USAID: Olah POME Jadi Listrik Ide Bagus, Tetapi Banyak Tantangan Teknis
Director of Energy Procurement & Sustainable Finance USAID-SINAR, Raymond Bona, mengatakan bahwa pengolahan limbah cair kelapa sawit atau palm oil mill effluent (POME) untuk menjadi energi listrik, sehingga dapat mengurangi emisi merupakan ide yang sangat bagus. Namun, ia melihat banyak tantangan teknis jika ide tersebut diterapkan oleh USAID.
“Kami setuju bahwa pengurangan emisi POME ini sangat baik, tapi kami melihat tantangan non teknis, terutama dari Pemda, terus juga perizinan bagaimana akses proyek, karena semuanya punya PKS. Jadi bagaimana mereka itu bisa terbuka dan mau membangun itu,” ujarnya dalam Seminar Nasional Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca dan Peluang Perdagangan Karbon di Indonesia, Selasa (19/9/2023).
Untuk diketahui, Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat atau United States Agency for International Development (USAID) merupakan badan independen dari pemerintahan Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas bantuan untuk bidang ekonomi, pembangunan, dan kemanusiaan untuk negara-negara lain didunia dalam mendukung tujuan-tujuan kebijakan luar negeri Amerika Serikat.
Baca Juga: Sering Pojokkan Sawit Nasional, PB HMI Minta Pemerintah Evaluasi Keberadaan Greenpeace Indonesia
Di Indonesia sendiri USAID telah banyak membantu di sektor energi. Raymond menjelaskan bahwa USAID telah masuk ke program energi Indonesia sejak tahun 20211. USAID diketahui sudah menjangkau provinsi Riau dan Medan.
“Kami program energi itu sudah dari 2011, memang di paruh 10 tahun itu kita memang masuk ke provinsi Riau dan Medan, dengan PTPN dan segala macam,” tuturnya.
Ia melanjutkan, bahwa USAID menyediakan dukungan kepada Sumber Daya Manusia (SDM) dan juga PLN. Ia menambahkan, PLN merupakan salah satu fokus utama dari USAID. Mengingat, PLN merupakan masalah utama dari energi.
“Tapi memang dari sisi support, kita ada di SDM dan juga ada PLN. Biasanya kalau misalnya mereka tersambung, kita juga jangkau mereka. Tapi, memang agak sedikit berbeda, fokus kami di fase ketiga, program kami itu memang lebih ke regulator perspektif gitu dari policy. Terutama di PLN, karena memang PLN merupakan salah satu barrier atau salah satu issue terbesar juga dari energi. Tapi kita ada biogas juga di proyek yang kita support, lebih fragmented tapi tidak terfokus gitu,” pungkasnya.
Baca Juga: Terbukti Sukses Lakukan PSR dengan Asian Agri, KUD Sawit Subur Lanjutkan Kemitraan Tahap II
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: