Strategi CEO SIRCLO Libatkan Mitra Usaha dan Pekerja Berkembang Pesat Bersama
Perusahaan rintisan (startup) penyedia solusi omnichannel dan e-commerce enabler berbasis di Indonesia, SIRCLO beberapa waktu lalu sempat melakukan merger dengan ICUBE, dan mengakuisisi Orami, Warung Pintar, dan Bizzy.
CEO SIRCLO, Brian Marshal bercerita banyak soal perusahaan yang beberapa waktu lalu sempat meraih pendanaan Seri C dan kini memiliki rencana untuk mengembangkan perusahaan untuk skala regional. Warta Ekonomi menemuinya secara langsung di Jakarta pada Jumat (13/10/2023). Berikut wawancara lengkapnya.
Transformasi digital yang masif di Indonesia melahirkan industri e-commerce enabler, bagaimana tren e-commerce enabler di Indonesia di masa depan?
Oke, jadi beberapa atribut atau karakteristik yang bisa disampaikan mengenai tren digital e-commerce.
Pertama, ini selama 10 tahun terakhir berkembang sangat pesat, bisa dibilang dimulai dari hampir tidak ada atau kecil sekali 10 tahun yang lalu, sehingga sekarang sudah menjadi bagian yang signifikan di mata konsumen maupun di mata pelaku bisnis.
Baca Juga: Usai M&A dan Raih Pendanaan Seri C, SIRCLO Incar Pertumbuhan dan Profitabilitas
Sekarang kan hampir semua konsumen itu tahu atau pernah mencoba belanja daring (online). Sebaliknya pelaku bisnis juga hampir semua minimal tahu dan banyak yang sudah mulai atau mencoba untuk penjualan online juga. Sehingga, dari yang saya maksud, dari yang 10 tahun lalu itu hampir tidak ada, kecil sekali sekarang menjadi signifikan.
Namun demikian, signifikannya ini sendiri sebenarnya kalau dilihat secara persentase itu masih kecil. Sebenarnya bisa bicara bahwa apa pun yang kami bilang signifikan ini masih mungkin di bawah 10% dari total GDP atau bahkan mungkin dari total ritel kita. Sedangkan di negara-negara lain yang kita semua lihat penetrasi teknologinya, kebiasaan konsumen atau pelaku bisnisnya sudah makin advance, itu bisa sampai puluhan persen dampak atau kontribusi digital commerce ini terhadap PDB maupun terhadap total ritel.
Jadi artinya ke depan masih banyak ruang untuk bisa berkembang, kurang lebih seperti yang saya sampaikan.
SIRCLO menjadi e-commerce enabler terdepan di Indonesia di antara pemain lain, bisa dielaborasikan keberhasilan di balik itu?
Terima kasih atas apresiasinya. Khususnya e-commerce enabler, artinya apa sih? Sekali lagi saya mau menjelaskan bahwa kami itu perusahaan teknologi yang membantu para pelaku bisnis untuk bisa masuk ke e-commerce dengan baik.
Pelakunya ini sendiri bisa dari usaha kecil, menengah maupun besar, itu kami layani semua. Memang dari tahun ke tahun perjalanannya kami mulai dari UMKM dulu di awal-awal, kemudian baru dikembang ke segmen perusahaan-perusahaan yang besar.
Nah, yang kami lakukan itu dan apa juga mungkin yang dikaitkan dengan tadi bisa dibilang terdepan atau nomor satu di Indonesia adalah satu, kami bisa dibilang cukup awal atau pionir dalam apa yang kami lakukan ini. Jadi kami bukan ikut-ikutan, sudah ada banyak enabler lainnya, lalu kemudian kami ikutan, tidak, kami salah satu pionir dalam hal ini.
Kedua, dalam perjalanan tersebut kami selalu mencoba berinovasi, memunculkan banyak perkembangan, fitur maupun layanan yang kami bisa bagikan terhadap klien kami. Dan memang dari awal sudut pandang e-commerce enabler itu adalah beda dengan mungkin katakanlah associating company, di mana yang oke, perusahaan rekrut kami karena mereka enggak mau kerjain hal yang mungkin mereka rasa lebih mudah dikerjain oleh orang lain. Kalau associating company mungkin cara berpikirnya seperti itu, tidak ada salahnya dengan itu.
Namun buat kami, menjadikannya juga maknanya adalah memastikan kesuksesan atau perkembangan usaha dari klien-klien kami tersebut. Sehingga, kami bertanggung jawab juga terhadap perkembangan penjualan mereka, perkembangan profitabilitas mereka di jualan mereka secara online, itu juga bagian-bagian perhatian kami. Jadi, kalau dikaitkan lagi dengan inovasi, fitur-fitur, atau layanan lainnya yang kami munculkan, itu selalu semua guiding principle-nya itu adalah ini membantu klien kami berkembang dan makin untung.
Itu yang saya rasa selama ini kami lakukan, selain bahwa tadi saya sampaikan di awal juga kami cukup pionir dalam apa yang kami lakukan
Dari laporan Emerging Giants in Asia Pasific yang diterbitkan KPMG bersama HSBC, SIRCLO menjadi salah satu startup yang diramal akan menjadi raksasa Asia Pasifik, bagaimana pandangan Anda soal ini dan apakah ada target ekspansi di luar Indonesia?
Oke, pertama mungkin menanggapi dulu kalau bicara tentang kata yang digunakan raksasa atau besar. Kami secara internal merasa apa pun yang kami lakukan ini sebenarnya masih relatif kecil terhadap potensinya.
Tadi kan kita juga bicara di awal, mengenai pertumbuhan yang sudah signifikan, tapi juga ke depan masih banyak ruang. Sehingga mudah-mudahan kami bisa terus relevan, bisa terus atau bahkan lebih cepat lagi berkembangnya dibanding tren secara umumnya. Sehingga, memang kami kemudian bisa memiliki dampak yang makin luas lagi. Makin banyak pelaku bisnis yang bisa kami bantu dan kemudian mereka semua juga sukses, sehingga akhirnya memang membuat kami makin besar.
Itu yang saya lihat, memang karena kondisi-kondisi yang tadi kita bahas. Jadi memang sebenarnya kami sih cukup percaya diri, kami on track-lah untuk meng-capture potensi tersebut.
Bicara mengenai ekspansi ke luar, mungkin komentar saya adalah pertama, kami selalu teringatkan bagaimana bahwa apa yang kami kerjakan di Indonesia ini sendiri masih punya banyak ruang berkembang. Dan Indonesia ini, kalau bicara regional ASEAN, ini sebenarnya sudah jadi porsi yang sangat besar. Sudah cukup banyak pekerjaan yang bisa dikerjakan di sini, sebelum kita bahkan bicara mengenai regional.
Namun demikian, kami tentu lihat tidak menutup kemungkinan bila ada peluang dan waktu yang tepat. Kami mau berkembang secara regional, khususnya dimulai dari mungkin bagaimana membantu klien-klien kami, pelaku-pelaku bisnis kami juga bisa buat regional. Jadi bukan hanya SIRCLO-nya go regional atau go global, tapi juga pelaku bisnisnya bisa go regional atau bahkan go global juga.
Jadi ada di pikiran kami, ada di aspirasi kami, namun memang hingga hari ini dan di tahun ini memang kami belum eksekusi lebih komplet dalam hal tersebut.
Dapat dikatakan bahwa SIRCLO mengutamakan UMKM atau pelaku bisnis naik kelas, kemudian ekspansi SIRCLO?
Betul, karena pada akhirnya kan model bisnis kami seperti itu ya, kami sebagai e-commerce enabler itu kan, bagaimana kami sukses adalah kalau kami kemudian dapat kepercayaan dari banyak pelaku usaha, yang harusnya kepercayaan sebut memang dibarengi atau datang karena mereka melihat bisa sukses kalau mereka menggandeng SIRCLO sebagai mitra.
Enggak mungkin atau tidak akan sustainable kalau kami bisa bilang SIRCLO-nya sukses, kliennya enggak pada sukses gitu ya. Itu antara enggak mungkin atau itu bom waktu saja.
Gross Merchandise Value (GMV) atau transaksi perusahaan SIRCLO mencapai lebih dari Rp1 triliun selama pandemi lalu, tepatnya tahun 2020, bisa diceritakan faktor-faktor capaian tersebut dan adakah target yang lebih besar di tahun ini?
Jadi betul, itu adalah bagian dari informasi yang kami bagikan juga terhadap teman-teman media beberapa tahun yang lalu. Itu satu capaian yang membanggakan buat kami, menunjukkan bagaimana dampak kami itu makin signifikan dalam membantu para pelaku usaha dan angka tersebut sudah berkembang secara signifikan atau secara besar juga dalam beberapa tahun terakhir ini.
Jadi kalau saya tidak salah ingat itu angka kayaknya sebelum atau mungkin di awal-awal masa pandemi ya waktu itu. Sekarang kami sudah melewati juga masa pandeminya, Puji Tuhan, dan memang selama masa pandemi tersebut terjadi percepatan dan perkembangan, sehingga angka yang tadi disebutkan itu sekarang sudah berkembang jauh di atas itu.
Ke depan kami lihat angkanya juga masih bisa terus berkembang. Lagi-lagi memang kunci utamanya adalah secara umum pelaku bisnis makin memahami bagaimana pentingnya digital commerce ini. Di sisi lain konsumen juga apalagi setelah melalui masa pandemi sudah makin terbiasa, sudah makin dimanjakan, dan sudah makin melihat bahwa digital commerce ini tidak melulu hanya sekadar masalah promosi juga.
Kalau dulu mungkin ya teman-teman lebih sering dengar omongan, kenapa belanja online? Oh karena banyak diskonnya, banyak cashback-nya atau apalah gitu ya yang berbau-bau promosi. Akhir-akhir ini saya pikir walaupun masih ada dan itu masih tetap menarik buat konsumen. Namun, sudah makin banyak juga konsumen yang sebenarnya mau ada atau enggak ada promosi, perilaku-perilakunya sudah mulai bergeser, lebih kepada kalau bisa beli online, ngapain gue ribet beli langsung secara on-site? Untuk kategori-kategori tertentu ya terutama.
SIRCLO telah merger dengan ICUBE, mengakuisisi Orami, Warung Pintar, juga Bizzy, apa latar belakang perusahaan mengambil langkah tersebut dan adakah rencana lainnya?
Jadi apa yang kami lakukan selama beberapa tahun terakhir ini, dilatarbelakangi oleh dua hal. Satu adalah percepatan perubahan perilaku konsumen atau pelaku bisnis yang tadi bicarakan gitu kan. Karena pandemi orang jadinya dipercepat atau dalam tanda kutip dipaksa untuk digital gitu ya. Jadi itu ada satu faktor yang kami perhatikan.
Faktor lainnya juga adalah bahwa ternyata apa yang dibutuhkan oleh pelaku bisnis itu makin luas. Misalnya tadinya digitalisasi itu mungkin lebih ke arah hanya bisnis ke konsumen (B2C) saja, yang jualan langsung ke konsumen. Tapi akhir-akhir ini kami lihat B2B, toko-toko, warung-warung, reseller itu juga mulai didigitalisasi.
Jadi kami lihat ada perluasan kebutuhan tersebut, sehingga kami lihat jawabannya mungkin adalah dengan bertumbuh secara in organic gitu ya, melihat kapabilitas dari teman-teman yang sudah melakukan hal-hal yang complementary saat apa yang kami lakukan dan kami gabungkan gitu ya, di dalam sini sebagai satu ekosistem. Nah ini yang melatarbelakangi aksi korporasi di beberapa tahun terakhir ini.
Namun demikian, tadi kalau misalnya mengenai rencana ke depan gitu ya. Emang kami melihat bahwa kondisi ekonomi maupun kecenderungan investasi yang cukup berubah di akhir-akhir ini, menurut kami untuk kemudian juga menyesuaikan diri. Sehingga, lebih fokus ke area profitabilitas. Bukan hanya pengembangan di sisi ekosistem begitu ya.
Makanya kalau ke depan mungkin kami sedang tidak memprioritaskan aksi korporasi lainnya. Fokusnya lebih ke arah melihat ke dalam dan bagaimana bisa mengoptimalisasi, baik memaksimalkan pendapatan ataupun menekan biaya sedemikian rupa, sehingga kemudian kami bisa secepat mungkin sustainable, bisa berdiri di kaki sendiri tanpa banyak bergantung pada pendanaan terus menerus.
Soal pendanaan Seri C beberapa bulan lalu, digunakan untuk apa saja? Apakah ada rencana penggalangan dana seri selanjutnya?
Jadi mungkin saya komentar begini bahwa memang selama dua tahun terakhir ada beberapa investor, baik itu adalah investor yang sebelumnya sudah investasi di kami maupun investor baru yang mendukung dalam bentuk investasi di situ.
Ada pun beberapa dari investor tersebut membantu kami membangun ekosistem yang tadi kami ceritakan dengan aksi korporasi dan lain-lain. Itu kan ada biayanya di sana dan kemudian beberapa itu memang kami curahkan untuk kemudian membentuk ekosistem tersebut. Tapi di sisi lainnya juga adalah memang apa yang kami kerjakan sebelumnya dengan dorongan atau fokus kami lebih ke arah pertumbuhan atau growth, itu artinya di bawahnya itu kalau di pembukuan masih merugi.
Nah, meruginya ini artinya kan gimana nih, ini kan perlu ada yang cover begitu kan? Uang yang diberikan investor kemudian meng-cover kerugian yang masih dialami tersebut. Namun mungkin fokusnya juga adalah bahwa ke depan atau dalam waktu yang sangat dekat ini sebenarnya kami sudah mulai bisa berdiri di kaki kami sendiri. Sehingga, faktor pendanaan yang dibutuhkan untuk menutup kerugian itu harusnya sudah tidak ada lagi. Makanya saya bisa bilang tadi itu ada kaitannya sama ketidakbergantungan lagi kami terhadap pendanaan dari luar.
Namun tidak menutup kemungkinan bahwa ke depan ada beberapa pengembangan. Tadi kan sempat kita bicara juga di awal, saya tidak bicara ini adalah sesuatu yang pasti ya, tapi salah satu kemungkinan, yakni perkembangan regional. Nah ini kan artinya hal baru yang mau dikerjakan. Biasanya hal baru kan memang membutuhkan suatu modal baru lagi juga. Nah itu masih dimungkinkan ke depannya. Kalau ada pengembangan-pengembangan itu membutuhkan modal tambahan.
Namun setidaknya untuk usaha yang sudah saat ini berjalan, kerugiannya itu sekarang sudah bisa dibilang hampir nol. Sehingga kemudian, memang perusahaan bisa berdiri sendiri dan kalau pun ada pendanaan bukan untuk menutupi kerugian tersebut.
SIRCLO dikabarkan tengah mengejar target profitabilitas dan pertumbuhan jangka panjang, bisa dielaborasi strategi atau langkah-langkah yang SIRCLO lakukan untuk mencapai target tersebut?
Tentu dua hal ya. Satu adalah dari berbagai atau ragam usaha atau layanan yang kami miliki, itu kan sama seperti banyak bisnis atau perusahaan atau grup lainnya gitu ya. Pasti beda-beda tuh bisnis ini ada yang lebih untung, ada yang tidak. Jadi satu strategi kami adalah fokuskan diri terhadap hal-hal yang sudah terbukti lebih menguntungkan dan mengurangi intensitas atau konsentrasi atau resource di bagian-bagian yang belum menguntungkan. Jadi itu satu cara atau satu pendekatan.
Pendekatan satu cara lainnya adalah tentu baik itu menguntungkan atau kurang menguntungkan, kami mengencangkan ikat pinggang, lebih memperhatikan di sisi biaya-biaya yang terjadi untuk melakukan bisnis tersebut. Baik itu artinya dalam produktivitas karyawan, baik dalam kerja sama-kerja sama yang kami lakukan dengan pihak-pihak lain yang kemudian bisa kami teliti untuk kemudian bisa lebih kompetitif lagi harganya.
Nah itu yang kami lakukan, sehingga secara umum bisa ruginya mengecil-mengecil dan sehingga akhirnya sampai berbalik menjadi keuntungan.
Jadi satu tadi adalah pilih fokus, usaha mana yang memang lebih menguntungkan dibandingkan yang tidak. Kedua, adalah mau mana pun usahanya, semuanya coba cost-nya kami tekan.
Bagaimana SIRCLO memastikan produk dan layanan yang ditawarkan selalu inovatif dan berdampak bagi UMKM?
Kalau ditanya bagaimana memastikan produk atau layanan ini selalu inovatif atau selalu memberikan dampak yang baik, ujung-ujungnya saya rasa itu memang berkaitan sama kepekaan, kemampuan perusahaan melalui setiap individu di dalamnya dalam memperhatikan dan mendengarkan apa yang dibutuhkan oleh stakeholder kami.
Dalam hal ini jadi kalau misalnya kami tanya spesifik UMKM, apakah itu adalah permodalan, apakah itu adalah pendampingan, apakah itu adalah mungkin solusi teknologi yang lebih sederhana, enggak yang ribet. Nah ini apa sih sebenarnya keluhannya, apa sih sebenarnya yang menarik buat mereka, itu yang kepekaannya dari kami perlu diasah terus. Enggak yang sebaliknya bahwa kami mencoba memaksakan apa yang kami pikir sebagai sesuatu yang harus dilakukan, padahal belum tentu sebenarnya stakeholder kami melihatnya bernilai.
Jadi saya rasa itu sih, dan contoh mengenai UMKM, misalnya tadi kami lihat salah satu fenomena yang kami pelajari juga akhir-akhir ini adalah makin banyak UMKM yang sekarang mulai digital itu adalah UMKM-UMKM yang makin kecil, makin sederhana, dan kemudian fokus terhadap mungkin produk-produk yang tidak terlalu banyak. Dari produk unggulan yang sedikit pilihannya, tapi memang produk itu bisa laku banget.
Artinya itu ternyata kami lihat solusi toko online kami yang sebelumnya itu etalase besar, dibuat lebih sederhana. Jadi satu page yang lebih simpel karena memang barangnya lebih sedikit, yang penting orang kemudian bisa check out atau belanja lebih cepat.
Nah ini ada sebutannya kami kreatif memberi nama, “Cekatan”, “Check out Halaman”, jadi saya rasa itu simpel banget.
Kebutuhannya karena memang untuk pelaku usaha yang seperti itu juga, nah ini jadi sebagai contoh saja begitu ya. Banyak hal lain yang kami lakukan yang datangnya dari kepekaan, kemauan kami untuk terus mendengarkan yang dibutuhkan itu apa.
Selain dari produk dan layanan yang SIRCLO tawarkan, apa ada upaya lain dari SIRCLO untuk membantu bisnis UMKM Indonesia bisa naik kelas?
Itu kan ada aspek teknologinya, “Cekatan”, jadi bagaimana kami beradaptasi ini ya, solusinya itu yang lebih cocok gitu ya buat mereka.
Anyway itu Cekatan ini juga kami pakai akhir-akhir ini ya, ini menanggapi misalnya isu baru gitu ya mengenai TikTok Shop. Setelah itu, buka lagi atau sudah ditutup, enggak tahu ya bakal ada lagi atau gimana gitu ya, itu di luar dari lingkup kami. Tapi yang pasti saat ini kan tidak ada nih, tapi kan orang-orang masih promosi di sana gitu kan, melalui konten video ataupun live streaming. Si Cekatan ini bisa digunakan untuk penonton mereka di TikTok tersebut checkout-nya di halaman tersebut.
Jadi itu bagaimana teknologi ini bisa menjadi solusi begitu ya, tapi itu lagi ya ini adalah solusi secara teknologi ya.
Solusi lainnya atau upaya lainnya apa yang kami lakukan, pendampingan juga, pelatihan dalam bentuk workshop atau kompetisi gitu ya. Yang kami lakukan contohnya Panen Omset, itu ada acara kami roadshow Panen Omset gitu ya di berbagai kota untuk menginspirasi, mendampingi, memberikan pendidikan, edukasi, dan termasuk kompetisi juga di dalamnya untuk para teman-teman UMKM ini bisa berkembang.
Yang lainnya mungkin juga di dimensi lain dari sustainability karena kalau bisa sustainability mungkin pertama tentu adalah bagaimana bisa sustainable secara keuangan gitu ya, tadi break even, tidak rugi, dan lain-lain, tapi kan aspek lain sustainability adalah mungkin kaitan terhadap lingkungan.
Kami sekarang baik secara perusahaan maupun terhadap stakeholder kami, mencoba menggalakkan apa yang bisa kami lakukan supaya makin ramah lingkungan. Jadi, misalnya tadi juga ada kegiatan kami, saya lupa dengan mitra yang mana ya, tapi ada kami menggandeng suatu mitra untuk memberikan pelatihan, pembekalan terhadap teman-teman UMKM dalam pengelolaan prosesnya mereka, limbahnya mereka, atau sampah-sampahnya mereka, supaya kemudian makin menguntungkan buat mereka iya, tapi juga makin ramah lingkungan.
Bagaimana Anda memimpin tim Anda hingga bisa membawa SIRCLO di posisi saat ini?
Pertama saya mau memberikan komentar bahwa apa pun yang sudah dicapai ini sebenarnya masih banyak yang bisa ditingkatkanlah begitu ya. Jadi artinya masih jauh dari sempurna dan masih banyak ruang yang bisa ditingkatkan, diperbaiki ke depannya.
Namun, memang kalau bisa dibilang lebih kurangnya selama ini sudah cukup berhasil, sudah cukup sukses itu mungkin saya bisa atribusikan terhadap dua hal.
Satu adalah peranan kolaborasi di dalam perusahaan dimulai dari saya dengan rekan-rekan manajemen lainnya, maupun ke semua lapisan team members di SIRCLO. Jadi upaya yang dilakukan di SIRCLO ini sebenarnya bukan upaya sendiri maksud saya begitu ya. Jadi kolaborasi yang terjadi dengan rekan-rekan saya yang lainnya di manajemen maupun di semua lapisan itu adalah yang membuat SIRCLO bisa ada di titik ini.
Artinya apa? Jadi bahwa ini bukan sekadar isinya itu adalah orang-orang yang mampu. Misalnya kayak saya yang mampu melakukan A atau dia melakukan B dan Anda melakukan C. Tapi nyambung begitu ya kan. Jadi kalau bisa doang, tapi kemudian kerjanya masing-masing dan kemudian malah berbenturan, mungkin SIRCLO tidak ada di titik ini. Tapi kemampuan kolaborasinya ini yang kemudian bisa membuat SIRCLO itu. Jadi itu satu, dan saya memang sebagai pemimpin sebisa mungkin memberikan suasana bekerja, meng-encourage komunikasi dan sedemikian rupa supaya kemudian kolaborasi tadi itu terjadi.
Kedua adalah aspek lainnya yang mungkin saya bisa sampaikan tentang kegigihan atau perseverance bahwa SIRCLO ini sendiri mungkin kalau teman-teman di media juga mungkin pernah perhatikan gitu ya selama 10 tahun ini enggak hanya berkembang, ada titik-titik down-nya juga.
Nah, namun baik itu lagi berkembangnya, tidak jemawa mungkin begitu ya, dan pada saat jatuhnya atau pada saat ada down juga tidak kemudian sampai ibaratnya tergeletak dan putus asa.
Kami memilih terus untuk gigih selama memang kami masih melihat ada nilai-nilai yang bisa kami ciptakan di tengah-tengah masyarakat. Usaha itu kemudian tadinya berkembang terus sekarang jadi harus berkurang. Tadinya sempat untung, mungkin jadi rugi. Orangnya mungkin tadinya sekian banyak, kemudian ternyata ada yang memang harus bisa jalan dan harus mengecilkan skala usaha. Itu ya dinamika usaha yang kami terima dengan lapang dada dan tetap kami hadapi dengan kegigihan.
Pesan untuk pemain industri e-commerce enabler di tengah kondisi ekonomi yang masih belum pasti?
Mungkin pesan ya saya bagi ke tiga pihak. Satu adalah secara umum terhadap industri e-commerce. Saya pikir tadi kita kaitkan dengan bagaimana potensi ke depan masih besar, saya harapkan bahwa makin banyak kolaborasi bisa terbentuk juga antara perusahaan di industri ini.
Jadi saya rasa ini bukan saatnya seperti ibaratnya ruangan itu sudah sempit terus setiap orang sikut-sikutan, desak-desakan. Ini sebenarnya ruangnya masih besar, kita masih bisa membesarkan sama-sama dampaknya, sehingga masih ada ruang buat semua orang untuk bisa berkembang. Sehingga, mudah-mudahan pemahaman tersebut membuat orang makin terbuka, makin mau untuk berkolaborasi, enggak hanya berkompetisi. Itu satu buat semua pelaku industri.
Kedua adalah kalau untuk pelaku usaha, jadi misalnya baik yang saat ini sudah menggandeng SIRCLO maupun yang belum. Saya pikir dinamika yang akan terjadi juga dan mungkin TikTok Shop, atau apa, yang tadinya lagi berkembang pesat terus sekarang sedang diregulasi. Jadi ke depan saya pikir mungkin juga akan ada inovasi-inovasi atau bahkan bisa jadi ada pelaku-pelaku baru begitu ya. Ini menuntut artinya, pelaku usaha itu bisa menyiapkan diri, menghadapi dinamika tersebut dengan baik. Salah satunya mungkin dengan menerapkan strategi omnichannel. Enggak bergantung pada satu tempat saja, dan ini disiapkan tidak pada saat sudah ada masalah. Tapi memang dari awal didesain menuju ke sana.
Dan jangan lupa di data e-commerce ini dan dikaitkan dengan strategi omnichannel tadi, ke depan pelaku usaha ini perlu memahami bahwa informasi, data, dan loyalitas dari konsumen itu perlu bisa dimiliki juga oleh pelaku bisnis secara langsung. Jadi di saat bersamaan itu bisa memanfaatkan banyak kanal penjualan pihak ketiga, tapi di saat bersamaan mungkin coba dilirik juga bagaimana pentingnya memiliki upaya-upaya untuk go direct to consumer (D2C). Mungkin melalui toko online sendiri misalnya. Ini saya rasa cukup penting buat para pelaku usaha.
Terakhir, dan tentu ya masih SIRCLO juga bisa mendampingi mereka dalam hal-hal begini yang saya sampaikan.
Ketiga, kalau buat teman-teman di SIRCLO. Tiga tahun terakhir ini rollercoaster yang merata, khususnya 12 bulan terakhir juga SIRCLO tidak luput dari tren secara umum di industri startup yang mengalami banyak goncangan.
Buat teman-teman yang saat ini sempat harus terpaksa berpisah jalan dengan SIRCLO, saya doakan mudah-mudahan saat ini sudah atau sedang sukses di tempatnya masing-masing. One way or another bisa jadi kita bertemu lagi juga.
Nah buat teman-teman yang terus ada di SIRCLO hingga titik ini, mudah-mudahan kerja keras, kegigihan yang kita curahkan bersama-sama selama 12 bulan terakhir, itu membuahkan hasil yang tidak kalah kondisinya buat ke depan. Dan tentu ini harus dibarengi dengan terus mikirnya lebih besar, tidak hanya melihat kondisi perusahaan, tapi juga dampak yang kita munculkan sebenarnya apa.
Terlepas usaha bisa jadi untung, bisa jadi rugi, kadang meningkat, kadang menurun, tapi apa pun itu yang terjadi kita memberikan nilai di tengah-tengah masyarakat.
Mudah-mudahan teman-teman yang ada di SIRCLO ini mengamini bahwa apa yang kita lakukan di dalam ini bermanfaat.
Baca Juga: Sekilas Tren E-Commerce Enabler di Indonesia, Bagaimana Perkembangannya Sekarang?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: