AI Dianggap Berkekuatan Super, Sayangnya Ini Empat Kekurangannya
Kredit Foto: Nadia Khadijah Putri
Kecerdasan artifisial atau artififcial intelligence (AI) memang memiliki kekuatan super, sayangnya terdapat empat kekurangan yang masih melekat, yakni potensi halusinasi, plagiasi, penyebaran misinformasi, hingga memprofil target korban malware.
Head of Research Center Global Research & Analysis Team (GReAT) Kaspersky, Vitaly Kamluk mengungkapkan, potensi-potensi tersebut muncul bergantung pada bagaimana sistem AI tersebut diciptakan.
Pertama adalah potensi halusinasi dalam memberikan informasi. Kamluk sempat melakukan demo langsung dengan ChatGPT di hadapan hadirin Cyber Security Week Kaspersky 2023 di Jimbaran, Kuta Selatan, Bali pada Kamis (24/8/2023). Ia mengetik perintah tertentu atau prompt untuk menguji potensi “halu” selama pemaparannya.
Baca Juga: AI Tumbuh Pesat di Asia Pasifik, Bagaimana dengan Indonesia?
“… Jadi apa pun input-nya, waspadalah dengan output-nya karena itu adalah fenomena yang wajar di semua Model Bahasa Besar (Large Language Model; LLM) yang memperbagus informasi, dan tidak ada yang bisa mengatasi ini,” ujar Kamluk.
Kedua adalah potensi plagiasi. Kamluk menjelaskan, AI juga mendeteksi hasil riset penelitian dan plagiarisme. Namun, karena begitu banyak bisnis yang menerapkan AI, alhasil penelitian, paper, atau bahkan tugas kuliah dan sekolah yang dikerjakan tanpa bantuan AI atau ChatGPT, dianggap plagiat.
“Akibatnya, banyak kejadian yang para pelajar itu dituduh (mencuri) ide dari orang lain dan mengeluarkan kata-kata mereka dengan bantuan LLM, dan sejumlah orang di internet malah mengeklaim bahwa mereka tidak benar, dan itu menyakitkan,” sambungnya.
Kamluk melanjutkan, kejadian tersebut malah membuang waktu peneliti atau penulis jurnal atau riset, dan seringkali terjadi bahwa hal tersebut tidak mungkin untuk dibuktikan bahwa mereka memproduksi karya secara original dan tidak dibuat dengan AI.
“Nah coba sekarang pikirkan hal itu terjadi di seluruh umat manusia. Berapa banyak talenta yang direndahkan atau dihilangkan dengan cara ini dengan menuduh mereka?” tanya Kamluk di hadapan audiens.
Ketiga adalah potensi misinformasi. ChatGPT yang berbasis AI dapat memungkinkan pengguna untuk membuat konten sebanyak-banyaknya berdasarkan referensi yang diberikan. Namun, di satu sisi, Kamluk menjelaskan beberapa perusahaan media dituduh bekerja sama secara rahasia untuk mengembangkan perangkat lunak yang merahasiakan sumber yang terverifikasi.
“… ini semacam artikel yang dibuat untuk menjatuhkan perusahaan dan ada di semua industri, bukan? Jadi Anda dapat membuat konten sebanyak-banyaknya untuk menyebarkan misinformasi ini. Ini benar-benar berdampak dan buruk. Contoh artikel berita politik,” jelas Kamluk.
Keempat adalah potensi penyalahgunaan untuk memprofil target korban malware. Kamluk sempat menjelaskan ChatGPT dapat membantu penjahat siber untuk menerjemahkan pesan ke berbagai bahasa, khususnya bahasa-bahasa di wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara, bahkan kode JavaScript.
“Misalnya saya meminta untuk buatkan fungsi JavaScript untuk mencuri cookies dari browser yang mungkin menyediakan akses informasi seperti Facebook, malah tidak bisa. Ada batasan-batasan etis yang diimplementasikan ChatGPT, yang itu adalah proteksi dari penyalahgunaan. Tapi kalau bertanya dengan cara yang berbeda, mereka akan berikan contoh kode JavaScript yang bisa digunakan untuk mentransfer cookies dari browser ke server,” terangnya blak-blakan.
Pada akhirnya, meskipun AI serba bisa, terdapat hal-hal yang membatasinya. Utamanya ChatGPT yang memiliki batasan etika untuk mengakses prompt tertentu. Meski demikian, AI dapat menjadi peniru ulung berdasarkan data-data yang masuk untuk dilatih algoritma.
Dihelat oleh Kaspersky, perusahaan keamanan siber global sejak tahun 1997, Cyber Security Week 2023 berlangsung sejak Rabu hingag Jumat (23–25 Agustus 2023). Acara ini membahas bagaimana keamanan siber dan AI saling berhubungan dan mengisi.
Baca Juga: Helat Cyber Security Week 2023 di Bali, Kaspersky Tekankan Imunitas Siber untuk Tetap Aman dengan AI
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: