Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Anies Baswedan Diuntungkan Terkait Isu Politik Dinasti, Tak Berdampak ke Prabowo dan Rugikan Ganjar

        Anies Baswedan Diuntungkan Terkait Isu Politik Dinasti, Tak Berdampak ke Prabowo dan Rugikan Ganjar Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menilai isu politik dinasti tak merugikan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, sebaliknya, ia menilai isu tersebut malah merugikan pihak Ganjar Pranowo-Mahfud MD bahkan menguntungkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Hal ini Grace sampaikan mengomentari hasil survei yang dikeluarkan Indikator Politik Indonesia.

        Dalam survei Indikator disebutkan Anies Baswedan-Cak Imin memeroleh 24,4 persen suara di posisi tiga, Ganjar Pranowo-Mahfud MD 30 persen di posisi kedua dan Prabowo-Gibran di posisi pertama dengan 39,7 persen.

        Elektabilitas Ganjar sendiri mengalami penurunan signifikan dari sebelumnya 34,8 persen pada 16-20 Oktober 2023, menjadi 27,8 persen pada survei terakhir yang dilakukan. Di sisi lain tren peningkatan ditunjukkan baik Prabowo maupun Anies Baswedan.

        Baca Juga: NasDem Auto Girang! Survei Sebut Pendukung Lama Prabowo Subianto Lari ke Anies Baswedan

        Menurut Grace pada akhirnya isu-isu yang disebutkan tadi tidak berhasil membawa hasil yang diinginkan oleh pihak tertentu sekaligus gagal mengiring opini mengenai sosok Prabowo-Gibran. Dalam hal ini, Grace menyebut pasangan Ganjar-Mahfud yang dirugikan karena banyak dari mereka yang memainkan isu tersebut.

        “Isu dinasti dll justru tidak membawa hasil yang sepeti yang diinginkan pelempar isu, tidak berhasil menggiring opini untuk menurunkan kepercayaan pada Prabowo-Gibran, malah menembak kaki sendiri. Justru yang melempar isu hari ini kalau di survei malah mengalami penurunan dukungan yang menikmati kenaikan justru pasangan Anies- Cak Imin duduk tenang menikmati drama sinetron ini,” jelas Grace dalam pemaparan hasil survei Indikator secara daring, Minggu (12/11/23).

        “Semakin kita lihat orang yang puas pada kinerja Jokowi, semakin solid meninggalkan pasangan Ganjar-Mahfud dan kemudian solid merapat ke Prabowo-Gibran,” tambahnya.

        Sementara itu, Politisi PDIP Masinton Pasaribu menilai ada beberapa momen yang belum mampu tergambarkan dalam survei Indikator kali ini di antaranya mengenai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas minimal usia Capres-Cawapres yang disebut-sebut melanggengkan Gibran bin Jokowi menjadi Cawapres Prabowo meski belum genap 40 tahun.

        Padahal menurut Masinton, ia mengaku menanyakan kepada pemilih dan non pemilih PDIP terkait heboh putusan ini. Hasilnya menurutnya ada kebatinan terluka di tengah masyarakat terkait isu ini.

        “Karena kalau saya turun ke bawah masyarakat, yang saya temui itu bukan hanya pemilih PDIP, mereka kaget kok begini, apakah hal begini tidak terpotret di survei, tapi dengan responden 1220 belum bisa secara utuh. Yang saya tangkap dari kebatinan masyarakat ada hal yang terluka dari mereka tentang putusan MK terlepas dari survei tadi,” jelasnya.

        Sementara itu, Ketua DPW Partai NasDem Saan Mustopa mengungkapkan pihaknya optimistis Anies bisa melaju jauh di Pilpres 2024. Saan mengungkapkan tren kenaikan elektabilitas Anies jadi hal positif menjelang Pilpres 2024.

        “Kalau kita lihat survei memang belum beranjak dari posisi 3, tapi dari tren yang kami ikuti trennya itu buat Mas Anies mengalami kenaikan, kenaikan ini penting karena semakin memperpendek jarak dengan capres lainnya,” ungkap Saan dalam pemaparan hasil survei Indikator Politik yang disiarkan daring, Minggu (12/11/23).

        Baca Juga: Kecurangan Pemilu Sudah Mulai Terlihat, Megawati Beri Instruksi Tegas: Jangan Dibiarkan!

        Untuk diketahui, Survei Indikator kali ini dilakukan pada 27 Oktober sampai 1 November 2023 menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 1.220 orang. Sampel berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%.

        Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan responden seluruhnya warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bayu Muhardianto
        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: