Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kubu Ganjar Pranowo PDKT ke Demokrat, Upaya Menjegal Anies Baswedan Disebut Makin Terasa: 'Koalisi Perubahan Ingin Dibubarkan!'

        Kubu Ganjar Pranowo PDKT ke Demokrat, Upaya Menjegal Anies Baswedan Disebut Makin Terasa: 'Koalisi Perubahan Ingin Dibubarkan!' Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pakar Hukum Tata Negara dan Pengamat Politik Refly Harun menyoroti soal manuver PDIP dan Partai Demokrat yang mulai menjalin kedekatan. Untuk diketahui, Demokrat sejauh ini telah memutuskan akan mengusung Anies Baswedan sebagai Capres, sedangkan PDIP mengusung Ganjar Pranowo.

        Menurut Refly, dibalik manuver PDIP mendekati Partai Demokrat, ada upaya agar Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) sebagai kendaraan Anies di Pilpres 2024 bisa bubar.

        “Upaya terbesar adalah bagaimana ‘membubarkan’ koalisi yang mendukung Anies Baswedan. Bagaimana Anis bisa dijegal Bagaimana Anis bisa dikalahkan agar tidak mencalonkan diri,” ujar Refly di kanal Youtube miliknya, dikutip Selasa (13/6/23).

        Baca Juga: Geger! Bisa Buat Masyarakat Bahagia, Amien Rais Minta Surya Paloh Bongkar Dugaan Korupsi Teman-temannya Jokowi dengan Bantuan Orang Ini

        Hal ini menurut Refly bisa terjadi karena ada perkembangan yang menyebut jika pilpres satu putaran saja yang artinya hanya dua Paslon, maka Ganjar akan menjadi presiden.

        Tetapi jika ada putaran kedua, maka Ganjar Pranowo tidak akan aman dengan kemungkinan kalkulasi Anies gagal di maju di putaran kedua dan suara pendukung beralih ke Prabowo Subianto. Sehingga opsi satu putaran dengan gagalnya Anies maju di Pilpres dengan menggoda Demokrat meninggalkan KPP dinilai layak diperjuangkan.

        “Bisa saja Kemudian Anies sebagai common enemy maka pada putaran kedua antara Prabowo dan Ganjar, yang menang Prabowo karena pendukung Anies akan ke Prabowo karena no choice tidak ada pilihan lain,” jelasnya.

        “Tidak mungkin pendukung Anies ke Ganjar,” tambahnya.

        Baca Juga: Untung Belum Tentu, Generasi Mendatang Harus Tanggung Warisan Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Kebanggaan Jokowi!

        Kemungkinan kedua mengenai dijegalnya Anies lewat Demokrat ini menurut Refly terkait dengan opsi berlangsungnya dua putaran.

        Jika pada akhirnya memang Anies bisa maju di putaran pertama, dengan kalkulasi di putaran kedua bertarung dengan Prabowo, maka PDIP disebut perlu suara tambahan memastikan agar suara pendukung Anies tak semua beralih ke Prabowo dengan cara mendekati Partai Demokrat.

        “Kalau yang bertemu itu adalah Ganjar dan Prabowo, ya Ganjar ingin pendukung Anies itu tidak ke Prabowo, karena itu mulailah dia mendekat ke Demokrat,” jelasnya.

        “Seandainya Demokrat tetap di KPP mendukung Anies Baswedan, maka perjanjian politiknya bisa diletakkan begini, kalau seandainya Anies kalah, maka Demokrat akan dukung Ganjar Pranowo dengan option aaa-bbb-ccc dan lain sebagainya, termasuk portofolio kementerian dan lain sebagainya. Karena dalam politik tidak ada lawan dan Kawan yang abadi Yang ada adalah kepentingan,” tambahnya.

        Baca Juga: Geger! Nilai Ganjar Tak Bisa Selesaikan Masalah Selama Memimpin Dua Periode, Warga Jawa Tengah Ini Pilih Dukung Anies Baswedan Jadi Presiden

        Sebelumnya, pertemuan antara sekjen PDIP dan Demokrat berlangsung. Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menyebut pertemuan dengan Demokrat adalah upaya membangun komunikasi politik. Ia juga menyebut pertemuan tersebut untuk membahas agar pemilu dapat berjalan sebagaimana mestinya.

        "Itu kan baru istilahnya membangun komunikasi dalam rangka agar Pemilu dapat berjalan dengan baik berjalan dengan demokratis dan hilang berbagai salah sangka yang tidak perlu karena komunikasi ini kan, dialog ini kan budaya kita, kultur kita, maka kami melakukan itu dan ternyata publik juga menanggapi sangat positif terhadap pertemuan yang kami lakukan," papar Hasto dikutip dari laman detikcom, Selasa (13/6/23).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bayu Muhardianto
        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: