Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jokowi Ogah Campurkan Sepak Bola dan Politik, PDIP Langsung Klarifikasi: Pasang Bendera Partai...

        Jokowi Ogah Campurkan Sepak Bola dan Politik, PDIP Langsung Klarifikasi: Pasang Bendera Partai... Kredit Foto: Andi Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, mengklarifikasi ihwal pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menegaskan sepak bola tidak boleh dicampuradukkan dengan politik. 

        Menurutnya, apa yang dimaksud dengan tidak mencampuradukkan sepak bola dengan politik adalah atribut partai yang dipasangkan di setiap fasilitas olahraga.

        Baca Juga: 2 Kadernya 'Dihabisi' Buntut Batalnya Piala Dunia U-20, PDIP: Kami Baca Setiap Serangan, Sedih...

        "Tidak berbeda, itu jelas Pak Jokowi jangan campurkan olahraga dengan politik, jangan pasang bendera partai di stadion-stadion yang ada pertandingan FIFA. Jangan bawa politik praktis. Maksudnya seperti itu, kami sependapat," kata Hasto dalam konferensi persnya di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (30/3/2023).

        Hasto juga mendorong Jokowi untuk kembali melobi FIFA, yang pada kesempatan perhelatan Piala Dunia Qatar mencoret Rusia akibat invasi terhadap Ukraina.

        Dia mengatakan, sebagai pemimpin negara, Jokowi mesti konsisten dalam bersikap kepada dunia internasional, bahwa Indonesia tidak pernah menolak penyelenggaraan Piala Dunia U-20 sebagai tuan rumah.

        Baca Juga: PDIP Minta Publik Tak Saling Menyalahkan Atas Batalnya Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

        "Yang kita lakukan adalah melobi ke FIFA agar menerapkan suatu standar yang sama ketika FIFA mencoret Rusia karena aspek kemanusiaan dan hukum internasional diperlakukan yang sama dengan Israel. Sekiranya itu terjadi, kita akan menjadi tuan rumah yang paling baik di dunia dan itu juga akan dipastikan oleh PDI Perjuangan," kata Hasto.

        Dia menilai Indonesia memiliki sejarah mengenai sikap penjajahan, seperti yang dilakukan Israel terhadap Palestina. Hasto juga mengeklaim, Stadion Gelora Bung Karno dibangun sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajahan.

        "Tanpa sikap penolakan terhadap Israel tidak akan pernah lahir kompleks GBK, yang mencerminkan semangat kita untuk membangun supremasi di dunia olahraga," kata dia.

        Oleh sebab itu, dia menyayangkan sikap FIFA yang menggagalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Kendati demikian, Hasto tegas mengatakan peristiwa tersebut tidak melunturkan kesadaran akan sejarah masa lalu.

        Baca Juga: Pengamat Sebut Keputusan FIFA Batalkan Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 Tidak Fair: Kita Harus Bersatu dan Protes!

        "Dengan peristiwa ini, bagaimana kita menghadapi apapun tetap setia pada tujuan kita, dalam membangun kesadaran, semangat kita untuk mewujudkan olahraga Indonesia sebagai bagian dari supremasi Indonesia di dunia internasional. Baik sepak bola, bulu tangkis, pencak silat, dan sebagainya," tandasnya.

        Jokowi Sebut Penolakan Timnas Israel Tak Bisa Dicampurkan dengan Urusan Politik

        Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan keikutsertaan Timnas Israel dalam Piala Dunia U-20 tidak ada kaitannya dengan posisi politik luar negeri Indonesia pada Palestina.

        "Dalam urusan Piala Dunia U-20 ini kita sependapat dengan Duta Besar Palestina untuk Indonesia bahwa FIFA memiliki aturan yang harus ditaati anggotanya. Jadi jangan mencampuradukkan urusan olahraga dan urusan politik," kata Jokowi dalam keterangannya dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (28/3/2023).

        Baca Juga: Tak Lagi Ragu-ragu, Usai Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 Presiden Jokowi Segera Lakukan Reshuffle Kabinet

        Kendati demikian, Jokowi menilai posisi Indonesia dalam koridor mendukung kemerdekaan Palestina atas invasi militer yang dilakukan Israel berkaitan teguh dengan prinsip yang dipegang Indonesia dalam mendukung penyelesaian to states solution konflik Israel dan Palestina.

        "Prinsip negara kita, Indonesia, yang selalu konsisten dan teguh dalam memperjuangkan dan mendukung kemerdekaan bangsa Palestina dan mendukung penyelesaian to states solution negara Israel dan negara Palestina merdeka. Ini sesuai dengan konstitusi, menolak penjajahan dalam bentuk apapun," tegasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Hidayat
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: