Ada Tahun Politik, Pasar Asuransi Diprediksi Tak Akan Berdampak Signifikan
Pasar asuransi Indonesia memiliki ruang tumbuh yang sangat tinggi didorong pertumbuhan ekonomi dan sektor keuangan. Merujuk ASEAN Insurance Surveillance Report 2022, penetrasi asuransi Indonesia saat ini berada di sekitar 1,4% PDB, lebih rendah daripada Vietnam dan Filipina yang telah di atas 2%, ataupun Malaysia dan Thailand yang berada pada 3,8% dan 4,6%. Hanya dengan menyamai penetrasi Malaysia atau Thailand - bisnis asuransi Indonesia berpotensi berlipat tiga dari posisi saat ini.
Ni Made Daryanti, Chief Investment Officer, Allianz Life Indonesia, mengatakan, meskipun industri asuransi berpotensi terkena dampak dari kemungkinan perubahan situasi kondisi ekonomi global dan tahun politik, namun imbasnya tidak secara signifikan, karena kebutuhan masyarakat akan solusi perlindungan asuransi akan tetap ada.
Kondisi yang saat ini dihadapi industri asuransi di Indonesia dan membutuhan kolaborasi dari berbagai pihak adalah tingkat literasi dan penetrasi asuransi yang masih rendah. Berdasarkan Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Perasuransian Indonesia 2023-2027 OJK, tingkat penetrasi asuransi di Indonesia pada tahun 2022 berada pada level 2,27 persen, masih jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan beberapa peer countries di ASEAN. Baca Juga: Kembang Potensi Ekonomi Syariah, Allianz Syariah Bagi-bagi Asuransi Gratis di Makassar
Sedangkan menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan/SNLIK tahun 2022 OJK, tingkat literasi pada sektor perasuransian berada pada level 31,7 persen dan tingkat inklusinya pada level 16,6 persen, sehingga masih ada gap antara tingkat literasi asuransi dengan inklusi asuransi.
“Allianz berkomitmen untuk terus meningkatkan literasi finansial dan penetrasi asuransi melalui berbagai inisiatif yang digelar. Hingga November 2023, Allianz telah menggelar 613 acara literasi keuangan dan menjangkau lebih dari 635 ribu penerima manfaat. Kami juga terus menyediakan akses bagi masyarakat untuk mendapatkan proteksi asuransi yang sesuai kebutuhan. Hal ini sesuai dengan komitmen Allianz untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan literasi dan penetrasi asuransi,” kata Ni Made dalam diskusi Allianz Indonesia yang bertajuk “Economy and Investment Outlook 2024: Insurance & Media Industry in Political Year” di Jakarta, baru-baru ini.
Selain itu, Allianz Group yang diakui sebagai sustainable insurer berdasarkan Dow Jones Sustainability Index 2023 juga memiliki perhatian khusus terhadap isu keberlanjutan (sustainability) dengan menerapkan prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Hal ini karena bisnis asuransi bersifat jangka panjang dan fokus pada masa depan.
“Dalam menjalankan proses bisnisnya, Allianz Indonesia mengedepankan upaya penyelarasan aspek ESG yang mengarah pada cakupan keseimbangan kinerja 3P (People, Planet, dan Profit). Pendekatan ini tidak sekadar menitikberatkan pada aspek profit semata, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan,” ungkap Ni Made.
Dari sisi lingkungan, Allianz Indonesia telah melakukan berbagai inisiatif kepedulian terhadap lingkungan dan menjaga masa depan. Penanaman mangrove, mengumpulkan dan memilah sampah, pembuatan eco-enzyme, upaya penghematan energi dan penggunaan energi terbarukan, sampai dengan meningkatkan layanan berbasis digital untuk mengurangi pemakaian kertas.
Kemudian dari sisi dampak sosial, Allianz melakukan berbagai inisiatif untuk meningkatkan literasi dan pemahaman masyarakat tentang keuangan dan asuransi. Allianz juga telah melakukan beberapa program pemberdayaan untuk para pelaku UMKM, dan pelaku UMKM penyandang disabilitas agar dapat lebih mengembangkan usahanya.
Di tahun 2024, volatilitas ekonomi global masih akan berlanjut, namun ada optimisme pada kondisi ekonomi Indonesia yang masih cukup kuat dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada, walaupun akan sedikit melambat. Kondisi pasar akan mempengaruhi kinerja investasi, hal ini akan berimbas juga ke kinerja subdana asuransi jiwa unit link.
Di sisi lain, jumlah generasi muda yang kian bertumbuh menjadi peluang bagi industri asuransi. Masyarakat yang lebih muda memiliki karakteristik yang lebih dinamis, senang dengan hal yang mudah dan cepat, serta sangat piawai dengan penggunaan digital. Baca Juga: Jadi Tren Global, Bisnis Asuransi Masih Dihadapkan Peningkatan Kapasitasi Proteksi
"Oleh karena itu, pelaku asuransi perlu menyediakan solusi dan layanan yang inklusif serta memberikan kemudahan. Kemudian perkembangan ekonomi syariah dan halal lifestyle juga menjadi latar belakang terciptanya permintaan pasar terhadap asuransi syariah, yang menawarkan nilai-nilai universal dan saling berbagi kebaikan antar sesama," tuturnya.
Ni Made menyampaikan bahwa sesuai dengan tujuan Allianz untuk melindungi masa depan lebih banyak masyarakat Indonesia, Allianz telah melakukan pemisahan unit usaha syariah menjadi sebuah entitas yang berdiri sendiri, sehingga dapat menjangkau segmen yang lebih luas sekaligus berbagi kebaikan yang menguatkan.
"Kehadiran Allianz Syariah semakin memperkuat proposisi Allianz Indonesia yang mempunyai tiga entitas (True One Allianz), sehingga mampu menyediakan proteksi yang lengkap mulai dari asuransi jiwa dan kesehatan, umum, dan syariah. Semua ini didukung oleh transformasi digital yang sudah mulai dilakukan sejak lama untuk memberikan layanan dan pengalaman berasuransi yang mengesankan bagi nasabah," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman