Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Di Luar Nalar, Akses Jalan ke Kota Penting Palestina Diblokade Para Pemukim Yahudi

        Di Luar Nalar, Akses Jalan ke Kota Penting Palestina Diblokade Para Pemukim Yahudi Kredit Foto: Reuters/Ronen Zvulun
        Warta Ekonomi, Yerusalem -

        Para pemukim Yahudi Israel memblokir pintu masuk utama ke Kota Ramallah dan Al-Bireh di pos pemeriksaan militer Beit El di Tepi Barat tengah pada Senin (10/4/2023) malam, lapor para saksi mata.

        Para pemukim itu melempari kendaraan-kendaraan Palestina yang melintas dengan batu, yang mengakibatkan sejumlah kendaraan rusak, lapor Middle East Monitor.

        Baca Juga: Ribuan Pemukim Israel Pimpinan Menteri Ekstremis Kuasai Pos Ilegal, Sebabkan 200 Warga Palestina Luka

        Pertempuran meletus antara warga Palestina dan pemukim di pos pemeriksaan. Tentara Israel menembaki warga Palestina dan menggunakan gas air mata untuk melindungi para pemukim.

        Dalam konteks yang sama, kantor berita Anadolu melaporkan bahwa para pemukim juga berkumpul di persimpangan beberapa jalan di sebelah barat Ramallah dan di dekat kota Nablus.

        Ketegangan telah meningkat di Tepi Barat yang diduduki selama berbulan-bulan, di tengah serangan tentara Israel di kota-kota Palestina. Sebelumnya pada Senin, Muhammad Fayez Nabhan, 15 tahun, ditembak dan dibunuh oleh tentara Israel di kamp Aqabat Jaber, dekat Yerikho.

        Menurut juru bicara kepresidenan Palestina, Israel berusaha menyeret wilayah tersebut ke dalam "kekerasan dan kerusuhan." Nabil Abu Rudeineh menyerukan "intervensi segera dari AS untuk menghentikan agresi yang terus menerus dilakukan."

        Ia menambahkan bahwa Otoritas Palestina menganggap Israel bertanggung jawab atas "serangan-serangan serius dan provokasi yang terus meningkat, yang menegaskan upaya Israel untuk menyeret wilayah tersebut ke dalam kekerasan dan kerusuhan."

        Juru bicara tersebut mengatakan bahwa, "Invasi milisi pemukim, yang dipimpin oleh para menteri dari pemerintah pendudukan Israel, ke tanah Negara Palestina, tidak mengubah fakta bahwa itu adalah tanah Palestina dan akan tetap seperti itu, dan bahwa invasi ini, yang dilakukan dengan kekuatan senjata, tidak menciptakan hak kepemilikan."

        "Invasi fasis oleh ekstremis Yahudi yang dibarengi dengan penyerbuan ke Masjid Al-Aqsha, mendorong wilayah tersebut menuju ledakan, yang tidak akan bisa dikendalikan oleh siapa pun," kata Abu Rudeineh, dilansir Middle East Monitor.

        Pejabat Palestina tersebut menyatakan bahwa sikap diam AS mendorong Israel untuk terus melakukan kejahatannya terhadap rakyat Palestina. Ia menyerukan "intervensi segera dan cepat untuk menghentikan kegilaan ini, di mana seluruh wilayah akan membayar harganya."

        Menurut Komisi Perlawanan Pemukiman Palestina, ribuan pemukim berpartisipasi dalam "pawai Yahudisasi" dalam upaya untuk menekan pemerintah pendudukan untuk mengizinkan pembangunan dan tempat tinggal di pemukiman Eviatar yang ditinggalkan."

        Sementara itu, di kota Hebron, tentara Israel telah menutup Masjid Ibrahimi untuk jamaah Muslim selama dua hari berturut-turut dan membukanya untuk para pemukim Israel. Direktur masjid, Ghassan Al-Rajabi, mengatakan kepada Anadolu bahwa tentara penjajah menutup masjid selama liburan Paskah Yahudi.

        Saksi mata mengatakan kepada Anadolu bahwa tentara Israel menutup kawasan vital Bab Al-Zawiya di pusat kota Hebron, mencegah pemilik toko untuk membuka bisnis mereka, dan menempatkan penembak jitu di atap-atap rumah warga. Mereka menambahkan bahwa penutupan tersebut bertepatan dengan para pemukim yang menyerbu situs arkeologi Palestina di Jalan Beersheba di kota itu untuk melakukan ritual keagamaan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: