Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Johnny G Plate Tersandung Kasus Korupsi, Rhenald Kasali Salahkan Sistem Rekrutmen Parpol Saat Ini

        Johnny G Plate Tersandung Kasus Korupsi, Rhenald Kasali Salahkan Sistem Rekrutmen Parpol Saat Ini Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
        Warta Ekonomi, Depok -

        Akademisi serta praktisi bisnis Rhenald Kasali menyalahkan partai politik sebagai wadah rekrutmen yang ia nilai saat ini semakin pragmatis sehingga tidak mempertimbangkan kompetensi calon. Ia juga mengkritik partai-partai politik yang ideologinya semakin melemah dan cenderung menuju ke tengah.

        “Yang lebih menarik lainnya adalah partai politik semakin menuju ke tengah, jadinya pragmatis sekali, tidak ada ideologi. Yang masih punya ideologi kuat mungkin saya kira adalah PDIP, PPP, dan Golkar. Tapi sebagian besar orang menjadi lebih pragmatis. Mereka bergulat untuk mendapatkan pemilih dengan cara cari orang (calon) yang populer dan berduit. Kenapa? Karena untuk mendapatkan pemilih itu butuh duit,” kata Rhenald, dikutip dari kanal Youtube-nya pada Selasa (23/5/2023).

        Ia lantas menyamakan rekrutmen calon oleh partai politik dengan transfer pemain dalam klub sepak bola. Menurutnya, partai-partai saat ini bisa mengambil calon sesuka hati tanpa melihat kesesuaian latar belakang dengan visi partai.

        Baca Juga: Geram Lihat Sinyal Bansos Era Jokowi Dikorupsi, Elite Demokrat: Hak Rakyat Dicaplok, Tega!

        “Partai menuju ke tengah ini lebih mengerikan lagi. Ternyata mereka bisa mengambil anggotanya siapa saja dan ini menjadi klub sepak bola yang ada transfer pemain. Bahkan bisa menggunakan kekuasaan dan menggunakan APH (Aparat Penegak Hukum) untuk menangkap seseorang kalau dia enggak pindah ke partai Anda,” jelasnya.

        Rhenald menyebut uang masih menjadi faktor yang dominan dan signifikan dalam setiap pemilihan umum. Hal ini yang membuat calon terpilih tidak dapat menjalankan kinerjanya dengan baik.

        “Kita sudah dengar pembicaraan di publik, ini sudah jadi rahasia umum di mana-mana kalau untuk menjadi bupati paling enggak dibutuhkan 50 miliar untuk daerah tertentu, untuk jadi gubernur minimal 100 miliar, dan untuk menjadi Caleg itu diperlukan 5 miliar. Ngeri kan, kecuali Anda sudah terkenal dan punya karya di daerah Anda masing-masing,” paparnya.

        Lebih lanjut, ia mengimbau bahwa pemilihan calon harus berdasarkan sistem merit (kemampuan) serta harus ada sistem pembinaan oleh partai politik.

        “Kalau sudah ada orang (calon), pertanyaannya ada dua. Pertama, diseleksi atau tidak orang-orang ini. Kan sekolah-sekolah semua ingin membangun karakter, jadi sekolah berbasiskan karakter, tapi enggak pernah kita dengar partai berbasiskan karakter. Jadi kalau partai berbasis karakter, rekrutlah orang-orang berdasarkan sistem merit, misalnya menggunakan psikotes. Setahu saya hanya ada satu-dua partai yang menggunakan psikotes untuk merekrut,” jelasnya.

        Diberitakan sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) sekaligus Sekjen Partai NasDem Johnny G Plate ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung (Kejagung). Ia terlibat dalam kasus korupsi penyediaan infrastruktur base transceiver station (BTS) 4G dan infrastruktur pendukung paket 1, 2, 3, 4, dan 5 Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) di Kemenkominfo tahun 2020-2022.

        Adapun lima paket proyek yang ditangani BAKTI Kemenkominfo itu berada di wilayah 3T, yakni terluar, tertinggal, dan terpencil, seperti Papua, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, dan NTT. Nilai kerugian negara akibat kasus ini ditaksir mencapai Rp8 triliun.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Novri Ramadhan Rambe
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: