Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sejalan dengan Harapan Presiden Jokowi, Begini Loyalitas Rekind dalam Menerapkan Penggunaan Produk Lokal

        Sejalan dengan Harapan Presiden Jokowi, Begini Loyalitas  Rekind dalam Menerapkan Penggunaan Produk Lokal Kredit Foto: Rekind
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Komitmen pemerintah dalam upaya menggalakkan peningkatan penggunaan produk dalam negeri, begitu besar dan kuat. Hal itu tergambar ketika Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan kegiatan ‘Business Matching’ Belanja Produk Dalam Negeri 2023 di Istora Senayan, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (15/3/2023).

        Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengingatkan pentingnya belanja produk dalam negeri untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kebijakan pemakaian produk dalam negeri tidak hanya di Indonesia. Jokowi mencontohkan Amerika Serikat juga sudah mengeluarkan kebijakan pembelian produk dalam negeri di tahun 2023. Makanya, Ia mendorong agar pemerintah terus disiplin menggunakan produk dalam negeri dalam belanja pemerintah.

        Sebagai upaya menjaga kedisiplinan itu salah satunya ditempuh pemerintah dengan menyelenggarakan Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri. Pelaksanaan agenda tersebut merujuk pada keberhasilan penyelenggaraan Business Matching di tahun sebelumnya serta melanjutkan progress program P3DN sepanjang tahun 2022.

        Baca Juga: Jokowi Bakal Tambah Tukin Bagi Instansi yang Paling Banyak Belanja Produk Lokal, yang Kebanyakan Impor Dihukum!

        Menariknya, di event tahunan itu ada warna tersendiri, dengan hadirnya perusahaan Engineering, Procurement dan Construction (EPC) nasional, PT Rekayasa Industri (Rekind). Sejak awal event, stand Rekind menjadi perhatian banyak pengunjung, baik masyarakat maupun pejabat swasta dan negara, termasuk  Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.   

        Rekind yang hadir di stand 311 menyuguhkan informasi karya-karya terbaik yang pernah dikerjakannya, seperti pembangunan pabrik pupuk, pembangkit listrik, kilang Migas, pabrik petrokimia dan sebagainya. Di stand itu juga terpampang miniatur rancang bangun dan perekayasaan Rekind di Proyek Blue Sky Balongan.       

        “Proyek Blue Sky Balongan yang diresmikan pada 28 Agustus 2005 merupakan proyek langit biru yang ramah lingkungan, sekaligus sebuah tonggak bersejarah karena merupakan kilang minyak pertama di Indonesia yang dibangun oleh putra-putri Indonesia melalui Rekind selaku kontraktor utamanya. Lewat proyek ini juga Rekind mampu meluluskan harapan pemerintah untuk  menyerap kandungan lokal sebesar 42,54 persen, ” ujar Yusairi, Direktur Operasi dan Teknologi/Pengembangan Rekind *menjelaskan kepada* Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

        Capaian kandungan lokal tersebut menurut Alumnus Teknik Mesin *ITB angkatan 84* ini, menunjukkan komitmen Rekind yang selalu mengedepankan produk-produk dalam negeri berkualitas guna mendukung setiap kegiatan project yang dikerjakannya. Kalaupun ada komponen yang harus diimpor, itu merupakan pilihan terakhir, karena bagi perusahaan yang berdiri sejak 12 Agustus 1981 itu,  Indonesia memiliki banyak produk-produk berkualitas dalam menunjang kegiatan di bidang industri EPC. Di sisi lain, Rekind juga berkomitmen untuk merekrut atau mempekerjakan tenaga-tenaga terampil lokal dalam pengerjaan proyek. Kompetensi mereka ditingkatkan melalui transfer of  knowledge oleh engineer-engineer terbaik Rekind.  

        Baca Juga: ESDM Apresiasai Langkah Rekind yang Mampu Bereskan Proyek-proyek Tersulit Meski Dihadapkan Masalah Finansial 

        Ditambahkan Yusairi, dalam kurun waktu empat tahun terakhir realisasi nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di sejumlah proyek yang diikerjakan Rekind, realisasinya rata-rata mencapai angka 53,47%. Semua nilai TKDN tersebut diverifikasi langsung oleh lembaga verifikasi independent (PT Sucofindo dan PT SI). 

        Upaya Rekind meningkatkan nilai TKDN, sudah dimulai sejak pembuatan proposal proyek, desain perekayasaan awal (Front End Engineering Design/FEED) hingga pelaksanaan pembangunan atau konstruksi proyek. Bahkan dalam pengadaan barang dan jasa Rekind selaku kontraktor kerap menetapkan batasan nilai TKDN yang harus dipenuhi oleh setiap vendor dan/atau sub kontraktor di dalam kontrak pekerjaannya masing-masing.“Jika nilai TKDN tidak terpenuhi sesuai kontrak, kami tidak segan memberikan sanksi tegas kepada mereka (vendor dan subkontraktor),” jelas peraih gelar Magister Gas Engineering & Management University of Salford, Inggris Tahun 2004 tersebut.

        Meskipun demikian, lanjut Yusairi, perlu dipahami nilai TKDN sangat bergantung dengan cost estimate barang dan jasa. Fluktuasi pada cost estimate juga akan mengakibatkan terjadinya fluktuasi nilai TKDN. Di sisi lain, tinggi rendahnya pemanfaatan TKDN setiap proyek juga sangat bergantung dari seberapa besar kemauan pemilik proyek. Kondisi ini biasanya terjadi karena harga material di perusahaan lokal bisa menjadi lebih mahal ketimbang impor.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: