Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rhenald Kasali Bongkar Ciri-Ciri Artis yang Terlibat Pencucian Uang

        Rhenald Kasali Bongkar Ciri-Ciri Artis yang Terlibat Pencucian Uang Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Rhenald Kasali menyebut ada sepuluh hal yang bisa dilihat sebagai ciri-ciri artis atau publik figur yang terlibat pencucian uang pejabat atau pengusaha nakal.

        Adapun ciri pertama adalah usaha yang dimiliki oleh artis tersebut secara mendadak menjadi sangat besar.

        "Tanda pertama artis terlibat pencucian uang adalah secara tiba-tiba usaha yang dijalankannya menjadi besar hingga membuat orang kagum," ujar Rhenald dikutip dari akun YouTubenya, Kamis (6/4/2023).

        Baca Juga: Koruptor Takut Dimiskinkan, Ketua KPK Bakal Terapkan Pasal TPPU ke Rafael Alun Trisambodo 

        Rhenald mengatakan, faktor lainnya yang menandakan artis tersebut terlibat adalah Easy Money atau seperti sangat mudah dalam mendapatkan uang.

        Ia mengibaratkan apabila Anda ingin pinjam uang dari bank, Anda tidak bisa dapat uang sekaligus. Anda tidak bisa membangun secepat itu, ekspansi secepat itu.

        "Anda harus presentasi dulu kepada pimpinan bank. Anda harus tunjukkan cash flow. Ada laporan keuangan yang diaudit, bank tidak akan sembarangan. Tetapi kalau Anda gunakan easy money, is so easy," ujarnya. 

        Rhenald mengatakan, artis ini memperoleh uang dengan sangat mudah. Berbeda ketika mengajukan pinjaman uang pada bank yang membutuhkan persyaratan yang macam-maam dan sulit untuk dipenuhi dalam waktu singkat.

        “Tetapi kalau Anda gunakan easy money, so easy tidak perlu laporan keuangan, tidak perlu laporan audit, tidak perlu profit, yang penting bisnisnya cepat banget karena tujuanya adalah di situ tempat untuk nitipin uang,” ucapnya.

        Ciri lainnya adalah mereka selalu punya alibi atau alasan terkait sumber dari uang yang dihasilkannya. 

        “Oh ini adalah hasil dari usaha. Padahal, kalau kita hitung-hitung hasil usaha itu mana bisa dipakai untuk beli Ferrary, terlebih lagi dipakai untuk membeli pesawat jet, kan lucu-lucuan namanya. Mereka juga ngaku (berasal) dari pekerjaan dan kita tahu pekerjaan itu tidak mungkin menghasilkan uang sebesar itu,” jelasnya.

        Rhenald menyebut tanda lainnya adalah bukan bangun usaha, tapi membangun new empire atau memiliki kerajaan bisnis baru karena banyak orang yang menitipkan uangnya.

        “Awalnya satu orang yang nitip lama-lama banyak orang juga yang nitip, ini orang yang DNA-nya sama. Lama-lama muncullah orang kaya dan berpangkat juga ingin mendapatkan uang. Kita percaya untuk memutar uang kita, yang penting uang kita aman tidak ada di rekening kita, tidak ada di berangkas kita,” ujarnya.

        Selain itu, dengan mengaku modalnya dari warisan atau dari bisnis yang sulit dipahami umumnya mengaku dari warisan atau dari kepintaran-kepintaran yang orang lain tidak pahami atau sulit dianalisis.

        "Misalnya mereka mengatakan trading, saya pikir trading itu ekspor-impor, enggak tahunya trading itu pakai judi online, pakai algoritma, kripto, bisnis properti, dan lain sebagainya, yang tidak mudah pokoknya dan orang tidak tahu value-nya seperti apa, mereka bisa create," jelasnya. 

        Kemudian ada sosok tersembunyi di belakang mereka, di mana dengan kondisi yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka rasanya tidak mungkin dia sendiri. Akhirnya kita bisa tahu dari siapa? Dari salah satu karyawan yang bekerja di sana, tapi dia sangat bersinar dari yang lainnya.

        "Bila yang lain mobilnya bernilai Rp200-500 juta masih okelah. Tapi ada salah satu yang bening sekali, mobilnya harganya 20 kali lipat," ucapnya. 

        Faktor yang dapat dikatakan sangat jelas menandakan artis tersebut memiliki tempat pencucian uang adalah mereka punya usaha yang jadi besar, tetapi tidak memiliki keahlian bisnis. 

        “Ada orang lain yang jauh lebih pandai dari mereka, mereka tidak mengerti strategi, tidak mengerti finansial, manajemen, marketing, dan lain-lain. Dia tahunya ngomong saja dan tampil di publik,” paparnya.

        Lanjutnya, mereka juga dikelilingi oleh media komunikasi dan terlihat seakan bagi-bagi uang. 

        Faktor terakhir yang bisa dilihat sebagai tanda adalah, tiba-tiba banyak masalah yang muncul di tempat usaha mereka, di mana masalah akan muncul dari karyawan titipan-titipan orang yang punya uang.

        “Karena tidak punya values, ada karyawan terlibat narkoba, pembunuhan, seksual dan lain-lain. Inikan orang titipan dari orang yang punya uang tadi,” tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: