Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kepala Negara atau Petugas Megawati, Bahayanya Dualisme Jokowi Saat Hadapi Pesta Demokrasi

        Kepala Negara atau Petugas Megawati, Bahayanya Dualisme Jokowi Saat Hadapi Pesta Demokrasi Kredit Foto: Dok. Instagram @faizal.assegaf
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kritikus Kawakan, Faizal Assegaf menyoroti manuver cawe-cawe yang akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menghadapi pesta demokrasi di 2024.

        Dirinya mengatakan manuver tersebut adalah buntut dari posisi orang nomor satu dalam pemerintahan itu yang juga merupakan seorang petugas partai dari PDI Perjuangan.

        Baca Juga: Jokowi Mau Cawe-Cawe Pemilu 2024, Rocky Gerung Lantang Tuding Jokowi Ingin Pertahankan Dinasti Politik!

        Hal tersebut menurutnya menyebabkan adanya ketidaknetralitasan yang dilakukan oleh Jokowi. Hal ini sendiri yang menjadi masalah dalam demokrasi.

        "Mendekati Pilpres, peran Jokowi sebagai presiden dan petugas partai semakin sulit dibedakan. kepribadian ganda tersebut menyulut aneka kegaduhan dan berpotensi membuat pemilu curang dan destruktif," cuitnya dalam Twitter @faizalassegaf, Kamis (01/06/2023).

        Faizal mengatakan seorang kepala negara seharusnya bersikap netral dalam menghadapi pesta demokrasi. Hal ini tak dilakukan Jokowi.

        "Selaku kepala negara, Jokowi yang mesti netral, justru menegaskan dirinya cawe-cawe alias tidak netral. Di sisi itu, eksistensinya sebagai petugas partai makin agresif merusak tatanan bernegara," lanjutnya.

        Baca Juga: Ekspor Pasir Laut Diperbolehkan, Greenpeace: Di Era Megawati Dilarang karena Merusak Lingkungan

        Aktivis ini menyayangkan sejumlah pihak yang malah mendukung tindakan tak netral yang dilakukan oleh Jokowi. 

        Menurutnya, manuver cawe-cawe seorang kepala negara jelas sebuah pelanggaran terhadap demokrasi yang ada di Indonesia.

        Baca Juga: Prabowo Subianto Sengaja Pakai Nama Presiden Jokowi Untuk Tarik Suara Masyarakat

        "Celakanya, kawanan hulubalang dan buzzer di lingkaran Istana mengklaim Jokowi berpolitik mendukung Capres - Cawapres, tidak menabrak etika dan aturan. Kesimpulan yang ngawur dan sangat melukai hati rakyat," pungkasnya.

        Sebagaimana diketahui, Jokowi memberikan pernyataan sikap sebagai Kepala Negara di tengah dinamika politik menjelang Pemilu 2024. Ia mengatakan harus 'cawe-cawe' demi kepentingan nasional dan negara.

        Baca Juga: PKS ke Anies: Kalau Takut itu Cemen

        “Saya enggak akan netral. Untuk negara ini, saya perlu cawe-cawe,” tegas Jokowi kepada pemimpin redaksi sejumlah media massa dan content creator di Istana Negara, Senin (29/5/2023).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: