Tak Menguntungkan Ganjar Pranowo, Relawan Minta Megawati Cs Berhenti Gunakan Istilah Petugas Partai: Cukup di Internal Saja!
Istilah “Petugas Partai” kembali jadi sorotan saat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengungkapkannya. Setelah Jokowi yang sudah sering disebut petugas partai olehnya, Megawati kembali menggunakan istilah tersebut saat menunjuk Ganjar Pranowo menjadi Bacapres PDIP.
Mengenai hal ini, Kelompok relawan pendukung Ganjar Pranowo, Kongres Rakyat Nasional (KORNAS) menilai pada dasarnya penggunaan istilah “Petugas Partai” umum dalam konteks penugasan partai kepada para kadernya baik di legislatif atau eksekutif.
“Semua Parpol di seluruh dunia ini, termasuk di Indonesia pasti menjadikan kader yang ditugaskan di legislatif dan eksekutif sebagai petugas partai,” ungkap Presidium KORNAS, Sutrisno Panagaribuan dalam keterangan resmi kepada wartaekonomi.co.id, Senin (1/5/23).
“Tentunya bukan hanya PDIP, bahkan partai yang tidak ikut Pemilu juga demikian,” tambahnya.
Meski demikian, Sutrisno sadar bahwa saat ini istilah “Petugas Partai” memiliki makna negatif di kalangan masyarakat.
Hal ini menurutnya tak lepas dari kepercayaan masyarakat ke Parpol yang menurutnya mulai hilang.
“Namun penggunaan istilah itu di ruang publik disambut negatif, karena Parpol kehilangan kepercayaan publik,” jelasnya.
Karenanya, Sutrisno menilai penggunaan istilah ‘Petugas partai’ hendaknya hanya dilakukan saat acara internal partai saja.
Selain terkesan negatif di publik, istilah tersebut menurutnya sama sekali tak menguntungkan untuk Ganjar.
“Karena tidak ada kegentingan yang memaksa, maka penggunaan istilah petugas partai seharusnya dapat digunakan pada kegiatan yang bersifat internal,” ujarnya.
"Tidak akan ada penambahan suara yang signifikan untuk Ganjar Pranowo jika disebut sebagai petugas partai secara terbuka di ruang publik,” tambahnya.
Lebih lanjut, Sutrisno mengungkapkan, sebagai Capres yang ditawarkan kepada publik, Parpol pendukung dan akan mengusung Ganjar Pranowo harus memastikan bahwa beliau sebagai Capres yang akan menjawab kebutuhan rakyat.
“Sebab satu- satunya alasan rakyat memilih Capres adalah bahwa Capres tersebut mampu menjawab harapan dan kebutuhan rakyat. Sehingga Capres tersebut harus merdeka, bukan boneka siapapun,” ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: