Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mark Cuban dan Mantan Pejabat SEC Adu Mulut soal Aturan Mata Uang Kripto

        Mark Cuban dan Mantan Pejabat SEC Adu Mulut soal Aturan Mata Uang Kripto Kredit Foto: Unsplash/Viktor Forgacs
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kripto Twitter menjadi saksi perdebatan sengit minggu ini, dengan investor miliarder Mark Cuban menuduh Gary Gensler dari SEC “membuang kripto di bawah bus” atau melakukan sesuatu yang berbahaya bagi kripto demi keuntungan sendiri, sementara mantan pejabat SEC dengan cepat membela regulator.

        Dilansir dari laman Cointelegraph pada Senin (19/6/2023), dalam pertukaran informasi bolak-balik yang bersemangat di Twitter dengan mantan pejabat SEC John Reed Stark yang dimulai pada 14 Juni, Cuban mempermasalahkan pembelaan Stark terhadap tindakan hukum SEC baru-baru ini terhadap raksasa pertukaran kripto Binance.

        Cuban menuduh Stark salah menafsirkan dampak dari kasus tersebut dan menyalahkan pendekatan "regulasi melalui litigasi" yang dilakukan Ketua SEC Gary Gensler untuk menyabotase perusahaan-perusahaan rintisan (startup) kripto.

        Baca Juga: Survei: Investor Masih Tertarik pada Kripto, Tapi dengan Dukungan Lembaga Keuangan Besar

        Stark sebelumnya berpendapat bahwa bisnis terkait kripto harus diperlakukan sebagai "perusahaan besar" oleh regulator. Namun, Cuban berpendapat bahwa banyak bisnis kripto kecil dan tidak boleh diminta untuk "menyewa pengacara sekuritas" hanya untuk memulai industri ini.

        Stark juga menegaskan kembali dukungannya untuk tindakan SEC terhadap Binance, mencatat bahwa sebagian besar industri masih tidak diregulasi dan bahwa langkah tersebut akan menghilangkan "aktor jahat" dan mempromosikan transparansi.

        Dari sanalah, perdebatan beralih ke diskusi tentang cara terbaik untuk mengatur mata uang kripto, dengan Stark menegaskan bahwa aset kripto tidak boleh diperlakukan sebagai "lembaran atau saham merah muda” atau saham berharga murah di luar pasar modal.

        Sebaliknya, Cuban menyebut Stark mengambil bias, menunjukkan bahwa token sebenarnya dapat diperlakukan sama dengan sekuritas lain dan bahwa SEC harus mengusulkan pedoman yang lebih jelas untuk mereka.

        Mark Cuban adalah pengusaha dan investor Amerika yang terkenal. Ia pertama kali terlibat dalam kripto pada tahun 2017, ketika ia mendeklarasikan Bitcoin (BTC)  menjadi tidak lebih dari skema piramida. Seiring waktu, Cuban menjadi lebih mendukung aset digital dan sekarang tampaknya mengadvokasi industri tersebut.

        John Reed Stark sebelumnya adalah Kepala Kantor Penegakan Internet SEC. Saat ini, Stark berdiri sebagai orang yang skeptis terhadap kripto dan memberikan berbagai komentar hukum tentang aset digital kepada 21.000 pengikutnya di Twitter.

        Pada akhirnya, Cuban mengakui bahwa seperti semua perusahaan internet awal, “90 persen perusahaan blockchain” dan “99 persen token” akan bangkrut. Mereka yang muncul sebagai pemenang “akan menjadi pengubah permainan. Begitulah cara teknologi bekerja,” katanya.

        Cuban menutup semuanya dengan kata-kata dukungan untuk kripto. Ia mengatakan bahwa tidak ada yang bisa menyangkal potensi dampak kripto pada ekonomi lebih luas.

        Ia mengatakan "Crypto Derangement Syndrome" yang merupakan istilahnya untuk kebencian irasional terhadap kripto, akan memiliki efek negatif yang sama dengan potensi overhyping.

        “Dengan segala hormat, Crypto Derangement Syndrome sama besarnya dengan masalah crypto maxis atas sensasionalnya kripto."

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nadia Khadijah Putri
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: