Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bisa Bernapas Lega, IHSG Masih Jadi Penghuni Zona Hijau pada Pembukaan Sesi Pertama

        Bisa Bernapas Lega, IHSG Masih Jadi Penghuni Zona Hijau pada Pembukaan Sesi Pertama Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan kinerja cemerlang pada pembukaan perdagangan Selasa, 11 Juli 2023 ini. Berdasarkan data RTI Business, diketahui bahwa indeks Indonesia itu menguat 0,35% dan mencetak tambahan poin hingga 23,78. Hal tersebut membuat level IHSG kuat di posisi 6.754,82.

        Pada pembukaan sesi pertama ini, pergerakan saham langsung didominasi oleh tren positif. Merujuk dari sumber yang sama, dikabarkan terdapat 226 saham bergerak naik, 166 saham bergerak turun, sedangkan 215 saham sisanya masih jalan di tempat.

        Baca Juga: IHSG Tetap Perkasa di Level 6.744,54 pada Jeda Sesi Pertama

        IHSG terpantau belum pernah terlempar ke zona merah sebab level terendahnya saja masih berada di angka 6.731,80. Sementara itu, perihal level tertinggi, IHSG dilaporkan sempat menduduki posisi 6.758,10.

        Perlu diketahui bahwa IHSG sudah memperdagangkan 2,23 miliar lembar sahamnya dengan frekuensi sebanyak 134.151 kali. Aktivitas jual beli tersebut membuat IHSG berhasil membukukan nilai transaksi harian sebesar Rp704,19 miliar.

        Sebagai informasi tambahan, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina, mengatakan bahwa pada paruh kedua tahun ini, IHSG berpotensi menguat hingga menembus level 7.600. Menurutnya, hal itu disebabkan oleh adanya pencabutan status pandemi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan minimnya dampak kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (Fed Rate).

        Baca Juga: Tak Pindah Zona, IHSG Tetap Tuai Apresiasi 0,22% pada Penutupan Sesi Kedua

        “Tren kenaikan Fed Rate memang dapat memicu arus dana investor asing keluar dari negara berkembang, termasuk Indonesia. Akan tetapi, dampaknya tidak akan besar karena saat ini, porsi investor asing pada pasar saham dan pasar obligasi relatif rendah,” tutur Marta dalam acara Media Day: July 2023.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Yohanna Valerie Immanuella
        Editor: Yohanna Valerie Immanuella

        Bagikan Artikel: