Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jokowi Effect, Survei LSN: Elektabilitas Prabowo Menguat, Ganjar Melemah

        Jokowi Effect, Survei LSN: Elektabilitas Prabowo Menguat, Ganjar Melemah Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Lembaga Survei Nasional (LSN) merilis hasil survei terbaru dinamika elektabilitas tiga calon presiden (capres) papan atas tujuh bulan jelang Pemilu 2024. Hasilnya, Prabowo Subianto semakin tak tergoyahkan di puncak elektabilitas, sementara Ganjar Pranowo menunjukkan tren melemah. 

        Adapun, elektabilitas Anies Baswedan sedikit naik, namun tetap menjadi juru kunci seandainya Pilpres hanya diikuti tiga kandidat. Demikian kesimpulan dari hasil survei nasional terbaru yang dilaksanakan LSN pada 10-19 Juli 2023 di 34 provinsi di seluruh Indonesia.

        Baca Juga: Kode Keras Jokowi Dukung Prabowo Subianto Maju Pilpres 2024 Semakin Menguat

        Direktur Eksekutif LSN, Gema Nusantara Bakry, menjelaskan populasi dari survei ini adalah seluruh Warga Negara Indonesia yang telah berumur minimal 17 tahun (memiliki e-KTP). Jumlah sampel sebanyak 1420 responden yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak berjenjang (multistage random sampling). 

        Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka dengan responden dipandu kuesioner. 

        "Sedangkan ambang kesalahan (margin of error) yang ditetapkan dalam survei ini sebesar +/- 2,6% dengan tingkat kepercayaan (level of confidence) 95%. Validasi data mengacu pada data kependudukan yang dikeluarkan BPS," jelas Gema dalam acara Rilis Hasil Survei Terbaru "Dinamika Elektabilitas Tiga Capres Papan Atas dan Arah Dukungan Basis Massa Jokowi" secara daring Rabu (26/7/2023).

        Berdasarkan hasil survei LSN, melalui berbagai format pertanyaan dan simulasi, Prabowo Subianto selalu leading atas Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan. Ketika LSN mengajukan pertanyaan secara terbuka (top of mind) siapakah yang akan dipilih jika saat ini dilaksanakan Pilpres, sebanyak 28,5% secara spontan menyebut nama Prabowo. Sementara yang menyebut nama Ganjar sebanyak 17,6% dan Anies hanya 13,4%. 

        "Kemudian ketika LSN mengajukan pertanyaan secara tertutup (siapakah yang dipilih responden dari 12 nama tokoh yang disodorkan LSN), Prabowo Subianto tetap kokoh di puncak dengan elektabilitas 33,8%," ungkapnya.

        Sedangkan Ganjar hanya dipilih oleh 20,2% dan Anies menjadi pilihan 16,4% responden. Begitu pula saat LSN membuat simulasi Pilpres hanya diikuti tiga kandidat saja, Prabowo semakin menguat dengan elektabilitas 40,5%. 

        Sementara Ganjar hanya didukung oleh 30,8% responden dan Anies menjadi pilihan 22,4% responden.

        "Baik dalam format pertanyaan terbuka, pertanyaan tertutup dengan 12 nama, maupun dalam simulasi tiga nama tokoh, dinamika kontestasi dari tiga capres papan atas menunjukkan bahwa tren elektabilitas Prabowo Subianto semakin menguat dari waktu ke waktu," jelasnya.

        Sementara itu, elektabilitas Ganjar Pranowo memperlihatkan tren melemah justru ketika waktu pelaksanaan Pilpres semakin mendekat, sedangkan Anies tidak juga menunjukkan tren positif dan progresif guna mengejar ketertinggalan elektabilitasnya dari Prabowo maupun Ganjar dan cenderung hanya menyalahkan lembaga survei.

        Dia menilai Jokowi cenderung total mendukung Prabowo menjadi salah satu faktor penyebab mengapa tren elektabilitas Prabowo Subianto semakin menguat sementara Ganjar Pranowo cenderung melemah adalah faktor endorsement Presiden Jokowi. 

        Baca Juga: 'Tangan Kanan' Cak Imin: 'Pak Prabowo Sudah Tahu Rasanya Dikhianati, Kalau Enggak ya Berarti Khianat'

        Berdasarkan observasi LSN, Presiden Jokowi yang beberapa waktu lalu disebut-sebut berdiri dengan dua kaki (satu kaki menopang Ganjar dan satu kaki lainnya membantu Prabowo), namun kini kedua kaki Jokowi nampaknya cenderung total mendukung Prabowo. 

        Seperti diketahui, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi terus meningkat dalam setahun terakhir. Tingginya tingkat kepuasan publik tersebut pada gilirannya berpengaruh langsung pada approval rating Jokowi. 

        "Dengan kata lain capres yang disetujui dan di-endorse Jokowi cenderung akan memperoleh bonus elektabilitas," ujarnya.

        Berdasarkan hasil survei LSN kali ini, sebanyak 45,3% publik meyakini bahwa Presiden Jokowi pada akhirnya akan menjatuhkan endorsement-nya pada Prabowo. Itulah sebabnya mengapa elektabilitas Prabowo terus menguat dan Ganjar semakin terbenam. 

        Baca Juga: Prabowo Subianto Kokohkan Basis Suara, Menang Telak dari Anies Baswedan

        Hanya 30,2% publik yang meyakini endorsement Jokowi diberikan kepada Ganjar dan trennya terus menyusut dibandingkan hasil-hasil survei LSN sebelumnya.

        "Sinyal-sinyal dukungan Presiden Jokowi terhadap Prabowo yang semakin menguat, nampaknya juga ditangkap dengan jelas oleh basis massa Jokowi," katanya.

        Berdasarkan analisis tabulasi silang yang dilakukan LSN, para pemilih dan relawan Jokowi dalam dua Pilpres sebelumnya dari waktu ke waktu semakin mantap menjatuhkan pilihannya pada Prabowo. Sebaliknya pemilih dan relawan Jokowi lambat tapi pasti meninggalkan dukungannya pada Ganjar. 

        Saat ini 47,5% responden yang mengaku pemilih atau relawan Jokowi menjatuhkan pilihan pada Prabowo, sedangkan yang memilih Ganjar hanya 35,8%.

        "Selain dari basis massa Jokowi, Prabowo juga memperoleh bonus elektabilitas dari konstituen PDI Perjuangan. Memang persentase konstituen atau pemilih PDI-P yang mendukung Ganjar masih lebih besar daripada yang bermigrasi ke Prabowo," ungkapnya.

        Namun berdasarkan temuan survei LSN, dalam setahun terakhir persentase konstituen PDI-P yang memilih Ganjar terus menurun, sementara yang menjatuhkan pilihan pada Prabowo semakin membesar. Saat ini sudah lebih dari 38% konstituen PDI-P yang bermigrasi ke Prabowo dan tinggal 45,3% yang masih bertahan di kubu Ganjar.

        Gema mengungkapkan, selain faktor Jokowi Effect, banyak diantara mereka yang merasa lebih nyaman bernaung di bawah panji Prabowo daripada berlindung di kandang banteng. 

        Pernyataan secara terbuka untuk mendukung Prabowo dari sejumlah elite PDI-P maupun relawan Jokowi mengindikasikan tak sedikit di antara mereka yang merasa sudah kurang nyaman lagi mengikuti gerbong politik yang dikomandani oleh Megawati Soekarnoputri. 

        Prabowo Subianto Capres Pilihan Gen-Z

        Generasi Z atau biasa disingkat Gen-Z adalah generasi yang lahir dalam rentang tahun 1997 hingga 2012. Kalau dalam kategori survei, mereka adalah responden dalam kelompok umur 17 s/d 20 tahun dan 21 s/d 24 tahun. Berdasarkan hasil survei LSN, responden dalam dua kelompok umur awal ini ternyata cenderung menjatuhkan pilihannya pada Prabowo Subianto.

        "Seandainya Pilpres dilaksanakan saat ini, sebanyak 39,8% responden kelompok umur 17 s/d 24 tahun yang mewakili Gen-Z mengaku akan memilih Prabowo Subianto. Sementara itu sebanyak 31,5% dari mereka menyatakan dukungannya pada Ganjar Pranowo dan 23,4% lebih memilih Anies Baswedan," jelasnya.

        Baca Juga: Prabowo Sosok yang Disebut Kelanjutan Kepemimpinan Jokowi

        Dia menilai anak muda Indonesia ternyata termasuk dalam kategori pemilih rasional (rational voters) yang tidak mudah terjebak oleh politik pencitraan. 

        "Prabowo dipandang oleh Gen-Z sebagai sosok pemimpin yang apa adanya, tulus, dan total fokus pada kepentingan dan persatuan nasional. Mayoritas dari Gen-Z juga mengapresiasi kinerja Prabowo sebagai Menteri Pertahanan RI sebagaimana ditemukan dalam survei LSN kali ini," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: