Seluruh dunia saat ini sedang berusaha menuju net zero emission (NZE) guna menahan peningkatan suhu permukaan bumi tidak lebih dari 1,5 derajat celsius.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN juga melakukan langkah strategis untuk dapat mendukung upaya dunia dalam menekan meningkatnya suhu muka bumi dengan mendorong percepatan transisi energi.
Baca Juga: PLN Gandeng Lembaga Penjamin Investasi China Untuk Perkuat Pendanaan Hijau
Strategi untuk mempercepat transisi energi adalah melalui skenario Accelerated Renewable Energy Development melalui pembangunan Green Transmission Line, serta pembangunan Smartgrid dan Flexible Generation.
"Dalam transisi energi, kami membangun skenario Accelerated Renewable Energy Development yang secara agresif menambah 75 persen dari Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dan 25 persen dari gas alam pada 2040," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (23/10/2023).
Darmawan mengatakan, Indonesia sebagai negara kepulauan dengan sumber daya alam yang besar membuat sumber EBT tersebar dan terpisah dengan pusat demand. Guna bisa menyinkronkan mismatch yang ada, PLN mengembangkan Green Transmission Line.
"Pengembangan pembangkit EBT ini bisa dipercepat dengan pembangunan jaringan transmisi yang terkoneksi dengan baik. Green Transmission Line menjadi salah satu skema yang mampu menghubungkan sumber energi dengan demand. Dengan hal tersebut, maka target porsi pembangkit EBT hinga 75% pada bauran energi bisa dicapai," ujarnya.
Baca Juga: Gelorakan Energi Gas, Sinergi Pemerintah Sukses Ringankan Beban Petani
Menurutnya sumber energi EBT yang mayoritas bersifat intermittent akan diatasi dengan pembangunan smartgrid dan flexible generation. Dengan adanya skema ini, listrik yang berasal dari EBT bisa dipasok lebih besar tanpa harus mengkhawatirkan faktor intermitensi.
Dengan langkah-langkah strategis tersebut, PLN sebagai lokomotif transisi energi di Indonesia optimistis target NZE pada 2060 bakal tercapai.
"Dari 1 miliar ton emisi pada 2060, kami akan mengubahnya menjadi nol ton emisi pada 2060," ucapjya.
Baca Juga: Rolls-Royce Sebut Miliki Teknologi Energi Berkelanjutan
Selain itu, sejak Pemerintah menyatakan komitmen mencapai target NZE pada 2060 di tahun 2020 silam, PLN tidak tinggal diam dalam upaya dekarbonisasi.
Langkah strategis seperti pengurangan porsi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) serta transisi pembangkit fosil dengan pembangkit gas mampu mengurangi emisi karbon hingga 3,5 juta ton CO2 per tahun.
"Kami juga terus mengembangkan inovasi teknologi dengan melakukan teknologi co-firing biomassa, pengembangan hidrogen hijau serta kajian terkait carbon capture storage. Upaya-upaya ini secara paralel mampu mereduksi emisi," ungkapnya.
Lanjutnya, ia juga menegaskan PLN membuka seluas luasnya ruang kolaborasi dengan berbagai pihak. Upaya Perseroan dalam mereduksi emisi memerlukan dukungan dari semua pihak, tak terkecuali dari negara China.
Baca Juga: PLN Gandeng TBEA Untuk Kembangkan Manufaktur Ketenagalistrikan
"PLN membuka peluang kerja sama dengan mengedepankan spirit of fairness, di mana semua kerja sama dan peluang investasi mampu mendorong terwujudnya transisi energi, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tanah air," tutupnua
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Aldi Ginastiar