode dan kegagalan lain yang ditoleransi. Angkatan Udara memberhentikan 17 petugas peluncuran dari tugas pada saat itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: