Yang Ngerasa Investor Harus Baca! Ini Faktor Yang Harus Diperhatikan Ketika Ingin Gelontorkan Investasi
Chief Investment Officer, Consumer Banking & Wealth Management DBS Bank, Wey Fook menyebut, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan investor dalam menggelontorkan dananya untuk berinvestasi pada kuartal II 2023.
Salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah kebijakan dari Bank Sentral AS akan menaikkan suku bunga secara bertahap sebesar 25 basis poin (bps) dalam waktu dekat.
"Suku bunga tinggi dalam waktu lebih lama akan memperlambat pertumbuhan, sementara inflasi belum cukup rendah bagi Bank Sentral AS untuk menurunkan suku bunga," ujar Wey dalam paparanya, Kamis (18/5/2023).
Baca Juga: Pahami Jenis dan Risiko Investasi Digital agar Jadi Cuan
Faktor berikutnya adalah, terkait prospek perekonomian. Dimana sistem keuangan AS dan global harus memiliki penyangga memadai untuk menghadapi risiko penurunan pertumbuhan.
"Pengendalian inflasi tetap menjadi fokus. Pemulihan Asia masih terjaga," ujarnya.
Wey menyebut faktor lainya adalah ekuitas dengan mempertahankan pandangan konstruktif terhadap Asia di luar Jepang seiring dengan kenaikan kembali prospek pertumbuhan Tiongkok.
Salah satunya dengan menurunkan peringkat ekuitas AS menjadi Netral di tengah kenaikan suku bunga lebih tinggi dalam waktu lebih lama.
Selanjutnya adalah kredit dengan mempertimbangkan titik optimal tetap ada di kredit dengan peringkat A/BBB dengan durasi 3 hingga 5 tahun.
"Mempertahankan bias kualitas di Asia dan pasar negara maju," ucapnya.
Wey melanjutkan, hal yang perlu dipertimbangkan adalah mata uang dan suku bunga. Untuk mata uang sendiri perlu memperhatikan sesuatu yang diperdagangkan fluktuatif dengan rentang luas mengingat lintasan kenaikan suku bunga lebih lambat karena bank sentral berusaha menyeimbangkan pertumbuhan dengan inflasi.
Baca Juga: Bank Dunia Nilai Indonesia Mampu Berantas Kemiskinan, Sri Mulyani: Kuncinya Investasi
"Suku bunga dengan memperkirakan akan ada kenaikan sebesar 25 bps di bulan Mei sebelum Bank Sentral AS mengakhiri peningkatkan saat suku bunga acuan mencapai 5,25%. Kebijakan YCC Bank of Japan akan memberikan tekanan lebih besar ke obligasi jangka panjang secara global," paparnya.
Selain itu, faktor lainya adalah mempertimbangkan alternatif atau dna lindung nilai makro untuk melindungi portofolio dari risiko ekonomi dan geopolitik.
Dimana kenaikan suku bunga tidak terlalu agresif untuk mendukung pandangan konstruktif jangka panjang atas emas.
Lanjutnya, yang harus diperhatikan juga adalah risiko resesi global lebih rendah dan masalah struktural dari sisi penawaran menggarisbawahi potensi positif untuk komoditas.
"Tematik, keamanan siber adalah penerima manfaat dari dunia yang terdigitalisasi karena perusahaan meningkatkan pengeluaran untuk mencegah biaya tinggi terkait serangan siber," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: