Dalam beberapa tahun terakhir, NFT (Non-Fungible Tokens) telah menjadi salah satu topik paling hangat dalam dunia teknologi dan seni. Dari karya seni digital hingga barang koleksi, NFT telah memberikan keunikan dan otentikasi pada aset digital, memberi peluang bagi seniman dan kreator untuk mendapatkan pengakuan dan penghasilan yang layak.
Namun, seperti halnya setiap tren teknologi, ada kalanya puncak popularitasnya menyurut dan memunculkan pertanyaan: Apakah era kejayaan NFT telah berakhir?
Menurut laporan platform kripto dappGambl berjudul "Dead NFTs: The Changing Landscape of the NFT Market," dari sekitar 73.257 koleksi NFT yang diidentifikasi, hampir 69.795 di antaranya memiliki kapitalisasi pasar nol Ethereum (ETH). Baca Juga: Gaet Coinpayments.net dan Farming Via NFT Grup, Token Rimaunangis Jadi Alat Pembayaran Kripto
Artinya, sekitar 95% dari pemilik koleksi NFT ini melakukan investasi yang tidak memiliki nilai. Data ini juga mengindikasikan bahwa lebih dari 23 juta individu memiliki aset NFT yang tidak memiliki nilai.
Mengamati fenomena terbaru ini, CEO Tokocrypto, Yudhono Rawis, menjelaskan sama seperti pasar lainnya, NFT tidak lepas dari dinamika pasang surut. Fase awal penerimaan teknologi atau tren baru biasanya disertai dengan antusiasme yang tinggi, yang sering kali diikuti oleh penyesuaian dan koreksi pasar. Meskipun telah ada penurunan aktivitas dalam beberapa bulan terakhir, hal ini tidak necessarily menandakan akhir dari NFT, melainkan fase transisi.
"Pasar NFT mengalami fluktuasi alami. Seperti halnya pasar lain, pasar NFT juga dapat mengalami siklus naik dan turun yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tren, permintaan, penawaran, sentimen, dan spekulasi. Beberapa NFT mungkin mengalami lonjakan harga sementara karena hype atau publisitas, tetapi kemudian menurun karena kurangnya minat atau dukungan jangka panjang," kata Yudho di Jakarta, Jumat (6/10/2023).
Lebih lanjut, Yudho memiliki pandangan yang optimistis terhadap masa depan NFT. Meskipun NFT mungkin sedang mengalami fase penyesuaian, banyak indikator menunjukkan bahwa ini bukanlah akhir dari era kejayaannya. Dengan terus berinovasi dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar, NFT berpotensi untuk kembali berkembang dan memainkan peran penting dalam ekosistem digital masa depan.
"NFT bukanlah sekedar tren sesaat. Kami melihat potensi pertumbuhannya sebagai revolusi industri kreatif dan digital. Ada banyak inovasi yang masih bisa dijelajahi. Seperti halnya teknologi lainnya, ada waktunya pasang dan surut, tetapi keyakinan kami adalah bahwa NFT akan bangkit kembali dengan cara yang lebih matang dan inovatif," jelasnya.
Tren dan Edukasi
Penjelasan Yudho, NFT lebih dari sekedar tren dan merupakan revolusi dalam cara memahami hak milik digital. NFT memberikan kemampuan untuk mengotentikasi dan memverifikasi kepemilikan aset digital, sebuah fitur yang sebelumnya sulit dicapai. Hal ini berarti bahwa di masa depan, segala jenis aset digital, mulai dari desain produk hingga hak cipta musik, dapat di-tokenisasi dan diperdagangkan dengan aman.
Kedua, meski ada penurunan, sejumlah platform NFT masih mencatatkan transaksi yang cukup signifikan. Ini menunjukkan bahwa ada permintaan yang tetap untuk NFT, meski mungkin sudah berbeda dari puncaknya. Beberapa platform atau proyek NFT tetap populer dan menguntungkan. Misalnya, OpenSea, pasar NFT terbesar, mencatatkan volume perdagangan lebih dari US$ 10 miliar pada bulan Maret 2023. Demikian pula, beberapa game berbasis NFT seperti Axie Infinity atau CryptoKitties masih memiliki basis pengguna dan pendapatan yang besar.
Untuk mengangkat NFT kembali berjaya, mungkin ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh para kreator, kolektor, dan investor NFT. Untuk kreator harus bisa menciptakan NFT yang lebih berkualitas, unik, dan bermakna. Serta, meningkatkan regulasi dan kebijakan yang mendukung perkembangan NFT tanpa menghambat kreativitas dan inovasi. Baca Juga: Tokocrypto Ungkap Pasar Kripto Sempat Bullish pada September, Akankah Positif di Oktober?
"Salah satu pembeda NFT adalah bahwa mereka dapat merepresentasikan aset digital yang memiliki nilai seni, budaya, atau sejarah yang tinggi. Oleh karena itu, para pencipta NFT harus berusaha untuk membuat karya-karya yang menunjukkan kreativitas, orisinalitas, dan keahlian mereka. Selain itu, mereka juga harus memberikan cerita atau konteks di balik karya-karya mereka, sehingga para kolektor atau investor dapat merasakan koneksi atau emosi terhadap NFT tersebut," jelas Yudho.
Selain itu yang paling penting adalah mengedukasi dan menginspirasi masyarakat luas tentang NFT. NFT masih merupakan konsep yang baru dan asing bagi banyak orang, terutama mereka yang tidak terbiasa dengan teknologi blockchain atau kripto.
"Oleh karena itu, para pelaku pasar NFT harus berusaha untuk menyebarkan kesadaran dan pengetahuan tentang NFT kepada masyarakat luas. Terutama mengenai apa itu NFT, bagaimana cara kerjanya, apa manfaatnya, dan apa risikonya," pungkas Yudho.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: