Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bukan Hanya Transportasi, IESR: Arah Angin Sangat Tentukan Polusi Udara di Jakarta

        Bukan Hanya Transportasi, IESR: Arah Angin Sangat Tentukan Polusi Udara di Jakarta Kredit Foto: Antara/Fauzan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, masalah polusi udara di Ibu Kota Indonesia, Jakarta, tidak hanya disebabkan oleh kendaraan bermotor dan pembakaran sampah semata. Sebuah faktor penting yang terbukti memainkan peran signifikan dalam hal ini adalah arah angin yang berlaku di wilayah metropolitan ini.

        “Memang harus dipahami bahwa polusi udara di Jabodetabek tidak hanya dipengaruhi oleh sumber pencemar dari kendaraan bermotor yang pembakaran bahan bakarnya berkualitas rendah, tapi yang lain. Kalau berbicara polusi udara di Jakarta, arah angin juga sangat menentukan,” jelas Fabby, dikutip dari kanal Youtube IESR pada Senin (28/8/2023).

        Fabby menyoroti pentingnya memahami peran arah angin dalam mengatasi permasalahan polusi udara di Jakarta.

        Baca Juga: Dari Transportasi hingga PLTU, Ini Penyumbang Utama Polusi Udara di Jakarta

        “Nah, kita lihat di Indonesia kan ada dua musim, musim panas dan musim penghujan. Musim panas dari April sampai Oktober, kalau musim penghujan masuk November sampai Maret. Nah, di sini arah angin berbeda,” papar Fabby.

        Fabby menguraikan bahwa saat ini PLTU bukanlah faktor utama yang menyebabkan polusi udara. Ini disebabkan oleh kondisi musim kemarau, di mana arah angin bertiup dari wilayah Timur Jakarta, yang meliputi berbagai kawasan industri dan pabrik.

        “Pada saat musim panas seperti ini, kontribusi dari polusi udara itu datang dari kawasan industri di sebelah Timur Jakarta, seperti Bekasi, Cikarang, bahkan sampai ke Cirebon. Karena pola angin, jumlah emisi yang dihasilkan dari arah Timur cukup besar, sehingga kontribusinya dominan pada saat-saat sekarang,” terangnya.

        Sedangkan pada saat musim penghujan, arah angin bertiup dari arah Barat Jakarta. Oleh karena itu, polusi udara yang berlokasi di wilayah PLTU di Tangerang berhembus menuju Jakarta.

        “Ketika musim hujan, anginnya dari Barat, maka polusi yang ada di kawasan industri PLTU yang ada di Merak, Banten, Tangerang sampai ke sini (Jakarta). Nah sehingga, kita bisa lihat pada musim (hujan) itu kontribusi polusi udara dari pembangkit listrik seperti PLTU cukup besar. Ini mungkin bisa menjadi penjelasan kebingungan yang kemarin,” lanjut Fabby.

        Dia membeberkan fakta sejak 2017, mutu udara yang segar secara perlahan menurun dan saat ini bahkan hampir sulit ditemukan udara yang tidak tercemar. Dia mengimbau agar pemerintah dapat mengatasi akar masalah polusi udara di Jakarta.

        Bukan hanya di Jakarta saja, tetapi di seluruh Indonesia perlu ditangani permasalahan polusi udara ini, terutama di wilayah Kalimantan dan Sumatera.

        “Penting sekali untuk menyelesaikan persoalan polusi udara ini sampai akarnya. Jangan hanya bicara soal polusi udara di Jabodetabek, tapi juga di seluruh Indonesia. Kawan-kawan di Kalimantan dan Sumatera yang saya baca berita, dua hari terakhir tuh kualitas udaranya juga buruk karena ada kebakaran hutan dan lahan,” ungkapnya.

        Baca Juga: Udara Jakarta Kian Memburuk, Direktur KPBB Ungkap Ada Manipulasi Data Polusi dari Pemerintah

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nevriza Wahyu Utami
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: