Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bhutan Tambang Bitcoin dengan Hydropower sejak Harganya US$5.000

        Bhutan Tambang Bitcoin dengan Hydropower sejak Harganya US$5.000 Kredit Foto: Unsplash/Jeremy Bezanger
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bhutan menggunakan aliran sungai di Himalaya demi memproduksi energi untuk tambang kripto Bitcoin, menurut laporan warga setempat.

        Dikutip dari laman Cointelegraph, Selasa (2/5/2023), Bhutan dalam kondisi bullish terhadap Bitcoin. Disusul pengungkapan bahwa kerajaan kecil di Himalaya diam-diam mengumpulkan kripto, negara tersebut juga menambang Bitcoin. Meski begitu, negara dengan penduduk kurang dari 800.000 orang ini justru memanfaatkan energi hijau (green energy) untuk menjalankan operasi penambangan Bitcoin.

        Terkenal karena fokusnya pada “Kebahagiaan Nasional Bruto” atau Gross National Happiness dengan bentang alam yang indah, Bhutan menemukan cara untuk memanfaatkan potensi pembangkit listrik tenaga air (hidroelektrik). Pembangkit listrik inilah yang menyumbang 30% dari produk domestik brutonya.

        Baca Juga: Regulator Keuangan Hong Kong Wajibkan Bank Buka Rekening untuk Perusahaan Kripto

        Pertama kali dilaporkan dalam paparan di berita lokal Bhutan dan diikuti oleh pertanyaan dari Forbes, pejabat Bhutan mengonfirmasi bahwa penambangan dimulai ketika harga Bitcoin sekitar US$5.000 pada April 2019. Harga per Bitcoin tersebut melonjak sekitar US$28.000 per koin saat itu. 

        Kerajaan dilaporkan telah menjajaki kemitraan untuk memperluas operasi tambang lebih jauh. Utamanya, Bhutan sedang bernegosiasi dengan perusahaan tambang yang terdaftar di Nasdaq, Bitdeer, untuk mengamankan 100 MW daya untuk pusat data penambangan Bitcoin di negara tersebut. Kemitraan ini akan meningkatkan kapasitas penambangan Bitdeer sekitar 12%.

        Namun, skala operasi penambangan Bhutan masih menjadi misteri karena informasi minim, mulai dari lokasi, ukuran, hingga profitabilitas lahan penambangannya. Beberapa karyawan Druk Holding and Investments (DHI) mencantumkan “keahlian tambang kripto” sebagai pekerjaan di profil LinkedIn mereka. 

        Di samping itu, terdapat ketidakjelasan mengapa pemerintah setempat memilih tidak mengungkapkan proyek tersebut pada warga atau mitra internasionalnya. Namun, diketahui bahwa badan usaha milik negara DHI telah menginvestasikan jutaan dolar dengan kepemilikan mata uang kripto, dengan dana yang dikelola atas nama rakyat Bhutan.

        Meskipun media arus utama menunjukkan sebaliknya, penambangan Bitcoin adalah industri terbersih di dunia, dengan lebih dari 50% sumber energinya adalah energi bersih atau terbarukan.

        Baca juga: Lengan Investasi Kerajaan Bhutan Diam-diam Investasikan Jutaan dalam Kripto

        Pendukung penambangan Bitcoin seperti ketua MicroStrategy, Michael Saylor, menjelaskan “99,2% emisi karbon di dunia disebabkan oleh penggunaan energi untuk industri selain penambangan Bitcoin.” Karena pembangkit hidroelektrik melimpah, DHI melaporkan bahwa Bhutan adalah destinasi ideal untuk menambang Bitcoin.

        Bhutan pun masuk dalam daftar panjang wilayah yang menambang Bitcoin dengan tenaga air, yang menjadi salah satu sumber energi bersih termurah di dunia.

        Cointelegraph menghubungi DHI dan akan memperbarui artikel jika menerima tanggapan dari mereka. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nadia Khadijah Putri
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: