Dishub Jabar Ungkap Penyebab Tingginya Volume Kendaraan pada Libur Nataru 2023/2024
Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat (Dishub Jabar) melakukan pemantauan kegiatan selama masa liburan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru) dengan tujuan untuk mengevaluasi dan menyusun strategi yang lebih efisien dan efektif, khususnya dalam menghadapi angkutan Lebaran di masa mendatang.
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat, A Koswara, menyampaikan bahwa hasil monitoring menunjukkan peningkatan signifikan dalam mobilitas masyarakat selama libur Nataru 2023/2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan ini antara lain adalah kebijakan pelonggaran mobilitas oleh pemerintah, persepsi masyarakat yang merasa aman untuk bepergian di tengah pandemi COVID-19, dan adanya libur panjang yang memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berwisata atau mengunjungi keluarga.
Baca Juga: Monitor Harian Kelistrikan Nataru, Dirut PLN Pastikan Listrik Aman
Selain itu, hadirnya destinasi wisata baru di berbagai kawasan Jawa Barat juga memberikan dampak positif terhadap peningkatan mobilitas kendaraan, terutama di kawasan Lembang, Dago, dan Ciwidey.
Menurut Koswara, kondisi jalan yang sempit dan berkelok-kelok, serta tingginya volume kendaraan besar seperti bus dan truk yang melintasi kawasan padat kendaraan, menjadi penyebab utama kemacetan lalu lintas selama masa liburan Nataru 2023/2024.
Data dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menunjukkan peningkatan volume kendaraan hingga 10% pada beberapa ruas jalan tol dan 15% pada ruas jalan raya.
"Peningkatan volume kendaraan pada seluruh ruas tol tersebut hingga sebesar 10%, hal ini terjadi pada tanggal 23 Desember 2023," katanya.
Selain peningkatan volume kendaraan di jalan tol, juga terjadi peningkatan pada berbagai moda transportasi umum seperti kereta api, bus, dan pesawat. Dishub Jabar mencatat bahwa tanggal 23 Desember 2023 menjadi hari dengan jumlah penumpang tertinggi untuk stasiun keberangkatan jarak jauh di Jawa Barat, baik di Daerah Operasi (DAOP) I, II, maupun III.
Baca Juga: Tinjau Pasar Johar Semarang, Ma'ruf Amin Sebut Kenaikan Harga Disebabkan Nataru
Dalam upaya mengatasi masalah tersebut, Dishub Jabar telah menempatkan 10 alat monitoring di lokasi strategis seperti Ciater, Ciwidey, Pangalengan, Lembang, Garut, Kuningan, Pangandaran, Pelabuhan Ratu, Puncak Bogor, dan Puncak Garut. Alat ini berfungsi untuk memantau kondisi arus lalu lintas, kecepatan rata-rata kendaraan, jumlah kendaraan yang melintas, V/C ratio, dan kondisi cuaca sekitar.
"Data tersebut digunakan sebagai bahan evaluasi dan penyusunan strategi untuk kegiatan selanjutnya, serta sebagai data untuk memberikan informasi yang aktual dan terkini terhadap masyarakat," jelas Koswara.
Dishub Jabar juga mengimbau pengelola tempat wisata untuk menyediakan fasilitas parkir yang memadai dan membatasi operasional kendaraan angkutan barang selama masa libur Nataru. Kolaborasi dan koordinasi aktif dengan berbagai instansi dianggap sebagai kunci utama untuk menciptakan strategi yang lebih efektif dan efisien dalam mengelola mobilitas masyarakat selama libur besar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: