Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Startup Sering Diterpa Badai PHK, Indrawan Nugroho: Itu Strategi Bisnis Mereka

        Startup Sering Diterpa Badai PHK, Indrawan Nugroho: Itu Strategi Bisnis Mereka Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Depok -

        Di tengah ancaman tech winter, banyak perusahaan teknologi atau startup termasuk di Indonesia yang menutup kegiatan produksi, bahkan melakukan PHK (lay-off) karena kerugian yang melilit mereka.

        CEO dan Co-founder di Corporate Innovation Asia (CIAS) Indrawan Nugroho mengatakan bahwa perusahaan startup yang melakukan PHK belum tentu disebabkan oleh kebangkrutan. Ia menjelaskan bahwa ini bisa saja salah satu strategi pengembangan bisnis perusahaan.

        “Itu balik lagi ke bisnis strateginya mereka. Jadi misalnya gua sekarang ada mass hiring nih, kita rekrut banyak orang, itu kan keputusan yang dibuat berdasarkan bisnis strategi yang mereka sudah tetapkan, termasuk mereka mulai adopsi teknologi ini, mulai buka cabang di negara ini, itu semua itu adalah bentuk eksklusi dari sebuah strategi yang dibuat,” kata Indrawan, dikutip dari kanal Youtube Tom MC Ifle pada Kamis (8/6/2023).

        Baca Juga: Bandingkan dengan Startup, Indrawan Nugroho: Musuh Terbesar Inovasi adalah Korporasi Itu Sendiri

        “Yang gue bingung adalah ketika lay-off, orang mikir ini perusahaannya mau bangkrut. Padahal perusahaan itu kan dinamis,” sambungnya.

        Secara psikologis, ia mengatakan bahwa perusahaan startup harus membuat strategi bisnis yang masif agar tidak kalah saing dengan kompetitornya. Dengan demikian, strategi bisnis yang masif tersebut membutuhkan banyak pekerja sehingga perlu merekrut pekerja tambahan.

        Namun, rencana bisnis ini bisa saja tidak sesuai harapan, sehingga satu-satunya opsi yang bisa diambil adalah dengan melakukan PHK.

        “Untuk menangkap semua peluang-peluang itu, mereka buat strategi, misalnya harus buka gudang lebih banyak karena harus buka brand lebih banyak, mumpung penjualan lagi naik-naiknya. Karena kalau mereka enggak lakukan itu, pesaingnya akan lakukan itu. Akhirnya buat sebuah strategi pertumbuhan yang sangat masif dan itu membutuhkan di antaranya orang tambahan. Ternyata begitu pas masuk ke 2022, apalagi makin ke belakang mereka menyadari bahwa asumsi yang mereka gunakan enggak tepat,” jelasnya.

        Dengan demikian, Indrawan menegaskan bahwa PHK merupakan langkah yang rasional dilakukan untuk menyesuaikan strategi baru (adjusting strategy).

        “Jadi, apa yang teman-teman di baik dalam negeri maupun luar negeri, perusahaan-perusahaan besar itu lakukan lay-off dan sebagainya Itu kan tanda bahwa mereka lagi adjusting strategy, dan itu benar. Kalau dia tetap ngotot, dia sudah tahu asumsi dia ternyata salah, dia tahu strateginya salah, sehingga cost-nya jadi besar, tapi dia tetap kekeh, ya itu salah. Yang benar adalah dia terus beradaptasi dengan informasi yang didapat dengan fakta yang ada di lapangan,” tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Novri Ramadhan Rambe
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: