Malah Ditentang Demokrat, Jokowi Sebenarnya Cawe-cawe Demi Kepentingan Rakyat
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ade Irfan Pulungan membalas kontrak kritikan dari Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman.
Dirinya keheranan mengapa ada yang begitu kesemsem untuk menuduh tanpa bukti sosok dari Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Irfan mengatakan tidak mungkin seorang presiden ikut-ikutan cawe-cawe dalam pesta demokrasi, yang ada hanya diskusi bersama koalisi.
Menurutnya, Benny terlalu berimajinasi sampai dapat menciptakan tuduhan yang jelas hanya fantasi alias tak benar tersebut.
"Sebenarnya enggak perlu direspons, apa yang disampaikan itu enggak ada yang benar gitu. Itukan sebuah imajinasi atau sebuah tuduhan yang tak ada buktinya, faktanya memang tidak ada sama sekali," kata Irfan kepada wartawan, Selasa (9/5/2023).
Irfan menegaskan tidak ada campur tangan Jokowi perihal Pilpres. Adapun pertemuan dengan para ketua umum partai politik di Istana berbicara seputar masalah kebangsaan.
"Siapa cawe-cawe, nggak ada cawe-cawe pertemuan itu pertemuan membicarakan pemerintahan. Memberitakan kenegaraan membicarakan kebangsaan dan kelanjutannya gimana, minta pendapat saran dari partai politik koalisi. Mungkin Pak Benny merasa seperti itu karena merasa enggak diajak karena bukan partai koalisi, jadi ya jangan juga baperan lah kalau enggak diajak," tuturnya.
Irfan sekaligus merespons anggapan Jokowi yang tidak netaral dala urusan Pilpres. Terlebih usai mengumpulkan enam ketua umum partai politik di Istana Merdeka, pekan kemarin.
"Nggak netralnya gimana, posisi beliau kan sebagai posisi presiden walaupun presiden itu kan jabatan politik. Jabatan politik karena dipilih oleh parpol itu konstitusi kan. Nggak netralnya gimana?" kata Irfan.
Menjawab simpang siur soal apa yang menjadi bahasan presiden bersama para ketum partai, Irfan meluruskan. Ia berujar pembahasan di Istana tersebut terkait progres Indonesia ke depan. Mulai dari bonus demografi hingga kesempatan Indonesia menjadi negara maju.
"Nah, kenapa diundang partai koalisi ya karena politik itulah yang akan memberikan arah ke depannya, yang memilih ke depannya terhadap siapa presidennya, siapa leadership, siapa presidennya. Begitu, jadi sesuai dengan konstitusi, parpol yang memberikan dukungan dan gabungan parpol untuk mencalonkan," imbuhnya.
Benny K Harman sebelumnya menyinggung sikap Jokowi yang terlalu ikut campur alias cawe-cawe dalam urusan Pilpres 2024. Kalau misalkan kecurigaan itu benar dilakukan, Benny menganggap Jokowi tengah mengumandangkan perang.
"Jika benar Presiden tidak netral dalam pilpres dan pileg apalagi menjadikan Istana Presiden markas tim sukses capres tertentu maka Presiden Jokowi sebenarnya lagi mengumandangkan perang," kata Benny melalui akun Twitternya @BennyHarmanID dikutip Senin (9/5/2023).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: