Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ketidaktahuan dan Budaya, Ternyata Begini Akar Masalah Kotornya Laut Indonesia

        Ketidaktahuan dan Budaya, Ternyata Begini Akar Masalah Kotornya Laut Indonesia Kredit Foto: Unsplash/Piranka.
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023 menjadi refleksi akan masalah kelautan di Indonesia. Hal ini mengingatkan kembali sejumlah masalah terkait dengan laut atau pesisir seperti gundukan sampah di Pantai Loji yang baru-baru ini viral dalam media sosial.

        Peneliti Universitas Padjadjaran, Alexander Muhammad Khan mengingatkan bahwa sampah-sampah baik hasil rumah tangga maupun industri yang dibuang sembarangan pada akhirnya akan menggunung di laut.

        Baca Juga: Hadir Bantu Nelayan, Pacific Paint Dukung Penyelenggaraan Festival Nadran Laut di Tangerang

        Lewat kecerobohan tersebut, Masyarakat sebenarnya tak hanya merusak alam namun juga membuat Masyarakat lainnya menderita karena ulah yang dianggap sepele namun memiliki efek yang dahsyat.

        “Ternyata sampah itu bisa terakumulasi di laut akibat proses yang terjadi di upstream alias daratan. Yang paling menderita adalah Masyarakat yang hidup di pesisir laut. Simpelnya, hal ini terjadi karena kita masih belum terbiasa buang sampah pada tempatnya,” ungkapnya dalam diskusi yang bertajuk Road to KTT AIS Forum: Langkah Nyata Kelola Laut, Rabu (4/10).

        Rendahnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan ini diperparah dengan tak adanya ketegasan regulasi dari pemerintahan. Alexander menurutkan bahwa salah satu contohnya adalah belum ada kebijakan tegas agar masyarakat tak hanya membuat sampah pada tempatnya namun juga memilah sampah yang akan dibuangnya dari organik dan non-organik.

        Aktivis Lingkungan, Engel Laisina turut menyuarakan hal serupa, ia mencontohkan beberapa Masyarakat sekitarnya masih menganggap bahwa membuang sampah ke laut merupakan hal yang lumrah.

        Baca Juga: Ancaman Kedaulatan Indonesia, Klaim China Atas Laut Natuna Utara Buka Cuma Sekedar Masalah Peta!

        Hal ini ternyata merupakan buntut dari tak adanya implementasi tegas terkait aturan membuang sampah meski aturan tersebut sebenarnya telah dibuat oleh pemerintah daerah setempat. Selain itu, ketidaktahuan hingga ketidakacuhan Masyarakat juga menjadi persoalan lainnya dalam menyuarakan isu lingkungan itu sendiri.

        “Di Ambon ada regulasi terkait pengelolaan sampah namun ternyata aturan tersebut hanya ada sementara sosialisasinya ke masyarakat ternyata kurang,” jelasnya.

        Baca Juga: Pemanasan Global Meningkat, Rumput Laut Bisa Dijadikan Alternatif Bahan Pangan

        “Pemda Ambon, bekerja sama dengan komunitas setempat, pernah mencoba untuk mensosialisasikan hal tersebut (isu kelautan) lewat membacakan aturan tersebut dalam setiap lampu merah namun tak begitu efektif karena kurangnya pemahaman masyarakat akan isu lingkungan,” imbuhnya.

        Oleh karenanya ia mendorong adanya kesadaran maupun sinergi antara Masyarakat dengan pemerintah untuk bersatu padu menyuarakan masalah lingkungan terkait dengan ekosistem dari laut.

        Baca Juga: Empat Faktor Ini Pendorong Utama Penurunan Emisi Sektor Logistik Kelautan

        Engel menjelaskan bahwa generasi muda akan menjadi pedang utama dalam hal tersebut apalagi dalam era digitalisasi. Menurutnya, platform media sosial tak bisa diremehkan lagi dalam menyuarakan isu yang penting untuk diketahui Masyarakat seperti terkait tata Kelola laut dari Indonesia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Aldi Ginastiar
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: