Hunian merupakan salah satu kebutuhan primer dalam kehidupan masyarakat dan krisis perumahan atau backlog perumahan menjadi isu yang semakin mendesak dan hal ini dipicu oleh tingginya tingkat urbanisasi.
Australia, seperti halnya Indonesia, menghadapi masalah serius dalam menyediakan perumahan yang terjangkau bagi warganya.
Meskipun masalahnya memiliki karakteristik yang berbeda, tantangan yang dihadapi mirip, yaitu ketersediaan perumahan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan populasi yang terus bertambah.
Pendiri dan CEO One Global Capital, Iwan Sunito, mengungkapkan bahwa banyaknya imigran yang datang ke Australia memicu terjadinya backlog di negeri Kangguru tersebut. "Sekitar 1 juta imigran masuk ke Australia," kata Iwan kepada awak media melalui Zoom Meeting, Selasa (24/10/2023).
Adapun, menurut firma akuntan KPMG, harga hunian di seluruh Australia akan melonjak dalam 18 bulan ke depan. Dalam laporan Residential Property Market Outlook September 2023, Dr Brendan Rynne, Kepala Ekonom KPMG mengatakan ada sejumlah faktor yang diperkirakan akan mendorong kenaikan harga.
Menurut laporan terbarunya, harga hunian akan naik secara nasional sebesar 4,9% selama 9 bulan ke depan dan kemudian melonjak sebesar 9,4% hingga Juni 2025.
Baca Juga: Gandeng Austrade, Privy Perkuat Ekspansi Bisnis di Australia
“Harga rumah dan unit akan semakin meningkat pada tahun keuangan berikutnya karena pasokan tempat tinggal terus terbatas, dikarenakan kelangkaan lahan yang tersedia, menurunnya tingkat persetujuan dan aktivitas konstruksi yang lebih lambat atau lebih mahal.”
Sementara itu melansir Forbes Advisor, dalam beberapa tahun terakhir, harga perumahan di Australia telah mengalami lonjakan yang signifikan sehingga membuat banyak orang kesulitan untuk membeli rumah pertama mereka. Bahkan dengan suku bunga yang rendah, harga perumahan tetap tinggi.
Untuk mengatasi krisis perumahan, pemerintah Australia telah berusaha membangun lebih banyak perumahan dengan rencana menciptakan satu juta unit perumahan dalam lima tahun ke depan dengan melibatkan investasi swasta, salah satunya dari dana pensiun, untuk membangun perumahan lebih lanjut.
“Saya melihat saat ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan kebijakan strategis perusahaan mengingat potensi pasar properti Australia khususnya di Sydney” ujar Iwan Sunito.
“Kondisi pasar properti Australia khususnya di Sydney tahun 2023 sungguh membuat keyakinan kami semakin tinggi dalam menghadapi tahun 2024.”
“Tahun 2023 merupakan tahun yang luar biasa bagi One Global Capital.” Jelas Iwan Sunito.
“Pertama, saya sangat bersemangat untuk bisa segera mengumumkan peluncuran proyek One Global Capital pertama senilai Rp4.5 triliun di Macquarie Park pada awal tahun 2024.”
“Bahkan yang lebih membanggakan kami berhasil mendapatkan DA approval dari dewan kota kota setempat dalam kurun waktu 8 bulan saja, dimana normalnya adalah 12 – 24 bulan untuk bisa mendapatkan persetujuan tersebut.
Macquarie Park dikenal sebagai kawasan pelajar dimana terdapat 44.000 siswa yang menempuh Pendidikan di Macquarie University. Selain dikenal sebagai pusat teknologi, Macquarie Park juga merupakan salah satu kawasan medis terbesar di Sydney. Dengan jalur Metro baru yang akan selesai dibangun pada tahun 2024, menghubungkan Macquarie Park dengan kawasan Barangaroo, sehingga waktu tempuh dapat dipangkas menjadi 18 menit.
“Kedua, proses permohonan kami untuk proyek One Chatswood senilai Rp7.5 triliun juga berjalan dengan baik dan telah diterima oleh dewan kota”.
Chatswood yang sering disebut adalah Beverly Hills di Pantai utara, merupakan salah satu pusat kota terbesar di suburban utara Sydney, dengan banyaknya acara konser musik dan pertunjukan di kawasan budaya yang dibangun khusus serta beragam seni jalanan publik yang fantastis. Ini juga merupakan rumah bagi kuliner Asia yang menakjubkan dan jalanannya yang rindang mengarah ke taman yang rimbun.
“Saya cukup beruntung bisa mengakuisisi kedua lokasi ini sekitar 2 tahun yang lalu, pada awal tahun 2022. Namun yang lebih membuat saya bersemangat tentang apa yang akan terjadi di masa depan adalah tentang ‘building towards a greener future” tambah Iwan Sunito.
“Kami telah menguji model ini di semua proyek kami di masa lalu dengan membuat taman luas secara horizontal dan vertikal di gedung tempat tinggal kami. Dan kami akan mengembangkannya pada proyek Macquarie Park dan Chatswood.”
“Dan saya meyakini bahwa daerah Macquarie dan Chatswood merupakan magnet baru bagi para investor properti dari Asia Pasifik, khususnya pasar Indonesia.”
“One Global Capital akan terus berfokus dalam pengembangan ekosistem mulai dari produk Build to Sell, Serviced Apartment/Hotel/Hospitality, dan Build to Rent.” Ujar Iwan Sunito.
Sementara ketika ditanyakan apakah tertarik untuk ikut serta dalam proyek Pembangunan IKN mengingat Iwan sempat menghabiskan waktu kecilnya di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, pendiri dan CEO One Global Capital tersebut mengatakan, tertarik berinvestasi di IKN meski belum ada rencana. "Saat ini, belum ada rencana untuk berinvestasi ke IKN. Tapi, kita terbuka jika pemerintah mengundang kita untuk bergabung," ujarnya.
Hingga kini, tercatat sebanyak 21 investor sudah dan akan melakukan groundbreaking di IKN dengan jumlah investasi mencapai US$2 miliar atau setara Rp330 triliun. Perusahaan properti yang berbasis di Australia itu sepertinya fokus di Jakarta, tepatnya di Ancol.
“Mendirikan proyek hunian kelas Dunia di Indonesia adalah imipian saya. Bagi kami, Ancol lebih menarik dimana kita bisa mendirikan cultural center, atau education center. Dan dari Jakarta bisa ke mana-mana, ke IKN, Yogyakarta, Bali.”
"Saya ingin menciptakan Ancol sebagai city of the future di Jakarta, ditambah mereka punya tanah reklamasi kira-kira 500 hektare,” tutup Iwan Sunito.
Sebagai informasi, ONE Global Capital adalah sebuah sebuah perusahaan investasi yang bergerak dibidang pengembangan property dan dimiliki sepenuhnya oleh Iwan Sunito. ONE Global Capital juga merupakan perusahaan yang memegang kendali penuh atas jaringan hotel apartemen terbaik di kota Sydney, SKYE Suites Green Square.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri