Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mesir dan Suriah Bakal 'Balikan', Terkuak Alasannya

        Mesir dan Suriah Bakal 'Balikan', Terkuak Alasannya Kredit Foto: Reuters/Yves Herman
        Warta Ekonomi, Kairo -

        Suriah dan Mesir sedang dalam pembicaraan tingkat lanjut untuk memulihkan hubungan diplomatik yang terputus setelah pecahnya konflik di Suriah pada tahun 2011, sumber-sumber yang mengetahui hal ini mengatakan kepada Wall Street Journal.

        Sebuah pertemuan puncak dijadwalkan antara Presiden Suriah Bashar Assad dan mitranya dari Mesir Abdel Fattah el-Sisi, tak lama setelah bulan suci Ramadan berakhir pada akhir April, media AS tersebut melaporkan.

        Baca Juga: Selain Bali, Mesir Juga Laporkan Lonjakan Turis Rusia, Angkanya hingga 181 Persen

        Pada Sabtu (1/4/2023), Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad melakukan kunjungan resmi pertamanya ke Kairo dalam lebih dari satu dekade terakhir, mengadakan pembicaraan dengan diplomat tertinggi Mesir Sameh Shoukry.

        Menurut Kementerian Luar Negeri Suriah, kedua belah pihak membahas "berbagai aspek kerja sama bilateral dan cara-cara untuk memperkuat hubungan persaudaraan" selama pertemuan tersebut.

        Kementerian Luar Negeri Mesir dalam pernyataannya melaporkan bahwa kedua menteri "sepakat untuk mengintensifkan saluran komunikasi antara kedua negara pada tingkat yang berbeda selama fase yang akan datang."

        Shoukry menegaskan kembali dukungan Cario untuk "penyelesaian politik yang komprehensif untuk krisis Suriah sesegera mungkin," bunyi pernyataan tersebut.

        Menurut sumber-sumber WSJ, kedua belah pihak juga diharapkan untuk mendiskusikan kemungkinan kembalinya Suriah ke Liga Arab selama pembicaraan di Kairo.

        Partisipasi Damaskus dalam kelompok yang terdiri dari 22 negara ini dibekukan 12 tahun yang lalu ketika para anggota menuduh Suriah melakukan penumpasan dengan kekerasan terhadap oposisi.

        Pemerintah Assad, yang bersikeras bahwa mereka telah memerangi terorisme internasional selama bertahun-tahun, saat ini telah berhasil mendapatkan kembali kendali penuh atas wilayah Suriah dengan bantuan sekutunya, Rusia dan Iran.

        Hubungan diplomatik antara Kairo dan Damaskus terputus pada tahun 2013 di bawah pemerintahan Islamis Mesir sebelumnya, Mohamed Morsi, yang mendukung oposisi Suriah.

        Ketika mengumumkan penutupan kedutaan besar di Suriah, Morsi juga mengecam keterlibatan kelompok bersenjata Hizbullah Lebanon dalam konflik di sisi Damaskus dan mendesak agar zona larangan terbang ditetapkan di atas negara tersebut.

        Perbaikan hubungan antara Damaskus dan negara-negara Arab lainnya dipelopori oleh Uni Emirat Arab, yang membuka kembali kedutaan besarnya di Suriah pada tahun 2018 dan telah dikunjungi oleh Assad sebanyak dua kali dalam dua tahun terakhir. Pekan lalu, Suriah dan Arab Saudi juga sepakat untuk membuka kembali misi diplomatik mereka.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: