Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, akan menambah setidaknya 100 titik lokasi bahan bakar minyak (BBM) satu harga di berbagai wilayah Indonesia pada 2024.
Arifin mengatakan, BBM satu harga ditujukan untuk masyarakat di wilayah pelosok, khususnya 3T (Tertinggal, Terluar, dan Terdepan).
"Kami targetkan 2024 ada 100 lokasi di program BBM Satu Harga. Kita terus upayakan agar BBM itu sama harganya di semua lokasi," ujat Arifin dalam kofrensi pers virtual dikutip, Selasa (16/1/2024).
Arifin mengatakan, pada 2023 tercatat 512 lokasi telah menjangkau atau bertambah 89 jika dibandingkan dengan 2022.
Baca Juga: BBM Satu Harga, Komitmen Pertamina Hadirkan Pemerataan Energi di Indonesia
Selain itu, Arifin menyebut bahwa porsi pemanfaatan gas domestik di tahun 2023 adalah sebesar 68,2%, jauh lebih besar dibandingkan porsi ekspor.
"Kebutuhan domestik sendiri banyak diserap oleh industri, yaitu 1.515,8 billion british thermal unit per day (BBTUD). Total realisasi penyaluran gas bumi di 2023 sebesar 3.745 BBTUD," ucapnya.
Sedangkan, di sisi hulu, realisasi lifting minyak bumi mencapai 605,5 million barrels of oil per day (mbopd) dan lifting gas 960 million barrels of oil equivalent per day (mboepd).
Optimalisasi lifting migas terus dilakukan sehingga decline minyak bumi berkurang menjadi hanya 1,2% pada tahun 2023 (rata-rata 3-4%), sementara lifting gas meningkat 2,2%. "Kami minta program-program peningkatan lifting migas sudah ada di kuartal I 2024," tegas Arifin.
Baca Juga: Pertamina Harap BBM Satu Harga Jadi Penggerak Ekonomi Domestik
Sepajang tahun 2023, industri hulu migas Indonesia turut mencatatkan sejarah baru dengan adanya penemuan besar atau giant discovery potensi gas bumi, diantaranya Layaran-1 Blok South Andaman dan Geng North-1 Blok North Ganal. Penemuan gas bumi ini sekaligus membantu pencapaian target tahun 2024, yaitu lifting minyak 635 mbopd dan lifting gas sebesar 1.033 mboepd.
"Kita harus membangun infrastruktur untuk mengakomodasi tambahan pasokan gas hasil produksi baru," ungkapnya.
Lanjutnya, dalam rangka meningkatkan daya saing industri nasional, terobosan dilakukan melalui sejumlah pembangunan infrastruktur migas, yaitu Cirebon - Semarang hingga Tangguh Train 3 dengan penetapan toll fee yang lebih rendah untuk harga yang lebih terjangkau.
Proyek Tangguh Train 3 ini dibangun dengan investasi sebesar USD 4,83 miliar atau setara Rp72,45 trilliun rupiah. Dengan beroperasinya Tangguh Train 3, total produksi Tangguh LNG menjadi 11,4 juta ton per tahun atau sekitar 35% produksi nasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Annisa Nurfitri