Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bukalapak Lakukan PHK Karyawannya, Bagaimana Cara Hadapi PHK di Tempat Kerja?

        Bukalapak Lakukan PHK Karyawannya, Bagaimana Cara Hadapi PHK di Tempat Kerja? Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pada akhir Juli 2023, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mengambil langkah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap sejumlah karyawannya.

        Dilansir dari Tech in Asia pada Kamis (10/8/2023), bagian-bagian perusahaan yang terdampak PHK ini mencakup berbagai divisi, mulai dari product and engineering hingga customer service. Namun, pihak Bukalapak belum menginformasikan mengenai jumlah karyawan yang terimbas PHK.

        Suryo Sasono, Senior Vice President of Talent Bukalapak, menjelaskan bahwa pengurangan jumlah karyawan ini dilakukan dengan tujuan untuk memaksimalkan efisiensi operasional Bukalapak.

        Baca Juga: Menanjak 30%, Pendapatan Bukalapak Tembus Rp1,17 Triliun pada Kuartal II-2023

        Dalam penjelasannya, dia menyebutkan bahwa langkah PHK ini diambil setelah perusahaan melakukan evaluasi kinerja secara menyeluruh, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan para pengguna dengan lebih baik.

        “Hasil dari evaluasi ini ditindaklanjuti dalam bentuk rencana perubahan di berbagai area, termasuk perubahan dari sisi produk, teknologi, proses, dan kebutuhan sumber daya,” jelas Suryo.

        Selain untuk meningkatkan efisiensi, langkah ini diambil untuk menjamin kelangsungan usaha dalam jangka waktu yang lebih lama.

        “Segala perubahan memiliki tantangannya tersendiri, tapi kami percaya bahwa hal ini diperlukan untuk memastikan keberlanjutan bisnis kami dalam jangka panjang,” tuturnya lagi.

        Lebih lanjut, para karyawan yang terdampak akan mendapatkan kompensasi dan hak-hak lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 

        Sebagai informasi, pada tahun 2019, Bukalapak juga melakukan PHK terhadap sejumlah karyawannya. Pada saat itu, sekitar 10% dari total karyawan Bukalapak terdampak oleh langkah tersebut.

        Kinerja Keuangan Bukalapak

        Konteks bisnis memang selalu berubah dan terus berkembang, terutama di dunia bisnis digital. Salah satu perusahaan e-commerce terkemuka di Indonesia, Bukalapak, tidak luput dari perubahan ini. 

        Dilansir dari Tech in Asia pada Kamis (10/08/2023), perbandingan kinerja keuangan Bukalapak antara periode kuartal II tahun 2022 dan 2023 relatif berubah-ubah.

        Pendapatan total perusahaan adalah salah satu indikator utama yang mencerminkan pertumbuhan bisnis. Pada kuartal kedua tahun 2022, Bukalapak berhasil mencatat total pendapatan sebesar Rp903 miliar. Di sisi lain, dalam periode yang sama tahun 2023, angka ini mengalami peningkatan yang signifikan menjadi Rp1,175 triliun. Ini menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan dalam pendapatan perusahaan.

        Selain pendapatan, sektor Online to Offline (O2O) telah menjadi salah satu faktor utama dalam ekosistem e-commerce Bukalapak. Pada kuartal kedua tahun 2022, Bukalapak menghasilkan pendapatan O2O sebesar Rp498 miliar dari sektor ini. Sedangkan pada kuartal kedua tahun 2023, pendapatan O2O mengalami kenaikan menjadi Rp521 miliar. Ini menunjukkan adanya pertumbuhan yang stabil dalam bisnis O2O perusahaan.

        Dilihat dari sektor lain, revenue dari sektor marketplace adalah indikator yang mencerminkan keberhasilan dalam menarik penjual dan pembeli ke platform. Pada kuartal kedua tahun 2022, pendapatan Bukalapak dari sektor marketplace mencapai Rp392 miliar.

        Pada kuartal kedua tahun 2023, pendapatanya justru mengalami lonjakan yang luar biasa, dengan pendapatan marketplace meroket menjadi Rp684 miliar. Ini menandakan kesuksesan strategi perusahaan dalam menarik lebih banyak pelaku bisnis ke platform mereka.

        Terakhir, tingkat keuntungan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (Adjusted EBITDA) juga memberikan pandangan tentang efisiensi operasional perusahaan. Pada kuartal kedua pada tahun 2022, Bukalapak mencatat EBITDA sebesar Rp360 miliar. Namun, pada kuartal kedua tahun 2023, angka ini mengalami penurunan menjadi Rp125 miliar. Meskipun terjadi penurunan, angka tersebut di atas ekspektasi perusahaan yang memproyeksikan adjusted EBITDA kuartal kedua tahun 2023 antara minus Rp150 miliar hingga minus Rp175 miliar.

        Perusahaan yang PHK Karyawan di 2023

        Tren PHK dalam skala besar oleh sejumlah perusahaan di Indonesia masih terus berlanjut hingga pertengahan 2023. Tak hanya Bukalapak, beberapa perusahaan di sektor e-commerce dan teknologi lain juga mengumumkan kebijakan pengurangan jumlah karyawan.

        Handito Joewono, Ketua Umum Asosiasi Startup Teknologi Indonesia (Atsindo), mengatakan bahwa pengurangan karyawan sudah direncanakan sejak lama, tetapi pelaksanaannya ditunda karena berbagai alasan, termasuk dampak dari pandemi Covid-19.

        “Itu fenomena gunung es saja. Ini sudah lama mereka (startup) tahan-tahan karena sebenarnya untuk PHK ribuan pekerja dapat mencoret nama perusahaan, namun mau tidak mau akhirnya harus dilakukan,” jelas Handito, dilansir dari Fortuneidn pada Kamis (10/08/2023).

        Dalam pandangannya, dia berpendapat bahwa PHK merupakan bagian alami dari siklus bisnis, termasuk Shopee.

        “Shopee melakukan langkah penyesuaian PHK sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi operasional. Shopee juga lakukan PHK ini sudah sejak September tahun lalu,” tambahnya.

        Selain Shopee, Bibit juga ramai dikabarkan memberhentikan karyawannya. Perusahaan yang mengoperasikan aplikasi investasi reksa dana tersebut telah melakukan pengurangan karyawan di bagian divisi pemasaran dan sumber daya manusia.

        “Perusahaan Bibit juga telah mengambil langkah efisiensi dalam tenaga kerja sebagai bagian dari evaluasi kinerja. Proses performance review ini biasa terjadi di perusahaan pada umumnya,” imbuhnya lagi.

        Fazz juga mengonfirmasi laporan mengenai PHK terhadap karyawan pada awal Maret lalu. Perusahaan teknologi finansial tersebut menyebutkan bahwa langkah pengurangan karyawan ini berlaku untuk pekerja di seluruh wilayah operasional perusahaan. Meski begitu mereka tidak merinci jumlah pegawai yang terkena dampak PHK.

        “Keputusan Fazz ini diambil setelah mengeksplorasi semua langkah pemangkasan biaya lainnya, termasuk pemotongan kompensasi secara sukarela serta pembekuan sementara gaji para founder dan eksekutif senior,” ungkapnya.

        PHK rupanya juga dilakukan perusahaan pendidikan berbasis teknologi asal Indonesia, Zenius. Mereka kembali mengumumkan PHK di 2023, yang sebelumnya telah melakukan PHK dua kali di tahun 2022.

        “Untuk mencapai tujuan kami menjadi arus kas yang positif dan memastikan keberlanjutan perusahaan kami, Zenius harus membuat beberapa keputusan sulit yang secara langsung akan mempengaruhi karyawan kami,” jelas perwakilan Zenius, dilansir dari Bisnis.com pada Kamis (10/08/2023).

        Cara Hadapi PHK di Tempat Kerja

        Situasi yang sulit seperti PHK bisa menjadi pengalaman yang menantang bagi siapa pun. Pada akhir Juli 2023 lalu, perusahaan e-commerce Bukalapak telah melakukan PHK pada karyawannya. Kabar ini menyoroti pentingnya memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi perubahan dalam karier.

        Melody Wilding, coach dan author dari Trust Yourself: Stop Overthinking and Channel Your Emotions for Success at Work, menyatakan bahwa penting untuk memisahkan fakta dan asumsi sendiri. Periksa fakta atau bukti yang menunjukkan kemungkinan PHK terlebih dahulu dan apakah akan terdampak untuk diri sendiri atau tidak.

        “Contohnya, apakah perusahaan telah meminta kamu untuk mengadopsi langkah-langkah pengurangan biaya? Sudahkah perusahaan melaksanakan penghentian sementara dalam merekrut karyawan baru? Apakah terjadi penurunan penjualan yang terus-menerus? Jika sebagian besar jawabannya adalah tidak, maka tidak perlu merasa cemas. Cobalah untuk memiliki pemikiran yang positif dan buang jauh-jauh beban pikiran yang tidak perlu,” tuturnya, dilansir dari Fimela pada Kamis (10/08/2023).

        Apabila dirasa ada indikasi-indikasi potensi PHK, usahakan untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut dan membuat rencana cadangan.

        “Setelah menerima berita PHK, penting untuk mengevaluasi situasi keuangan. Buat rencana anggaran yang realistis dan identifikasi sumber pendapatan sementara, jika diperlukan,” imbuh Melody.

        Selain itu, tetap menggunakan waktu luang setelah PHK untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan guna investasi di masa depan. Pertimbangkan untuk mengambil kursus online, sertifikasi, atau pelatihan tambahan yang dapat meningkatkan value di dunia kerja. Ini juga dapat membantu seseorang saat mencari pekerjaan baru.

        “Luangkan waktu beberapa jam untuk memastikan resume, portofolio, dan profil LinkedIn selalu mutakhir. Penting meningkatkan value dengan mengasah keterampilan yang dimiliki, ini akan mudah agar kamu cepat diterima di pekerjaan baru,” terangnya.

        Tak lupa, ia menegaskan untuk terus memiliki jaringan luas dengan rekan kerja dalam mencari peluang baru. Manfaatkan hubungan profesional yang dimiliki untuk mencari informasi tentang pekerjaan baru, peluang kewirausahaan, atau proyek lepas.

        “Jalinlah kembali komunikasi dengan rekan kerja dan atasan dari perusahaan sebelumnya. Sertailah kelompok-kelompok profesi dan industri yang relevan,” pungkasnya.

        Baca Juga: Perubahan Iklim Bisnis Jadi Biang Kerok Badai PHK Startup

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nevriza Wahyu Utami
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: