Mantan Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menilai, bahwa saat ini adalah momen terbaik untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta menuju Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Menurutnya, peluang ini bisa dimanfaatkan bukan hanya untuk membangun kota impian, tapi juga mengeluarkan Indonesia dari middle income trap.
Bambang menyebut, salah satu faktor yang memperkuat keyakinan Bambang adalah kehadiran bonus demografi di Indonesia, yaitu ketika jumlah populasi dengan usia produktif lebih banyak dari populasi non-produktif.
“Ini adalah once in a life time opportunity. Karena kalau kita melewatkan masa bonus demografi ini, khawatirnya kita belum naik kelas saat kita populasi kita sudah jadi aging (menua). Nanti susah untuk kembali muda,” ujar Bambang dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (8/12/2023).
Bambang menilai, kehadiran usia produktif, terbukti mampu mengeluarkan banyak negara dari middle income trapkemudian naik kelas menjadi negara maju.
Oleh sebab itu, Bambang mengingatkan seluruh elemen masyarakat supaya tidak terlena dengan peluang ini.
“Bonus itu kan sesuatu yang tidak kita harapkan tiba-tiba ada. Indonesia begitu, tahu-tahu punya penduduk usia muda yang produktif, itu bonus. Tapi kita gak boleh kesenangan, tidak boleh relax. Justru ini adalah golden opportunity untuk keluar dari jebakan kelas menengah, seperi Jepang dan Korea Selatan,” ujarnya.
Lanjutnya, hal tersebut bukanlah menjadi jaminan pasti, pasalnya banyak negara yang gagal dalam menghadapi bonus demografi.
"Jadi ini bukan sesuatu yang otomatis. Maka kita harus menyiapkan berbagai strategi, salah satunya adalah memperkuat sektor perkotaan," ucapnya.
Bambang mengatakan, generasi muda mendambakan untuk bermukim di kota yang layak ditinggali (liveable).
Menurutnya, IKN Nusantara adalah kota impian para generasi muda, karena seluruh utilitas ditata dengan baik dan air minum yang keluar dari kran bahkan bisa langsung diminum.
Belum lagi kawasan inti pemerintahan yang dijamin terbebas dari polusi karena seluruhnya menggunakan kendaraan listrik.
Selain itu, sekitar 65 persen dari wilayah IKN juga tetap mempertahankan kawasan hutan yang menjadi identitas Indonesia.
“Kelompok usia muda jelas terekspos teknologi digital. Mereka sudah punya bayangan soal kota liveable, seperti tidak ada kabel listrik yang menggantung, air bisa langsung diminum. Justru ini saat terbaik supaya kita punya contoh role model dari pembangunan kota, yang akan mengarahkan kota-kota lain di Indonesia jadi lebih liveable,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: