Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Miliarder Ini Ungkap Inggris Akan Mendapat Banyak Bantuan dari India di Masa Depan

        Miliarder Ini Ungkap Inggris Akan Mendapat Banyak Bantuan dari India di Masa Depan Kredit Foto: Unsplash/Heidi Fin
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Orang terkaya Inggris, Gopichand Hinduja sempat menyayangkan kepergian Inggris dari Uni Eropa. Namun, ia memberikan dukungannya kepada Perdana Menteri Rishi Sunak untuk menghidupkan kembali ekonomi negara yang sedang sakit.

        Miliarder Inggris kelahiran India itu merupakan ketua konglomerat India Grup Hinduja, ia mengatakan bahwa upaya Inggris untuk menjalin kemitraan perdagangan baru akan memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan negara untuk membangun kembali Inggris sebagai tempat yang luar biasa untuk berinvestasi.

        “Langkah yang diambil dari Brexit tidak baik untuk Inggris,” kata Hinduja, mengutip CNBC International di Jakarta, Rabu (26/7/23).

        Baca Juga: Bukan di Rekening Bank, Pedagang Karpet di Inggris Simpan Cadangan Kasnya di Bitcoin

        Sebagaimana diketahui, Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa pada 2016 dan secara resmi keluar dari blok tersebut pada akhir Januari 2020.

        “Untuk memperbaikinya, sekarang mereka sudah pergi ke 11 negara ini. Ini akan membantu,” katanya. Ia mengacu pada kesepakatan termasuk Perjanjian Komprehensif dan Progresif yang baru ditandatangani untuk Kemitraan Trans-Pasifik.

        Tak satu pun dari kemitraan itu akan lebih berharga bagi Inggris daripada perjanjian perdagangan bebas yang akan datang dengan India, menurut Hinduja.

        “Bantuan terbesar yang dapat diperoleh Inggris adalah dari India, karena ekonomi India, pada tahun 2027, akan menjadi yang terbesar ketiga di dunia,” katanya.

        Hinduja mengatakan dia telah merevisi proyeksi maju pertumbuhannya untuk ekonomi India yang saat ini terbesar kelima di dunia mulai tahun 2030 berdasarkan naluri dan pengalamannya.

        Inggris dan India pekan lalu menyelesaikan negosiasi putaran ke-11 untuk perjanjian perdagangan bebas. Hinduja mengatakan bahwa birokrasi telah menjadi masalah terbesar tetapi dia menambahkan bahwa manfaat akhir bagi Inggris akan sangat luas.

        “Akan banyak yang harus dilakukan dalam teknologi, infrastruktur, kesehatan, pendidikan dan, terutama, di sisi pertahanan Inggris sangat tertarik,” katanya.

        Pengusaha berusia 83 tahun itu memiliki bisnis yang mencakup sektor teknologi, properti, energi, dan perawatan kesehatan. Ia telah menghasilkan kekayaan bersih sebesar USD35 miliar (Rp526 triliun) pada tahun 2023. Hinduja melanjutkan bahwa ia tetap berinvestasi di Inggris meski terjadi pelemahan ekonomi.

        “Sejauh menyangkut kelompok kami, kami telah berkecimpung dalam banyak bisnis berbeda di Inggris dan kami adalah orang percaya jangka panjang. Kami tidak pergi dalam jangka pendek,” katanya.

        “Tidak ada satu pun bisnis di grup kami yang ditutup atau tidak berhasil,” tambahnya.

        Perekonomian Inggris telah lesu selama beberapa tahun terakhir, tumbuh hanya 0,1% pada kuartal pertama tahun 2023, karena kenaikan suku bunga, inflasi yang sangat tinggi dan kekacauan yang disebut anggaran mini telah sangat membebani.

        Menurutnya, ada langkah-langkah yang diambil Perdana Menteri yang sangat baik yakni lima poin rencana ekonomi Sunak, termasuk rencana untuk mengurangi separuh inflasi, menumbuhkan ekonomi, mengurangi utang, memotong daftar tunggu NHS, dan mengekang imigrasi.

        “Dia pergi ke jalur yang benar. Dia sendiri adalah orang keuangan dan dia mengambil semua langkah, tetapi dia memiliki banyak tantangan. Itu bukan tugas yang mudah untuknya," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: