Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Strategi Tahan Efek El Nino Terhadap Laju Ekonomi, Begini Kata KSP

        Strategi Tahan Efek El Nino Terhadap Laju Ekonomi, Begini Kata KSP Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ekonomi Indonesia pada triwulan III-2023 tetap tumbuh positif, yakni sebesar 4,94% (year-on-year). Pertumbuhan ini sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan II-2023, 5,17%. Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup tangguh, pemerintah tetap mewaspadai dampak lanjutan dari perlambatan ekonomi global dan peningkatan harga pangan yang disebabkan oleh fenomena El Nino. 

        Deputi III Kepala Staf Kepresidenan, Edy Priyono, menyampaikan pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat. Diantaranya, mengalokasikan anggaran sebesar Rp26,09 triliun untuk program Bantuan Pangan Beras Tahap I dan II, serta Bantuan Langsung Tunai (BLT) El Nino. 

        Baca Juga: Ogah Laju Ekonomi Melambat, Pemerintah Akan Kebut Penyaluran KUR

        Lebih lanjut Edy menjelaskan, Bantuan Pangan Beras sebesar 10 kilogram per bulan akan dilakukan selama tiga bulan, dengan jumlah penerima sebanyak 21,35 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Total beras yang akan disalurkan lebih dari 1,2 juta ton. “Hingga akhir Oktober penyalurannya sudah 82 persen,” terang Edy, di dalam keterangannya, Selasa (7/11/2023).

        Adapun terkait BLT El Nino sebesar Rp200.000 per bulan, kata Edy, akan diberikan kepada 18,8 juta KPM mulai November hingga Desember 2023. “Langkah-langkah ini untuk menjaga pertumbuhan ekonomi kita,” ujarnya. 

        Edy menilai di tengah perlambatan dan ketidakpastian global ekonomi Indonesia masih cukup tangguh, dan merupakan yang tertinggi jika dibandingkan negara-negara G20. Ia mencontohkan Mexico (3,3%), Amerika Serikat (2,9%), Prancis (0,7%), Italia (0,1%). “Bahkan Jerman mengalami pertumbuhan negatif, yaitu minus 0,4 persen,” tutur Edy. 

        Edy menyebut, dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga dan investasi menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi selama triwulan III-2023. Konsumsi rumah tangga konsisten tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi, yakni mencapai 5,06% (yoy). Sejalan dengan itu, komponen investasi juga tumbuh sebesar 5,77% (yoy) atau konsisten meningkat sejak awal 2023.

        Baca Juga: Solidnya Ekonomi Indonesia, Menko Airlangga: Lebih Baik Dibanding AS

        Sementara pada komponen ekspor, sambung Edy, pertumbuhannya negatif -4,26% (yoy) dan terendah sejak triwulan IV 2020. Hal ini dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi global, dan termoderasinya harga komoditas utama. Selain itu, pada periode ini konsumsi pemerintah juga mengalami kontraksi sebesar -3,76% (yoy).

        Lebih lanjut, Edy mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap kuat juga tercermin dari sisi produksi, terutama ditopang oleh industri pengolahan sebesar 5,20%. Kinerja beberapa sektor lain seperti transportasi dan pergudangan, akomodasi makanan dan minuman, serta informasi dan komunikasi juga terpantau tumbuh tinggi pasca pandemi, dan tetap melanjutkan tren positif.

        Baca Juga: Perang Israel-Hamas Berdampak ke Ekonomi Indonesia, Menko Airlangga: Enggak Bisa Napas Lagi!

        Deputi Bidang Perekonomian KSP ini menyampaikan pertumbuhan ekonomi turut menciptakan lapangan kerja. Hal ini ditunjukkan oleh turunnya tingkat pengangguran terbuka (TPT) dari 8,42 juta orang atau 5,86% pada Agustus 2022, menjadi 7,86 juta orang atau 5,32%. Tak hanya itu, kualitas kondisi ketenagakerjaan Indonesia juga meningkat. Di mana proporsi tenaga kerja yang bekerja di sektor formal naik dari 40,69% menjadi 40,89% pada Agustus 2023. 

        Secara spasial, tambah Edy, pertumbuhan ekonomi juga terjadi secara merata di seluruh wilayah. Pertumbuhan tertinggi terjadi di wilayah Maluku-Papua (9,25%), disusul Sulawesi (6,44%), Jawa (4,83%), Kalimantan (4,83%), dan Bali & Nusa Tenggara (3,43%). 

        Baca Juga: Ekonomi Indonesia Melambat Tumbuh Tak Sampai 5%, Sri Mulyani Beberkan Alasannya!

        “Pulau Jawa dan Sumatera sebagai kontributor utama perekonomian nasional, yakni hampir 80 persen mampu melanjutkan pertumbuhan positif,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: