Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Indonesia Gelar Konferensi Sustainability Paling Akbar, Bakal Dihadiri Pemimpin Dunia dan Pakar

        Indonesia Gelar Konferensi Sustainability Paling Akbar, Bakal Dihadiri Pemimpin Dunia dan Pakar Kredit Foto: Laras Devi Rachmawati
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia segera menghelat Indonesia Sustainability Forum pada 7-8 September 2023 di Jakarta.

        Acara ini merupakan wujud kontribusi Indonesia pada dunia untuk menjawab tantangan yang dihadapi negara berkembang dan negara maju dalam mengimplementasikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

        Baca Juga: Menuju Indonesia Emas 2045, Kemenko PMK Dorong Pembangunan Ekonomi Bahari

        Nantinya, acara ini akan menjadi konferensi sustainability paling akbar di Indonesia yang mempertemukan sekitar 700 pemangku kebijakan, pakar ahli, serta investor dari seluruh dunia untuk membangun kemitraan di bidang sustainability dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi hijau.

        "Dunia sedang berpacu dengan waktu untuk memenuhi komitmen Net Zero serta menyukseskan agenda pembangunan berkesinambungan atau SDGs. Saat ini sudah terdapat banyak perjanjian dan komitmen internasional yang diharapkan dapat mendorong pencapaian target penurunan emisi gas rumah kaca, tetapi kita perlu bergerak lebih cepat dan inovatif," ujar Deputi Transportasi dan Infrastruktur Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin, di Jakarta, Selasa (22/8/2023).

        "Tentunya, upaya global harus mempertimbangkan beragam prioritas kepentingan negara maju dan berkembang sehingga pertumbuhan berkelanjutan dapat dirasakan secara adil dan merata oleh semua khalayak. Pemerintah Indonesia berharap ISF dapat menghadirkan wadah atau platform kolaborasi lintas negara yang baru dan adil," tambah Rachmat.

        Selain itu, Kadin Indonesia juga mengajak seluruh pelaku usaha di Indonesia serta calon investor untuk menangkap peluang sustainability di dunia usaha yang berpotensi menjadi sektor perekonomian yang menjanjikan di masa mendatang.

        "Inisiatif prinsip keberlanjutan adalah imperatif agar kita bisa keluar dari middle income trap dengan mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 6% dalam rangka mencapai target Indonesia Emas di tahun 2045," ujar Wakil Ketua Umum Koordinator Kadin Indonesia Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri, Shinta Kamdani, saat ditemui di tempat yang sama.

        "Untuk itu, pemerintah dan pelaku usaha perlu bersinergi untuk memastikan akselerasi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang inklusif. Gelaran ISF 2023 adalah bukti nyata kolaborasi pelaku usaha dan pemerintah untuk menciptakan ekosistem bisnis berkelanjutan dalam transisi ekonomi hijau," katanya melanjutkan.

        Kadin Indonesia diketahui telah turut aktif mendorong inisiatif menuju transisi ekonomi hijau dan investasi hijau di Indonesia dan Asia Tenggara melalui Kadin Net Zero Hub dan Carbon Center of Excellence.

        Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B. Pandjaitan, diagendakan membuka acara ISF ini yang bertajuk Pursuing Sustainable and Inclusive Growth. Menteri Luhut akan menyampaikan keynote speech dengan tema besar Pertumbuhan dan Keberlanjutan (Growth and Sustainability) yang akan membuka jalan bagi Indonesia untuk mencapai visi Indonesia Emas di tahun 2045.

        Baca Juga: Tingkatkan Perbaikan Tata Kelola dan Sustainability Perusahaan, PLN Gandeng Transparency International Indonesia

        Sementara, Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan hadir dalam rangkaian Gala Dinner ISF 2023 bersama para pemimpin dunia, pelaku bisnis, serta pakar isu sustainability internasional dan dalam negeri. ISF 2023 juga diharapkan menjadi tempat bagi para katalis di bidang sustainability untuk bertemu dan bertukar pikiran.

        Gelaran yang mengusung tema besar Pursuing Sustainable and Inclusive Growth ini juga telah menggandeng beberapa institusi global sebagai Knowledge Partner, di antaranya adalah McKinsey & Company, Boston Consulting Group, Tony Blair Institute for Global Change, dan badan usaha milik negara seperti Pertamina, Perusahaan Listrik Negara, serta pelaku bisnis global seperti Sinarmas dan AstraZeneca.

        Para Knowledge Partner akan memimpin sesi tematik dengan menghadirkan dan memfasilitasi dialog konstruktif yang bertekad menghadirkan solusi untuk mendorong upaya dekarbonisasi, transisi ekonomi hijau, serta konservasi ekosistem lingkungan dan keanekaragaman hayati.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Laras Devi Rachmawati
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: