Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Anies Baswedan Serukan Perjuangan: Lebih Banyak yang Ingin Perubahan daripada Keberlanjutan!

        Anies Baswedan Serukan Perjuangan: Lebih Banyak yang Ingin Perubahan daripada Keberlanjutan! Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Calon presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan mengajak masyarakat yang merasa kondisi hari ini sulit dan penuh ketidakadilan untuk menyuarakan semangat perubahan. Hal ini Anies sampaikan saat menghadiri acara jalan sehat santri sarungan di Kabupaten Jember, Jawa Timur pada Minggu (29/10/23).

        Menurut Anies, pilpres-pemilu 2024 jadi ajang menunjukkan masyarakat yang ingin perubahan lebih banyak daripada yang ingin keberlanjutan.

        “Kita harus memperjuangkannya, bukan dengan protes bukan dengan kekerasan tapi dengan cara terhormat, kita kirimkan pesan lewat pemilu pilpres bahwa lebih banyak yang menginginkan perubahan dari pada keberlanjutan,” jelas Anies sebagaimana dikutip dari tayangan ulang yang diupload kanal Youtube Dapur Ngeh, Selasa (31/10/23).

        Baca Juga: Elektabilitas Survei Selalu Terendah, Anies Baswedan Minta Pendukungnya Tenang: Biarlah...

        Anies membeberkan satu contoh mengenai ketidakadilan dan kesulitan yang ada di masyarakat yang menurutnya harus diselesaikan dengan perubahan.

        Anies menyinggung kondisi petani yang berpenghasilan rendah padahal harga beras mahal yang mana ditengarai adanya pihak tertentu yang mengambil keuntungan pribadi sehingga membuat petani menderita. Anies menegaskan harus ada perubahan yang diusahakan untuk mengubah nasib petani di kondisi tersebut. Menurut Anies, hal serupa terjadi di level nasional di mana ada pengelolaan buruk terhadap SDA yang membuat para petani atau masyarakat pekerja menderita. Kondisi ini menurut Anies harus dihentikan dengan adanya perubahan.

        Eks Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan perubahan untuk mengatasi kondisi tadi bisa dilakukan dengan kemenangan di pemilu. Ia menegaskan kemenangan untuk dapat kewenangan harus diraih dengan cara yang beradab dengan tidak melakukan kecurangan atau nepotisme.

        Dengan meraih kemenangan dengan cara yang terhormat, maka ke depannya menurut Anies Indonesia bisa diisi oleh orang-orang baik.

        “Tapi bila kita mengelola negeri ini mencoba meraih kewenangan dengan cara yang tidak benar maka negeri ini dikelola dengan tidak benar. Bila diraih dengan cara nepotisme nanti saat berkuasa maka nepotisme, bila meraih kewenangan dengan kecurangan maka saat nanti pegang kewenangan pasti akan curang,” ungkapnya.

        Baca Juga: Janji Ciptakan Lapangan Kerja: Ganjar Pranowo-Mahfud MD 17 Juta, Anies Baswedan-Cak Imin 15 Juta

        “Tapi Bila kita kerjakan dengan cara terhormat nanti ketika pegang kewenangan menjalankannya dengan terhormat. Kita orang-orang terhormat mari kita menangkan pemilu besok untuk Inodonesia yang lebih adil,” tegasnya.

        Sementara itu, Cawapres yang juga Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang mengikuti acara yang sama mengatakan semangat perubahan adalah komitmen menghadirkan keadilan dan kemakmuran.

        Menurutnya, 2024 adalah jadi momen tepat melakukan perubahan menuju Indonesia emas 2045.

        “AMIN bertekad bulat saatnya 2024 dimulai perubahan untuk menuju Indonesia emas pada tahun 2045. Petani harus makmur dan sejahtera karena Indonesia butuh pangan yang banyak,” ujar Cak Imin dikutip dari ANTARA, Selasa (31/10/23).

        Sebelumnya, Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei elektabilitas paslon yang saat ini sudah terbentuk yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

        Baca Juga: Anies Baswedan ke Pendukung: Kita Tunjukkan Rakyat Indonesia Ingin Perubahan

        Anies-Cak Imin disebut mendapat 23,7%, Ganjar-Mahfud 33,7%, dan Prabowo-Gibran 36,1%.

        Untuk diketahui, survei ini dilakukan setelah pengumuman putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tanggal 16 Oktober 2023, ang menyatakan capres dan cawapres boleh berusia di bawah 40 tahun asalkan pernah menjadi kepala daerah atau pejabat lain hasil pemilu.

        Survei Indikator ini melibatkan 2.567 responden berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah. Sampel diambil secara acak menggunakan metode multistage random sampling dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka oleh pewawancara terlatih selama periode 16-20 Oktober 2023. Tingkat kesalahan survei (margin of error) 1,97% dengan tingkat kepercayaan 95%.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bayu Muhardianto
        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: