Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apa Itu Bollinger Bands?

        Apa Itu Bollinger Bands? Kredit Foto: Unsplash/Chris Liverani
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bollinger Bands adalah jenis bagan statistik yang mencirikan harga dan volatilitas dari waktu ke waktu instrumen keuangan atau komoditas. Ini menggunakan metode formula yang dikemukakan oleh John Bollinger pada 1980-an. Pedagang keuangan menggunakan grafik ini sebagai alat metodis untuk menginformasikan keputusan perdagangan, mengontrol sistem perdagangan otomatis, atau sebagai komponen analisis teknis.

        Dua parameter masukan yang dipilih secara independen oleh pengguna mengatur bagaimana bagan yang diberikan meringkas data harga historis yang diketahui, memungkinkan pengguna memvariasikan respons bagan terhadap besaran dan frekuensi perubahan harga, mirip dengan persamaan parametrik dalam pemrosesan sinyal atau sistem kontrol.

        Baca Juga: Apa Itu Omnichannel?

        Mereka diplot sebagai dua standar deviasi, baik positif maupun negatif, jauh dari rata-rata pergerakan sederhana (SMA) dari harga sekuritas dan dapat disesuaikan dengan preferensi pengguna.

        Bollinger Bands dikembangkan oleh trader teknis John Bollinger dan dirancang untuk memberi investor kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengidentifikasi kapan suatu aset oversold atau overbought.

        Langkah pertama dalam menghitung Bollinger Bands adalah menghitung simple moving average (SMA) sekuritas, biasanya menggunakan SMA 20 hari. Rata-rata SMA 20 hari harga penutupan untuk 20 hari pertama sebagai titik data pertama.

        Titik data berikutnya menurunkan harga paling awal, menambahkan harga pada hari ke-21 dan mengambil rata-ratanya, dan seterusnya. Selanjutnya, standar deviasi dari harga sekuritas akan diperoleh. Standar deviasi adalah pengukuran matematis dari varians rata-rata dan fitur yang menonjol dalam statistik, ekonomi, akuntansi, dan keuangan.

        Untuk kumpulan data tertentu, standar deviasi mengukur seberapa jauh angka dari nilai rata-rata. Standar deviasi dapat dihitung dengan mengambil akar kuadrat dari varians, yang merupakan rata-rata dari selisih kuadrat rata-rata.

        Selanjutnya, gandakan nilai deviasi standar dengan dua dan tambahkan dan kurangi jumlah tersebut dari setiap titik di sepanjang SMA. Itu menghasilkan pita atas dan bawah.

        Bollinger Bands adalah teknik yang populer. Banyak pedagang percaya semakin dekat harga bergerak ke pita atas, pasar semakin overbought, dan semakin dekat harga bergerak ke pita bawah, pasar semakin oversold. John Bollinger memiliki 22 aturan yang harus diikuti saat menggunakan band sebagai sistem perdagangan.

        Bollinger Bands bukan sistem perdagangan yang berdiri sendiri tetapi hanya satu indikator yang dirancang untuk memberikan informasi kepada pedagang mengenai volatilitas harga. John Bollinger menyarankan untuk menggunakannya dengan dua atau tiga indikator lain yang tidak berkorelasi yang memberikan lebih banyak sinyal dan indikator pasar langsung berdasarkan jenis data yang berbeda. Beberapa teknik teknis favoritnya adalah moving average divergence/convergence (MACD), on-balance volume, dan relative strength index (RSI).

        Karena Bollinger Bands dihitung dari rata-rata pergerakan sederhana, mereka menimbang data harga lama sama dengan yang terbaru, yang berarti bahwa informasi baru dapat terdilusi oleh data usang. Selain itu, penggunaan SMA 20 hari dan 2 standar deviasi agak sewenang-wenang dan mungkin tidak berfungsi untuk semua orang dalam setiap situasi. Trader harus menyesuaikan asumsi SMA dan standar deviasi mereka dan memantaunya.

        Bollinger Bands memberi trader gambaran tentang pergerakan pasar berdasarkan harga. Ini melibatkan penggunaan tiga pita, satu untuk level atas, satu lagi untuk level bawah, dan yang ketiga untuk moving average. Ketika harga bergerak lebih dekat ke band atas, ini menunjukkan bahwa pasar mungkin overbought. Sebaliknya, pasar mungkin oversold saat harga akhirnya bergerak mendekati band bawah atau bawah.

        Banyak indikator teknis bekerja paling baik jika digabungkan dengan yang lain. Bollinger Bands sering digunakan bersama dengan indikator kekuatan relatif (RSI) serta indikator BandWidth, yang merupakan ukuran lebar band relatif terhadap band tengah. Trader menggunakan BandWidth untuk menemukan Bollinger Squeezes.

        Tujuan dari Bollinger Bands adalah untuk memberikan definisi relatif dari harga pasar yang tinggi dan rendah. Menurut definisi, harga tinggi di pita atas dan rendah di pita bawah. Definisi ini dapat membantu pengenalan pola yang ketat dan berguna dalam membandingkan aksi harga dengan aksi indikator untuk sampai pada keputusan perdagangan yang sistematis.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: